Assalamu'alaikum....
Wiidiiihhhh....Dah jam berapa nih???
Wiidiiihhhh....Dah jam berapa nih???
jam 1 malem.......
Mata ini sebenarnya
sudah ingin mengatup, tapi apa daya, kekasih titipan kampus (tugas...) minta
ditemenin sampe pagi....."Tapi kok sempet ngeblog?"....
Ya bisa lah, kan
kekasihnya lagi ke toilet (maksa banget alasannya).
Oh iya, ngomongin
tentang malem, saya jadi keingat ama pagi (lho kok?), abis malem kan pagi.
Saya pernah ngalamin
kejadian yang menurut saya merupakan
pengalaman yang
mengesalkan dan menyesalkan...
Jadi, ketika pagi mau
berangkat kuliah, saya nggak seperti hari-hari biasanya saat berangkat, biasnya
kalo saya akan berangkat kuliah, saya pake motor. Namun, berhubung pagi itu
motornya nggak bisa dipake, (emang kalo pake motor gimana sih? apa kulit harus
di silet-silet dulu trus knalpot motornya ditempelin ke luka sayatan? ato
rantainya yang ditempelin?) itu sih 'make' dalam bahasa yang lebih khusus.
Balik ke motor yang nggak bisa dipake...! Jadi saya berangkatnya dengan
menumpang pada kendaraan umum yang orang gagu nyebutnya BIS KOTA...(orang
gagu???)
Tunggu punya tunggu
ternyata bis kotanya lama banget datangnya. Dengan suasana pagi yang
mendinginkan dan mengerutkan. Mengerutkan perut maksudnya. Jadilah pada pagi
itu saya lapar. Saya lihat ke kiri...ehh ada PEVITA PIERCE...ngarep...(nggak
mungkin lah!) yang ada malah penjual roti.
Ya sudah, saya beli saja
roti itu sebagai pengganjal perut. Roti yang saya pilih merupakan roti isi band cokelat sebungkus dengan ukuran
segenggam tangan isi enam.
Lalu, saya kembali ke
tempat duduk saya di halte tadi. Untuk ngilangin sedikit kebosanan, saya ambil
bom dari dalam tas trus saya bom sekeliling saya. (hemhh..lebay..) Saya ambil
buku dari dalem tas trus saya baca. (iyalah, masa' dimakan). Di sebelah saya
duduk, ternyata ada anak kecil, item, keringetan (hayo apa?) nggak keringetan
kok, cuma kecil item doang. Tapi saya hanya merhatiin sebentar saja, ntah dia
anak siapa. Dalam keasyikan saya membaca buku, saya ngeliat anak itu dengan
beraninya ngambil roti isi cokelat saya tadi sepotong yang berada di antara
kami. Saya mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan. Saya tetap
membaca, mengunyah roti dan melihat jam. Sementara si Pencuri Roti yang
pemberani tadi menghabiskan persediaan roti itu. Saya semakin kesal sementara
menit-menit berlalu.
Saya sempat berpikir
"Kalau saya bukan orang baik, sudah saya tonjok dia!". Setiap saya
mengambil satu kue, anak itu juga mengambil satu. Saya langsung berharap,
semoga di sebelah saya muncul badak (????) saya mau masukin nih anak ke dalam
perut badak gitu lho.
Ketika hanya satu roti
tersisa, saya bertanya-tanya apa yang akan dilakukan anak ini. Dengan senyum
tawa di wajahnya dan tawa gugup, Si anak kecil itu mengambil kue terakhir dan
membaginya dua, lalu menawarkan separo miliknya, sementara ia makan yang
separonya lagi.
Saya pun mengambil roti
itu dan berpikir, ‘Ya ampun anak ini berani sekali, dan ia juga kasar, malah ia
tidak kelihatan berterima kasih’.
Belum pernah rasanya
saya sekesal ini. Setelah melihat bis kota sudah datang, saya menghela nafas
trus berdiri dan langsung masuk ke dalam bis tanpa sedikit pun menoleh pada
"Pencuri yang tak tau berterima kasih" tadi. Bis pun berjalan.
Dalam bis, saya langsung
membuka tas, bermaksud menyimpan buku yang saya baca tadi. Saat saya merogoh
tas, saya terkejut tingkat ledakan bom Hiroshima. Ternyata dalam tas saya
terdapat roti cokelat yang saya beli tadi. Haaaaaahhhhhhh?????
'Kok roti yang saya
beli ada di sini?' erang saya dengan patah hati. Jadi roti tadi adalah
miliknya dan ia mencoba berbagi. Terlambat untuk minta maaf, saya tersandar
sedih. Ternyata sesungguhnya sayalah yang kasar, tak tahu terima kasih dan
sayalah pencuri roti itu.
Dari pengalaman itu,
saya belajar satu hal, Kita sering berprasangka dan melihat orang lain
dengan kacamata kita sendiri/subjektif serta tak jarang kita berprasangka buruk
terhadapnya.
Orang lainlah yang
selalu salah,
Orang lainlah yang patut
disingkirkan,
Orang lainlah yang tak
tahu diri,
Orang lainlah yang
berdosa,
Orang lainlah yang
selalu bikin masalah,
Orang lainlah yang
pantas diberi pelajaran.
Padahal…..???
Kita sendiri yang
mencuri roti tadi (kita??? elo aja kali, gue nggak), padahal kita sendiri yang
tidak tahu malu. Kita sering mempengaruhi, mengomentari, mencemooh pendapat,
penilaian atau gagasan orang lain sementara sebetulnya kita tidak tahu betul
permasalahannya.
Jadi jangan main asal
nyalahkan orang saja!!!! *iya..*
Tidur dulu ah, ngantuk.... eh iya, tugasnyaaaaaa...!!!!
NB: Anak baik yang udah
ngebagi saya roti, terima kasih ya...sekalian juga maafin sikap saya kala itu
ya......
0 Comments:
--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~