Assalamu’alaikum.......
Malem ini malem sabtu (ya iya lah...)
Kalo malem-malem begini, biasanya para orangtua tuh suka nasehatin anaknya,
“Nak, kamu jangan begini ya !”
“Nak, kamu jangan begitu ya !”
Ketika ada anaknya yang protes dengan nasihat tersebut, sang ibu biasanya bilang,
“Itu demi kamu juga, demi masa depanmu, demi kebahagiaanmu.”
Dan pada kenyataannya hal tersebut memanglah demikian. Sang ibu memang menginginkan anaknya bahagia sehingga dia selalu mewanti-wanti dan melakukan apapun yang bisa dilakukannya.
Kalo kita tanyakan pada ibu atau ayah yang seharian giat bekerja apa yang mendasari kegigihannya bekerja tersebut, biasanya mereka menjawab,
“ Asal kamu bisa bahagia, ibu ga apa-apa hidup begini.”
Namun di sisi lain, bila kita juga menanyakan pada seorang anak yang giat bekerja dan belajar seharian, dia akan menjawab,
“Demi membahagiakan orang tuaku, ga apa-apa aku bekerja dan belajar mati-matian.”
Sang orang tua ingin anaknya bahagia namun dirinya rela menderita. Sang anak ingin membahagiakan orang tuanya dan dirinya pun siap menderita. Dan akhirnya mereka pun menderita demi membahagiakan. Ingin memberi kebahagiaan walau menderita. Penderitaan yang dirasakan sebagai kebahagiaan.
Hidup memang aneh, bahagia dan menderita ternyata saling berkaitan. Namun, yang lebih aneh lagi, dengan adanya rasa saling ingin membahagiakan, penderitaan malah jadi kenikmatan. Jadi keinget ama temen ane, mereka ngakunya pacaran, keduanya ber-azam selalu berusaha membahagiakan. Namun, suatu ketika keduanya malah saling menagih,
“Kenapa kamu ga pernah ngertiin aku?”
“Kenapa selalu aku yang harus ngalah?”
“Aku udah banyak berkorban demi kamu, kenapa kamu ga pernah berkorban demi aku?”
(Mungkin belom idul adha kali mbak) dan banyak kenapa kenapa yang lainnya. Padahal kalo kita lihat dari kasih orang tua dan balas budi sang anak, membahagiakan itu memiliki syarat ikhlas dan tanpa egoisme. Jadi jika ingin membahagiakan, yaaaaa....harus siap jika orang lain ga ngebalesnya, karena membahagiakan objeknya adalah orang lain sedangkan kebahagiaan untuk diri sendiri adalah kebahagiaan orang tersebut.
Setidaknya begitulah cara membahagiakan yang diturunkan dan diajarkan secara langsung oleh orang tua kita.
Love your Parents...and love everythings they‘re teaching
(bener ga sih kosa katanya???? Yang bilang salah berarti tau maksud sebenarnya, yaaaaa maksud ane yang benar itu..hehehehe.)
0 Comments:
--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~