Di malam Juli yang hujan itu
Dengan hembusan bayu yang menderu
Kau tahan semua sakit yang menggerutu
Hanya untuk satu tujuan... A.K.U.
Mataku terpejam saat pertama
Tiada kecantikan yang menampakkan rupa
Hanya kehangatan raga yang kurasa
Mempesona
Mungkinkah aku buta?
Tidak...tidak....tidak...
Aku tidak buta
Aku terlahir sempurna
Hanya saja Allah punya rencana
Agar sejak pertama aku tidak memandang rupa
Namun kemurnian CINTA
Tawanya beralaskan pada senyumku
Derai air matanya mengalir karena tangisku
Surgaku berada di telapak kakinya
Jiwa ragaku dari buaian teremban di pundaknya
Yang selalu berharap yang terbaik untuk anaknya
Yang penuh derai air mata jika menatapku sedih dan dihina
Ibu...
Jika memang dengan aku menjelma angin
Lantas kau dapat merasakan kesejukan
Akan kulakukan itu untukmu
Aku tak tahu akan seberapa berharganya hidup
Jika tanpamu
Karena yang kutahu, kau yang mampu
Membuat cinta ini semakin mendayu deru
Di kala kusebutkan namamu
Tampak olehku senyuman yang manis
Senyuman yang kuharap tak pernah pudar
Walau Sang Izrail membuat debar
Ibu....
Laksana surya
Kau menerangi surya
Laksana embun
Kau menyejukkan hati
Kini aku semakin jauh
Pergi dengan sungguh membantai musuh
Meski semua harus lusuh
Namun kuharap kasihmu tak pernah keruh
Sayapku mulai tumbuh
Aku ingin terbang jauh
Laksana gemuruh di waktu subuh
Yang terasa semakin menjauh
Semakin jauh...jauh...
Namun, yakinlah
Di pangkuanmu nanti
Aku tetap akan berlabuh
Dengan senyuman pasti, aku kembali
Membawa mimpi
Agar kau juga menikmati
Mimpi itu bukan suatu keangkuhan
Yang menjadikan diri lupa pada bumi
Tapi....mimpi ini hanya cerminan hati
Yang telah kau rasuki dengan cinta suci
Murni
Aku kembali dengan pena penuh arti
Untuk engkau yang selalu menghias hati
Yang selalu membangkitkan semangat diri
Dan menjadi tujuan mimpi
Jangan tanyakan, "Pena apa ini?"
Karena tintanya sudah tiada lagi
Telah kugunakan untuk menggores namamu di langit
Dan di bumi
Bahkan di seluruh sudut mimpi
Di malam yang juga hujan ini
Hujan yang mengingatkan cintamu pertama kali
Aku membuat perjanjian hati
Bahwasanya cintaku padamu akan abadi
Di bumi dan di surga nanti
Semoga Allah menghendaki
****
Bunda senyumanmu perteguh mimpi-mimpiku
ayah suaramu pertegas perjuanganku
anakmu bertarung menaklukkan waktu
mengejar cita-citaku
ayah suaramu pertegas perjuanganku
anakmu bertarung menaklukkan waktu
mengejar cita-citaku
Jangan menangis bunda tercinta
anakmu baik di sini
tak perlu khawatir ayahku sayang
doakan aku di sini
anakmu baik di sini
tak perlu khawatir ayahku sayang
doakan aku di sini
ku akan melakukan yang terbaik
semoga bahagia menantiku di ujung waktu
semoga bahagia menantiku di ujung waktu
(lirik Lyla - Baik di sini)
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah
Seperti udara kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas . . . . . . . . . . . .
Ibu . . . . . . . . . . . . ibu . . . . . . . . . . . .
Ingin kudekap dan menangis dipangkuanmu
Sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu
Lalu do'a-do'a baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas . . . . . . . . . . . . . . .
Ibu . . . . . . . . . . . .ibu . . . . . . . . . . . .
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah
Seperti udara kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas . . . . . . . . . . . .
Ibu . . . . . . . . . . . . ibu . . . . . . . . . . . .
Ingin kudekap dan menangis dipangkuanmu
Sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu
Lalu do'a-do'a baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas . . . . . . . . . . . . . . .
Ibu . . . . . . . . . . . .ibu . . . . . . . . . . . .
(Lirik Iwan Fals - Ibu)
0 Comments:
--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~