Sudah beberapa kali saia melihatnya. Pertama, saat saia mencari sebuah buku terbaru karya Habiburrahman El-Shirazy. Sudah beberapa toko buku yang saia datangi, namun buku itu belum tersedia. Toko buku keempat, toko buku 'Medusa' adalah salah satu toko buku yang saia kunjungi, namun tetap saja buku itu tidak ada. Tapi, di toko buku tersebut saia melihatnya untuk pertama kali. "Cari buku apa bang?" tanyanya ramah dan dengan senyuman.
"Buku "....." karya Habiburrahman ada ga?"
sambil melihat daftar buku dan susunan buku di rak buku toko tersebut, dia berkata,
"Kayaknya ga ada bang, ada cari buku yang lain?"
Begitulah perjumpaanku yang pertama dengannya, pertemuan yang tidak saia anggap apa-apa.
Kedua, saia berjumpa lagi dengannya di toko yang sama namun kali itu bukan untuk mencari sebuah buku, melainkan sebuh laptop yang memang saat itu saia butuhkan.
"Oh, type yang ini...ada bang, stocknya tinggal satu, mau lihat-lihat barangnya?" tanyanya.
"Iya." jawabku mengangguk pelan.
Selama melihat-lihat, sesekali saia dan teman saia bertanya sedikit tentang spesifikasi laptop tersebut yang dijawabnya dengan ramah dan penuh senyum, seperti pertama kali saia berjumpa. Setelah pulang dari toko tersebut, teman saia berkomentar tentang dia," Cantik ya dia?"
Saat itu saia baru berfikir, mungkin benar kata teman saia. Dia ....
Ketiga kalinya, saia tidak berjumpa melainkan menjumpai. Menjumpai, artinya saia hanya melihatnya saja, tanpa dia melihat saia. Yah, karena saia hanya sekadar lewat di depan toko tempat dia bekerja.
Kemarin saat saia dan teman saia sedang mencari isolasi kertas untuk bahan tugas kami, kami pergi ke toko buku itu lagi. Dan saat itu, dia bertugas sebagai kasir.
"Ciettttt....." bunyi pintu terbuka. (#ga penting
"(saia dan teman saia celingak celinguk memandang etalase)"
"Cari uang jatuh kah bang?" tanyanya.
Pertanyaan yang tak lazim, biasanya, karyawan toko akan bertanya "cari apa?", tapi malah ditanya seperti itu, seperti pertanyaan gurauan kepada seorang yang telah dianggap akrab. Entah apa memang dia masih mengingat kami atau itu hanya kebiasaannya saja kepada setiap pengunjung. Saia tidak tau.
"Ada isolasi kertas?"tanya teman saia.
"Yang besar atau yang kecil bang"(sambil mencari-cari isolasi tersebut.
"Cari apa mbak? cari uang jatuh kah?" tanyaku, mencoba mengimbangi pertanyaannya di awal.
sambil mencari dan membayar harga isolasi tersebut, kami sedikit berbincang. Perbincangan dengan nada akrab walau sebenarnya kami tidak saling mengenal satu sama lain. Bahkan namanya pun saia tidak tau.
Setelah pulang ada perasaan yang menyenangkan saat berbicara dengannya. Entah rasa apa itu, rasa strawberry bukan, anggur bukan, coklat juga bukan. Saat sampai rumah kami melanjutkan tugas kami. Dan, saat selesai, saia kembali memikirkan penjaga toko tadi.
"Siapa namanya?" pertanyaan saia dalam hati. Gundah, gelisah, gulana (#Ga segitunya kali....
Yah, memang ga sampe segitunya, tapi rasa ingin tau siapa dia membuat pikiran ini gelisah.
(#tuh kan sampe salah, seharusnya kan perasaan yang gelisah
Berfikir, berfikir dan berfikir bagaimana saia bisa tau namanya. 'Pergi ke toko itu lagi dan menanyakan namanya', saia tidak yakin berani menanyakan namanya. Saia kembali berfikir. Sambil mengemaskan bahan-bahan tugas tadi saia terus berfikir tentangnya. Dan tanpa sengaja saia melihat notebond dari sebuah toko bangunan tempat teman saia membeli cat. Di notebond tersebut tertulis nama penjaga kasir, daftar barang dan harga. Di list nama penjaga kasirnya tertulis 'Ani'.
Layaknya seorang detektif, saia langsung berfikir ke belakang. "Dia kan tadi sebagai kasir?" "Jangan-jangan?" dan selintas kilatan melintas di pikiran saia sperti saat detektif Conan memecahkan suatu masalah. (# Chuiiingggggzzzzzz.....
Dengan semangat yang memburu saia mencari notebond tersebut. (#bener ga sih tulisannya 'notebond'?
Di setiap kantong plastik yang di dapat dari setiap toko yang kami datangi telah saia bongkar semua, namun notebond tersebut tidak ada. Di setiap lembar buku tumpukan notebond saia periksa, namun notebond dari toko buku tersebut tetap tidak ketemu. Saia kembali gelisah. Jika di setiap tempat tidak ada, lalu ada dimana?
"Woooiiii... sampah sisa kalian buat tugas sudah dibuang belom?" teriak tante dari lantai bawah. Seketika saia memburu tempat sampah tersebut, membongkarnya, mencabik-cabiknya*yang ini ga*, dan, akhirnya ketemu.
Dengan senyum yang melebar di muka saia, saia membaca notebond tersebut. Rita. Dan saia pun langsung pergi mandi. *haahhh*. Ya iyalah, kan sudah mulai malam, lagian sudah adzan maghrib.
Malamnya, saia membuka situs jejaring sosial dengan maksud mencari namanya di facebook. Saia search 'R.I.T.A'. Dan muncullah belasan nama dengan foto dan asal yang berbeda. Kalau seperti ini kapan ketemunya. (#glek
Untungnya ada search yang lebih spesifik, location. Saia tuliskan 'Pontianak'. Dan kembali muncul belasan foto dan nama, namun dia tidak ada. 'More result' namun tetap tidak ada. Beberapa kali saia coba tetap tidak ada. Sempat saia terfikir, 'Apa dia 4L4Y?' yang menggunakan nama yang aneh aneh, cayyank cellalu, muach muach, loph luph smash atau apalah. Saia merasa ini sia-sia.
Dalam perasaan yang hampir putus asa, saia mengingat seorang karyawan lagi yang bekerja di toko buku 'Medusa' itu. Namanya unik dan jarang dipakai orang umum pada umumnya. *nah lho*
Yoko.
Saia search yoko. Dan... ada, Yoko bekerja di toko buku Medusa, dan di beberapa foto album Yoko saia menemukan sebuah username yang mungkin saia cari. 'Rita Nih'. Dan memang itu dia. Akhirnya.....
Tombol "add friend" langsung saia tekan, dengan harapan saia bisa menjadi temannya. Teman untuk berbagi cerita. Berbagi rasa. Suka maupun duka. Namun itu hanya sebuah harapan.......
(Begitulah Aku Menemukanmu!)
0 Comments:
--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~