Setelah sebulan terakhir lukah (pukat) yang aku pasang tidak memberikan hasil, malam ini aku panen besar. Dengan senyum tersungging aku membayangkan wajah semringah ibu menyambut hasil hari ini. Kami tidak akan kelaparan dan bertengkar lagi. Terutama, aku tidak akan bertengkar dengan penduduk kampung yang ikannya aku curi.
Danau Gunung Tujuh tempat aku memasang lukah, kalau malam terkenal angker. Sudah beberapa hari ini sering ditemukan korban dengan bekas luka cakaran binatang.
“Makhluk jadi-jadian itu harus kita musnahkan!”
“Apa makhluk jadi-jadian ini juga merupakan pengikut Lbei Sakti?”
“Tidak mungkin, Lbei Sakti selalu menjaga kejernihan air danau untuk kita.”
“Jadi siapa makhluk itu? Dan apa tujuannya sampai mengambil jantung korban?”
Ah, itu penduduk sedang berkumpul di rumah pak RT, pasti malam ini ditemukan korban lagi. Tak mau peduli dengan urusan makhluk tersebut, aku langsung menuju larik (rumah).
“Anwar, ibu kamu War! Ibu kamu,” teriak tetanggaku.
“Kenapa dengan ibu?”
“Dia meninggal, tubuhnya terkoyak. Jantungnya pun tidak ada, sekarang sedang dikremasi penduduk di rumah pak RT.”
Aku bergegas ke rumah pak RT. Dalam perjalanan, semua ingatanku sore tadi tentang pertengkaranku dengan ibu karena tidak ada makanan, kembali membayang.
“Aku belum minta maaf. Ibu....”
Bruukkk...
Aku tersandung lalu terjatuh. Sama seperti saat aku berlari meninggalkan ibu di larik saat menuju danau. Saat aku bangkit, muncul di depanku pria tua dengan jubah hitamnya. Iya, pria yang sama, yang aku temui di danau, yang memberitahukan cara menangkap banyak ikan.
“Anwar, kalo kamu memang mau dapat ikan yang banyak, aku akan menghilangkan kesadaranmu dan memberimu kekuatan. Sekarang, ambillah jantung orang yang kau ajak bertengkar terakhir kali sebagai umpan lukah!”
“Diikutsertakan dalam Flash Fiction Pipet. Setting tempat: Kerinci”
nice fiksi :D
BalasHapusnice comment \:D/
Hapusgile. nggak nyangka gua ternyata endingnya gitu. parah amat ya. mungkin karena di alam bawah sadar. keren haw
BalasHapusMisteri memang selalu diiringi hal yg tak terduga... ga tau juga sih, ngambil jantung orang itu keren apa enggak... :p
Hapusbener bener flash yg memukau *prok prok*
BalasHapusmau dibantu??
Hapusjadi ikannya yang nantinya makan jantung-jantung para korbannya ? *mata berbeling-beling
BalasHapus*Itu mata apa kuda lumping?*
Hapus...dan ikan-ikannya dimakan oleh penduduk yg lain.
Ternyata angkernya gitu, dibuat gak sadar biar ambil jantung orang....
BalasHapushati-hati... sekarang jg banyak yg begitu, diam-diam jantung kita diambil... kemudian dicampakkan... PHP doang *tentang apa ini*
HapusUntuk lomba, ya? Good luck, ya :)
BalasHapusIya, terima kasih
HapusAhhh gila, parah banget jantung ibunya sendiri :O
BalasHapusKalo ngambil jantung kamu, entar dikira modus :p
HapusMisi bang mau kasih tau kalo ada award buat kamu liat di blog saya atau disini
BalasHapushttp://www.andherlyanrw.com/2014/05/the-liebster-award.html jangan dihapus yaaa
widiw... terima kasih... ga diapus kok... pemberian itu kan banyak mengandung arti... #apasih
Hapussukses kompetisinya bro. wah udah banyak ternyata yg ngasih Award.. ini aku juga mau ngasih tau kalau kamu dapet award dari aku... --> http://bloggustian.blogspot.com/2014/05/the-liebster-award.html :)
BalasHapusIya, terima kasih bang Cadel.
Hapuswidiw... award lagi... :)
Jadi, yang ambil jantungnya ibunya sendiri itu anwar sendiri? :O
BalasHapusIya, demi memberikan ikan pada ibunya... #anehkan
HapusBaru baca. Lumyan buat merinding :(
BalasHapuswiw...selamat menikmati kemerindingan, #kayaknya
Hapuspenyesalan selalu datang terlambat. kita mendapatkan banyak hal positif dari cerita ini.
BalasHapusGoodlauck ya..
terima kasih pak guru.
Hapussemoga bisa memberi arti... terserah deh dalam artian apaan. :D
Beuh, kata-kata tubuh terkoyak buat gw mau muntah, hahaha.. Kebiasaan nih gara-gara menghayati tulisan suka gini gw,, :D
BalasHapusdan cara mas Feby menghayati seperti itulah yang gue ingin dapetin.... biar gue bisa dapet feelnya di tiap tulisan \:D/
Hapus