Assalamu’alaikum...
Di dalam bentukan arsitektur terdapat unsur yang membentuknya. Unsur-unsur tersebut saling berhubungan, mengeliminasi, menambahkan bahkan saling memotong, sehingga bisa tercipta bentukan baru yang berestetika. Tapi sebelum menjadi sebuah bentuk, tentu ada unsur yang melakukan koalisi. Mereka berkelompok, saling membangun, berhubungan dan jadilah suatu bentukan.
Di dalam dunia arsitektur—biar keren aja—dikenal beberapa unsur pembentuk, yaitu titik, garis, bidang dan ruang. Unsur tersebut saling terikat dan merupakan hasil dari unsur terkecil. Singkatnya begini: Titik >> Garis >> Bidang >> Ruang.
Titik akan membentuk garis, garis akan membentuk bidang, dan bidang akan menjadikan ruang. Jadi alurnya maju dan ga muter-muter di unsur yang sama, apalagi sampai balikan lagi. Ini kan arsitektur, bukan pacaran yang bisa kembali ke orang yang sama: Jadian >> Putus >> Jadian >> Putus >> Jadian. Dasar suka memutarbalikkan mantan.
Titik
Secara harfiah, titik adalah noktah. *facepalm*. Titik merupakan awal dan akhir dari segala hal, sifatnya statis dan tidak memiliki dimensi. Di dunia arsitektur, penggunaan titik biasanya diterapkan pada sketsa dengan arsiran pointilis serta digunakan dalam penggambaran tiang atau tugu dalam denah. Untuk membuat bentuk, titik-titik ini harus berhubungan atau berkelompok, karena titik adalah unsur sosial yang tidak bisa hidup tanpa titik yang lain.
Misalnya kamu punya rasa suka sama seseorang, berarti dalam perasaan kamu sudah terdapat titik, agar titik itu bisa bermanfaat nantinya, maka kamu harus menemukan titik pada orang tersebut sehingga membentuk garis yang saling berhubungan. Tapi jangan sampai salah memilih titik, karena akibatnya bisa fatal. Titik yang ada pada kamu merupakan titik perasaan, tapi kamu menuju titik harta pada orang tersebut. Hati kamu bisa diperjualbelikan. Sama halnya kalo kamu menuju titik muka, kalo sekadar menggunakan titik perasaan, kamu cuma bakal jadi hinaan.
Untuk mengantisipasi terjadinya bentuk hinaan, kamu harus menghubungkan titik pada diri kamu dulu. Titik perasaan dengan titik logika, dengan titik muka, dengan titik moral, baru deh sesuaikan dengan titik target. Kalo titik yang kamu miliki bisa berhubungan, berarti cocok. Kalo nggak, mending cari target lain. Masa kamu yang pintar, nyarinya yang cuma modal tampang. Masa kamu yang bermoral dan menjaga kesucian, nyarinya yang penuh kebejatan. Carilah yang memiliki titik yang sesuai, meski tidak sama, tapi jika sesuai, akan menciptakan garis melodi indah yang berkesinambungan.
Garis
Garis tercipta dari dua—atau lebih—titik yang berhubungan. Secara konseptual, garis memiliki arah, dimensi dan panjang, tapi tidak memilki lebar dan tinggi. Dalam arsitektur, garis merupakan unsur penting dalam pembentukan setiap konstruksi visual. Garis secara visual mampu menunjukkan arah, pergerakan dan pertumbuhan. Dalam skala bangunan, garis bisa mendukung dan mengelilingi elemen visual serta dapat menegaskan sifat-sifat permukaan bidang.
Garis seringkali menjadi tahap awal seorang arsitek dalam mengonsep karyanya. Tarikan garis pada kertas yang kadang hanya terlihat abstrak, bisa menjadi pemicu karya yang luar biasa. Dalam sketsa, penarikan garis selalu memiliki arti, tidak ada garis yang muncul tanpa alasan. Bahkan untuk sekadar arsir sekali pun.
Dalam dunia perpacaran, garis itu menunjukkan hubungan yang berkaitan. Meski ada yang putus-putus dan nyambung-nyambung, tapi tetap saja menjadi kesatuan. Orang yang putus itu bukan karena sudah tidak cocok, tapi karena takdir, ya, garis takdir. Dalam bahasa arsitektur, garis putus memilki dua arti: di atasnya, jika garisnya tebal. Atau di balik/di bawahnya kalo garisnya tipis, dan tidak pernah ada yang selevel. Berarti kalo kamu putus, bisa jadi kerena kamu jadi lebih baik di depannya (kan ga ada yang mau pacaran ama orang yang lebih baik, itu).
Garis juga menjadi awal kepanikan atau awal kebahagiaan, terutama kalo garisnya dua. *mikir ke alat uji*
Tapi bagaimana pun takdir menggarisi hidup kalian, suatu saat kalian tetap akan bertemu dengan garis yang lain sehingga membentuk sebuah bidang. Ya, bidang yang bisa menjadi peneduh, atau menjadi pijakan.
Bidang
Bidang merupakan garis yang semua titiknya saling berhubungan. Sebuah bidang memiliki dimensi (2D), panjang dan lebar, orientasi dan permukaan, tanpa memiliki tinggi. Dalam dunia arsitektur, bidang merupakan area atau luasan yang bisa menjadi awal pembagian fungsi. Seperti bidang alas, bidang sisi dan bidang atas (atap). Masing-masing bidang memiliki fungsinya sendiri serta memiliki wujud, warna, tekstur dan ukuran sesuai kebutuhan.
Sifat suatu bidang dan hubungannya dengan bidang lain, akan menentukan ciri-ciri dan visual suatu bentuk ruang. Misalnya bidang alas (lantai) yang tidak memiliki bidang sisi (dinding) tapi memiliki bidang atas (atap), bisa divisualisasikan sebagai ciri-ciri koridor atau pendopo.
Dalam membentuk ruang, suatu bidang tidak diharuskan memiliki bentuk yang sama, karena yang terpenting adalah kesesuaian fungsi, kekuatan dan estetika bentuk yang diharapkan. Alasnya lingkaran, dindingnya persegi dan atapnya segitiga, ga masalah, asal faktor estetika, fungsi dan kekuatan bisa dicapai.
Nah, bagi yang pacaran, amalkan juga tuh, mau bidang apapun, teknik, seni, pendidikan, ekonomi, dokter, kalo udah klop dan merasa berguna bersamanya, serta sudah memastikan kekuatan hubungan, jangan mempermasalahkan lagi dia siapa. Kekuatan hubungan itu maksudnya, titik-titik pada diri kamu sudah sesuai dengan titik-titik pada dirinya. Hal itulah yang bakal menjadi pondasi hubungan. Kalo pondasinya ga sesuai, ya wajar kalo bakal mudah roboh.
Dalam membangun ruang yang ideal, arsitek biasanya melakukan trim, penggabungan atau penambahan bentuk pada suatu bidang dengan bidang lain. Persegi yang dirasa terlalu kaku, sering disandingkan dengan lingkaran yang dinamis. Sama kayak kamu yang lagi menilai orang lain, kalo kamu melihat orang lain gagal dan salah pada suatu hal, coba lihat dia dari hal lain, dengan begitu kamu bakal melihat orang tersebut lebih ideal.
Sama juga kayak ngeliyat dompet orang yang bidang, jangan buru-buru mencari mangsa lain buat dicopet, coba ambil dulu, siapa tau isinya kartu persegi dengan nominal berlebih di ATM. *eeee, ini ga tau juga sih ngasih pesan buat siapa*
Ruang
Ruang merupakan kumpulan bidang yang saling berhubungan dan memilki batas serta volum. Dalam suatu ruangan, bisanya dibatasi oleh bidang lantai, bidang dinding dan bidang atap. Namun suatu ruang tidak diharuskan memiliki bidang yang tampak secara jelas. Kadang juga suatu ruang tidak memerlukan batasan bidang. Sebuah petak sawah/tanah sudah bisa dikatakan ruang karena memiliki batas garis yang mengelilinginya. Lapangan tenis yang tidak memiliki atap tetap bisa dikatakan ruang, karena memiliki batasan dinding di sekitarnya.
Dalam wujud 3 dimensi, ruang dibagi dua, ada solid dan ada void. Solid artinya ruang padat atau memiliki massa sedangkan void adalah ruang kosong. Untuk skala massa bentuk, solid itu seperti balok batako, sedangkan void seperti kotak makanan yang bisa diisi. Namun dalam skala site atau lansekap, solid merupakan bangunan (rumah), sedangkan void adalah lahan kosong (halaman).
Dalam diri manusia sering juga kita temui, dia ngaku hubungannya solid padahal hanya void belaka. Tubuhnya saja yang dimiliki, hati dan jiwanya kosong. Cuma pengen ga diejek jomblo aja.
Orang yang lagi pacaran juga membentuk ruang, ruang mereka berdua. Tapi yang paling disayangkan, mereka lupa bahwa dalam suatu ruang tetap ada batasnya. Makanya ada yang sampai kebablasan, menghina yang belum membentuk ruang, bahkan ada yang menentang aturan dan ajaran. Yang penting merasa nyaman dan tenang. Udah.
Hei bro, kalo hidup cuma dinilai mana yang enak diambil, sedangkan yang pahit dijauhi, para pasien bakal banyak yang mati. Kadang pahit (batas) itu susah diterima, tapi keseringan yang pahit malah membuat diri semakin baik. Mari mulai memilih yang baik untuk kita bersama, bukan hanya yang enak untuk kita sendiri. Karena esensi ruang adalah batasa-batas yang dibentuk agar kita bebas dengan cara yang baik. Bingung kan? Sama.
Sampai di sini saja, udah panjang kayaknya. Kalo ada benarnya segera amalkan, kalo ada salahnya mohon diingatkan. Baik ruang yang besar, bidang yang lebar, maupun garis yang panjang, semua bermula dari titik yang sangat kecil. Jangan malu menjadi kecil, karena yang kecil ditakdirkan berkembang dan semakin besar.
Gak ada bentuknya yang abstrak ya..
BalasHapusJadi ANJRITektur dan Arsitektur itu beda ?? :D
ini kan masih dasar-dasar, entar kalo udah makin jauh, materinya makin aneh.
Hapusarsitektur adalah teknik dan seni dalam merancang. Anjritektur merupakan arsitektur yang dibahas secara analogi berdasarkan hal-hal yang berbeda. gitu kayaknya.
yang kecil akan berkembang, oke makasih semangatnya :) :D
BalasHapusperasaan itu bukan kata penyemangat deh. takdir. dulu saya kecil, sekarang udah besar aja.
HapusMantap analoginya.. hehehe
BalasHapusmasa sih? padahal udah ditulis penuh anjrit begitu.
HapusJangan malu menjadi kecil, karena yang kecil ditakdirkan berkembang dan semakin besar. terus klo sudah besar bisakah berkembang lagi? apa terus layu dan mati?
BalasHapuslayu dan mati, itu memang takdir ketika menjadi besar. Tapi kita masih punya pilihan, menciptakan generasi kecil lainnya menjadi lebih besar, memapah yang kecil agar tidak tenggelam dalam keputusasaan dan mengabdikan diri agar tidak hanya besar melainkan juga terhormat. Ya tinggal pilih, melakukannya atau tidak peduli dan layu begitu saja.
Hapus"solid dan void" nyentuh banget gan :D
BalasHapus^ pernah ngerasain kayaknya
HapusArsitektur ternyata ada korelasinya dlm pacar berpacar ya (sama ilmu percopetan), hmm kayaknya harus banyak belajar dr bang haw
BalasHapusjangan dari gue, karena bisa jadi gue bukan pasiion kamu... #apaansih
Hapussemua itu memiliki korelasi, hanya orang-orang aneh aja yg bilang, ini bidangmu, itu bidangmu, kamu ga tahu ini, kamu ga tahu itu... memang ada yg ga sepenuhnya paham, tapi kan dia juga punya pengetahuan. Makanya, dari kecil belajarlah banyak hal, jangan terpaku pada yg disuka. gitu kayaknya.