Media sosial sekarang sudah menjadi kebutuhan. Baik yang butuh pencitraan maupun butuh pasangan. Untuk itu, media sosial harus disetting sedemikian rupa agar tujuan yang dimaksudkan bisa tercapai.
Setting yang dimaksud seperti pencantuman identitas yang di antaranya meliputi nama pengguna dan profil picture/avatar. Dari itu, banyak pengguna media sosial yang memanfaatkan kesempatan tersebut dengan baik. Seperti menggunakan nama yang terdengar keren dan memasang ava yang kece banget.
Nah, pernah nggak kalian melihat ava di media sosial dengan gambar separuh wajah?
Mengapa dia memasang ava yang seperti itu? Apa tujuannya?
Pertanyaan tersebut pasti pernah melintas di pikiran kalian. Menuju akun ini, avanya separuh wajah. Menuju akun itu, avanya separuh wajah. Menuju akun tante Dolly, avanya separuh harga. "Lagi diskon tuh."
Saat pertama kali melihat orang yang memasang ava tersebut, saya juga merasa aneh. Karena pada dasarnya sebuah ava dipasang dengan maksud agar orang lain dapat mengenali kita. Trus kenapa yang dipasang cuma separuh wajah? sedang digadai kali ya? Kan banyak sekarang tuh yang wajahnya sok jual mahal. Lumayan kan bisa jadi duit.
Kalo dilihat dari jenis kelaminnya, pengguna yang menggunakan ava separuh wajah kebanyakan perempuan. KEBANYAKAN. Bukan berarti yang laki nggak begitu ya. Untuk itu, pembahasannya kita persempit lagi pake resik v daun sirih, dengan menekankan ‘mengapa perempuan memasang ava separuh wajah?’ #okesip
Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kepada pengguna, mereka kebanyakan menjawab secara filosofis, “Karena separuhnya lagi ada di separuh jiwaku.” #SAKAREPMU
Ada juga yang menjawab, "Biar misterius." Iya, misteriusnya itu bikin orang penasaran 'Kok avanya separuh sih?'. Balik lagi ke judul awal.
Namun setelah ditelusuri secara mendalam dan lebih tajam, alasan mereka memasang ava separuh wajah karena mereka ingin terlihat cantik. Ya, sesederhana itu.
Lalu apa hubungannya separuh wajah sebagai avatar media sosial dengan kecantikan?
Begini, dalam dunia penilaian terhadap kecakepan, terdapat standar tersendiri yang membuat perempuan bisa dikatakan cantik atau tidak. Penilaian standar tersebut berasal dari pandangan orang kebanyakan dan dipengaruhi variabel tertentu. Jika standar tersebut dituliskan dalam sebuah rumus, maka akan didapat,
Jika kecantikan minimal bernilai 1 dan maksimal bernilai 1,5 maka:
C: Faktor kecantikan, nilainya 1-100
L: Wajah yang terlihat, maksimal bernilai 100
Sehingga berlaku persamaan C : L ≥ 1 dan ≤ 1,5*
*Lebih kecil dari 1,5 karena kalo lebih, bisa jadi hanya tampak biji matanya doang
Contohnya begini, jika seorang perempuan dianggap factor kecantikannya 60 dan wajah terlihat secara keseluruhan. Maka kecantikannya:
C : L ≥ 1 dan ≤ 1,5 --> 60 : 100 = 0,6
Karena syarat untuk bisa dibilang cantik harus bernilai minimal 1, maka perempuan tersebut belum mencukupi untuk dibilang cantik. Nah, agar bisa dibilang cantik, dia harus meningkatkan factor kecantikannya atau menurunkan nilai wajahnya yang kelihatan.
Untuk menaikkan faktor kecantikan, dia harus melakukan operasi plastik. Mahal bo’. Bisa juga sih pakai alat bantu kamera 360 atau Photoshop. Sayangnya, sekarang sudah banyak pakar IT yang bisa membongkar keaslian foto. Kalo ketahuan dan dibeberkan di media sosial, malu banget jadinya.
Mending menurunkan nilai area wajah yang terlihat. Ya, tutupi sebagian wajah istilahnya. Jika nilai area wajah yang terlihat, dikecilkan, maka (Misal: wajah yang terlihat jadi setengah = 50):
C : L ≥ 1 dan ≤ 1,5--> 60 : 50 = 1,2 (Nilainya lebih dari satu; pantas dibilang cantik)
Jadi, sekarang tahukan kenapa perempuan memasang ava separuh wajah di media sosial?
Trus, kenapa ava saya di Twitter memakai gambar kartun? Oh, itu karena sudah tidak bisa tertolong lagi. Lebih baik begitu daripada bikin sepet mata. *mandi di pancuran air hujan yuk*
Tapi inget, jangan sesekali mengejek orang-orang yang melakukan hal tersebut, karena sejatinya mereka sedang berusaha untuk menyenangkan orang yang melihatnya. Lagian, bukankah yang menciptakan manusia itu Tuhan? Jadi pasti Tuhan sudah memiliki skenario terhadap makhluk ciptaanNya.
Dia menciptakan manusia cakep sebagai ujian. Apakah mereka akan bersyukur atau malah sombong, dan Dia juga menciptakan manusia yang dibilang jelek sebagai cobaan. Ya sebagai cobaan bagi yang cakep tadi. Sabar atau tidak melihat orang yang bikin sepet mata. *peace bro!*
wkwkwk, di jaman kegelapan gue juga sering masang ava separo
BalasHapus(((DI JAMAN KEGELAPAN)))
HapusIni tingkat lanjut penggunaan Camera360, karena nggak tertolong lagi.
BalasHapusIya. Kayaknya begitu deh. Gue ngalamin soalnya. :p
Hapusava blog ku juga separoh omhaw. padahal niatnya gak gitu sih. biar keliatan misterius aja gitu :P
BalasHapusIya, misterius. makanya orang jadi bertanya, "Kok avanya separuh sih?" =D
HapusItu ada yang kurang kayaknya dari rumus, kalau seandainya sang pemilik wajah punya keahlian di bidang Photoshop dkk. atau memiliki aplikasi Camera360 dkk. maka rumus tersebut akan dikali sesuai dengan seberapa lihai keahliannya memoles wajah :)
BalasHapusIya. Terima kasih koreksinya. Variabel tersebut memang memiliki pengarh, namun bagi orang yang mengerti IT bisa berakibat sebaliknya. Akibat yang ditimbulkan oleh kepalsuan itu sakit lho.
Hapusnyurvei dadakan, katanya biar keliatan misterius gitu :D
BalasHapusIyah, banyak yang bilang begitu.
Hapuskarena separuh aku kamu -_-
BalasHapus*Bantuin ngiringin nyanyi pake gendang*
Hapuslebih suka foto yg tampak samping atau belakang sekalian, biar kesan 'cool' nya dapet, ahaha...
BalasHapusIya, kalo saya sih suka tampak perspektif. @@,
Hapuswkwkw bodorrr ahhh! *pasang avatar belakang kepalaahh..
BalasHapusEntar jadi foto tampak benjol Mbak. :-d
Hapusbbhhhhaaa bisa jdo bisa jdi
BalasHapus