Assalamu’alaikum...
Siapa yang tidak senang jalan-jalan menikmati keindahan? Melangkah perlahan menikmati pemandangan dan sesekali mengucap kekaguman. Namun, bagaimana jika pada saat tersebut, sakit perut pengin BAB? Lirik kiri kanan tak ada tempat yang bisa digunakan.
“Udah. Ngantongi batu aja biar sakit perutnya ilang!”
Begitu biasanya saran dari teman. Beberapa yang mencoba, ada yang berhasil. Namun tak sedikit juga yang gagal dan mengorbankan celananya sebagai penampung sementara. Uniknya, saran tersebut berlaku dan dipercaya hampir di semua tempat di wilayah Indonesia.
Ada yang menganggapnya hanya mitos, namun ada juga yang menganggapnya sebagai suatu bentuk lain kekuatan, baik kekuatan manusia maupun kekuatan batu itu sendiri.
Ada yang menganggapnya hanya mitos, namun ada juga yang menganggapnya sebagai suatu bentuk lain kekuatan, baik kekuatan manusia maupun kekuatan batu itu sendiri.
Pertanyaannya, kenapa harus batu? Dan jika hal tersebut memang berhasil, bagaimana cara kerjanya? Kok, bisa batu mampu menahan dan menghilangkan sakit perut?
Saya yakin, selama ini kalian pasti menyimpan pertanyaan tersebut dalam pikiran dan membuat anggapan “ah, hanya mitos” untuk mengalihkannya. Namun, seberapa pun kalian mengalihkan, pertanyaan tersebut selalu datang.
Jika hingga akhir hayat tidak juga menemukan jawaban, berhati-hatilah, arwah kalian tidak akan tenang. Itu yang di film horor, bangkitnya bukan karena pengin balas dendam. Tapi karena pengin tahu hal yang sama.
Jika hingga akhir hayat tidak juga menemukan jawaban, berhati-hatilah, arwah kalian tidak akan tenang. Itu yang di film horor, bangkitnya bukan karena pengin balas dendam. Tapi karena pengin tahu hal yang sama.
“Kenapa batu ini mesti dikantongin?”
Fakta bahwa hampir semua tempat percaya akan hal tersebut, menunjukkan kalo mengantongi (di daerah lain mengenggam) batu sudah dipercaya sejak lama. Terutama saat jumlah manusia masih sedikit. Kemudian ‘pengetahuan’ tersebut diturunkan pada generasi selanjutnya dan selanjutnya.
Kenapa harus batu?
Setelah saya mencari referensi di berbagai media, rata-rata menjawab “cuma mitos”. Semoga yang menjawab seperti itu, nasibnya sama seperti yang di film horor tadi. Malem-malem keluyuran sambil bertanya, “Kenapa batu ini mesti dikantongin?”
Butuh waktu bertahun-tahun dan mendalami berbagai ilmu untuk mencari tahu kegunaan atau pengaruhnya. Saya belajar di sekolah hanya untuk menemukan jawaban dari hubungan batu dan sakit perut tersebut.
Hingga akhirnya saya bisa menyimpulkan, beberapa hal berikut merupakan alasan yang tepat sebagai jawaban ‘kenapa saat sakit perut disarankan mengantongi atau mengenggam batu?’
Hingga akhirnya saya bisa menyimpulkan, beberapa hal berikut merupakan alasan yang tepat sebagai jawaban ‘kenapa saat sakit perut disarankan mengantongi atau mengenggam batu?’
Sebagai pengalih pikiran
Sistem kerjanya sama seperti saat kita lapar tapi malah ngetwit. Laparnya tidak hilang, tapi karena perhatian dan pemikiran kita teralihkan ke komentar dan mention temen-temen di media sosial, secara tidak sadar kita sudah menghilangkan lapar. Padahal makan saja tidak.
Begitu pun saat sakit perut dan kita mengantongi batu, perhatian kita jadi tertuju pada batu tersebut.
“Kenapa batu ini mesti dikantongin?”
“Kenapa batu ini mesti dikantongin?”
“Kenapa batu ini mesti dikantongin?”
Karena fokus kita teralihkan ke batu tadi, secara tidak sadar kita telah melupakan rasa sakit perut tersebut.
Melatih kekuatan otak
Otak merupakan sumber kekuatan yang sangat dahsyat. Di film “Lucy”, pernah dikatakan bahwa kekuatan otak yang mencapai 100% bisa memberikan manusia kekuatan untuk memanipulasi dunia secara cepat. Hanya dengan kekuatan otak, semua yang ada di sekitar bisa dikendalikan.
Saat pertama kali mengantongi batu ketika sakit perut, mungkin kita hanya bisa menahannya beberapa menit saja. Namun, jika hal tersebut terus dilakukan, kekuatan otak dalam mengatur kerja sistem pencernaan semakin kuat.
Bahkan jika terus-menerus dilakukan dan kemampuan otak juga mengalami peningkatan (minimal 50%), suatu saat pasti kita bisa buang air besar di rumah, padahal tubuh kita ada di kelas. Jadi, pas jam pelajaran, kamu bisa dengan leluasa buang air besar. Baru mau keluar, ‘bendanya’ sudah teralihkan ke toilet rumah. Begitu luar biasanya kekuatan otak.
Melatih otot pencernaan
Pada sistem pencernaan tubuh manusia, di bagian anus, terdapat dua otot yang mengatur proses keluarnya kotoran. Pertama, otot sphincter internus (otot bagian dalam yang tidak dipengaruhi kehendak), bagian otot inilah yang sering melakukan rangsangan untuk mengeluarkan kotoran saat sakit perut. Kedua, otot sphincter eksternus (otot bagian luar yang dipengaruhi kehendak), otot inilah yang berfungsi untuk menahan keluarnya kotoran sesuai keinginan.
Bagian-bagian Anus |
Kalo kalian perhatikan, orang yang berotot besar di lengannya, bisa mengangkat beban yang sangat berat. Orang yang berotot besar di kaki dan perutnya, bisa menahan beban tekan yang sangat berat.
Dari itu, kalo ingin menahan beban mau BAB, otot sphincter eksternus tadi juga harus dibesarkan. Bikin anusnya lebih berotot.
Dari itu, kalo ingin menahan beban mau BAB, otot sphincter eksternus tadi juga harus dibesarkan. Bikin anusnya lebih berotot.
Nah, maksud dari mengantongi batu saat sakit perut, ya untuk itu. Biar seolah otot anusnya lagi barbelan pake batu. Namun, karena orang yang membesarkan otot lengan mesti barbelan pake tangan, saya anjurkan, batunya juga jangan dikantongi saja. Melainkan dijepit. Kan, sekalian buat menyumpal.
Namun, beberapa hal tersebut masih belum bisa memuaskan keheranan saya terhadap batu yang mesti dikantongin saat sakit perut. Sebab, dalam beberapa kali pecobaan, sakit perutnya masih tetap ada. Kekuatan otak juga nggak meningkat. Apalagi anus, gak berotot-berotot.
Untuk itu, saya kembali mencari referensi yang lebih tua perihal perintah mengambil batu dan hubungannya dengan sakit perut.
Lalu, akhirnya saya menemukan fungsinya
Untuk itu, saya kembali mencari referensi yang lebih tua perihal perintah mengambil batu dan hubungannya dengan sakit perut.
Lalu, akhirnya saya menemukan fungsinya
Pernah dengar kalimat ‘sedia payung sebelum hujan’ kan? Batu yang dikantongi saat sakit perut, ternyata juga difungsikan seperti payung tadi.
Kalo kita ingat-ingat kembali pelajaran tentang istinja’ atau membersihkan najis setelah buang air (cebok), di sana dikatakan bahwa alat untuk cebok bisa menggunakan air dan batu.
Kalo kita ingat-ingat kembali pelajaran tentang istinja’ atau membersihkan najis setelah buang air (cebok), di sana dikatakan bahwa alat untuk cebok bisa menggunakan air dan batu.
Selama ini orang hanya berpikir bahwa, mengantongi batu tujuannya untuk menghilangkan sakit perut. Padahal tidak sepenuhnya demikian. Kita disuruh mengantongi batu karena tempat khusus BAB-nya saat itu gak ada kan?
Nah, fungsi batu tadi bukan untuk menahan sakit, tapi sebagai alat untuk cebok. Terlebih saat kesulitan menemukan air atau tissue roll kalo lagi di tanah orang bule.
Saat kita sakit perut pengin BAB, kita harus segera mengantongi batu. Lalu mencari tempat yang bisa dimanfaatkan. Semak-semak misalnya. Sesudah selesai, kita bisa menggunakan batu yang dikantongi tadi untuk cebok.
Coba kalo nggak nyediain batu sebelumnya, mau cebok pake apa? Mau nyari batu sesudah BAB? Masa iya mau jalan jongkok sambil ngangkang.
Saat kita sakit perut pengin BAB, kita harus segera mengantongi batu. Lalu mencari tempat yang bisa dimanfaatkan. Semak-semak misalnya. Sesudah selesai, kita bisa menggunakan batu yang dikantongi tadi untuk cebok.
Coba kalo nggak nyediain batu sebelumnya, mau cebok pake apa? Mau nyari batu sesudah BAB? Masa iya mau jalan jongkok sambil ngangkang.
Sedia Batu Sebelum BAB |
Namun, namanya juga perkembangan zaman yang penuh kemajuan, cebok menggunakan batu sudah mulai ditinggalkan. Yang otomatis kebiasaan mengantongi batu tadi juga sudah tidak relevan.
Alhasil, hanya jadi pengetahuan yang kegunannya mulai dilupakan. Malahan, karena sudah cukup lama diturunkan, pesannya jadi nggak utuh. Ukuran batunya pun menyusut menyesuaikan ukuran kantong pakaian zaman modern yang makin kecil. Yang sebelumnya, "kalo sakit perut, kantongi batu, biar bisa dipakai untuk cebok", cuma jadi dikantongi saja.
Alhasil, hanya jadi pengetahuan yang kegunannya mulai dilupakan. Malahan, karena sudah cukup lama diturunkan, pesannya jadi nggak utuh. Ukuran batunya pun menyusut menyesuaikan ukuran kantong pakaian zaman modern yang makin kecil. Yang sebelumnya, "kalo sakit perut, kantongi batu, biar bisa dipakai untuk cebok", cuma jadi dikantongi saja.
Kayak pesan dari orang ke orang kalo lagi nyeritain sesuatu.
"Gorengan Bu Tatik, kuning, gurih, sambelnya hot. Enak banget."
Diturunkan ke orang lain jadi,
"Gorengan Bu Tatik, gurih, sambelnya hot. Enak banget."
Diceritakan lagi ke orang yang lain,
"Gorengan Bu Tatik hot. Enak banget."
Sampai akhirnya di orang yang ke sekian jadi terdengar,
"Bu Tatik hot. Enak banget."
Kalo fungsinya hanya sebagai alat cebok, kenapa mengantungi atau menggenggam batu bisa berhasil mebuat sakit perut kita hilang? Itulah yang sering orang psikologi bilang sebagai sugesti dan kalo dalam bahasa kedokteran, nyebutnya Plasebo. Obat kosong yang diberi keterangan "sangat manjur" dan kadang ditambahi dengan harga yang mahal, bisa membuat tubuh lebih aktif mengatasi sakit yang dialami.
Oke, cukup sekian pembahasannya, ya. Semoga segala kegelisahan dan rasa penasaran tentang mengantongi batu saat sakit perut selama ini tak lagi membayangi. Selamat beristirahat dengan tenang.
Jangan lupa juga, kasih tahu ke teman lainnya. Nggak mau kan punya temen yang beberapa puluh tahun lagi keluar kubur malem-malem dan nanyain orang lewat,
Jangan lupa juga, kasih tahu ke teman lainnya. Nggak mau kan punya temen yang beberapa puluh tahun lagi keluar kubur malem-malem dan nanyain orang lewat,
“Bang, kenapa batu ini mesti dikantongin?”
alasan ilmiah dari megang batu ternyata dari aspek psikologis ya, bukan karena khasiat batu itu sendiri...
BalasHapusiya bener sih, dulu pas jaman Rasulullah air masih sedikit jadi pake batu buat alat bantu
Iya. Awalnya mau diliat berdasarkan enrgi kemagnetan yang dikandung suatu batu. Tapi pas baca referensi tentang gaya magnetik serta jenis-jenis batu yang mengandung magnet, otakku berasap. Yaudah, bahas dari segi manusianya aja.
Hapus(((CEBOK PAKE BATU)))
BalasHapusItu rasanya gimana ya? Emang bokongnya nggak sakit apa ya kalo harus digosokkan sama batu? *mikir keras*
Sama kayak make tissu sih sebenernya. Lagian, batu yang dipilih juga kan yang permukaannya rata, ditambah lagi ngegosoknya pelan. gak kayak lagi ngamplas.
Hapuskalau diamplasin itu kayak mad dog bg, biar greget, biasa aja kali bersuci pakai batu, heheh...
Hapusiya, kantongi batu, sering aku lakukan waktu sd dan smp dulu, efek sugesti akhirnya bisa mengendalikan sakit perut
sejak SD? itu kalo dilatih tiap hari, kekuatan otaknya udah meningkat drastis. Bisa menghentikan mobil yang sedang melaju hanya dengan ngeliatin doang, terutama mobil dari arah jalan yang sedang terkena lampu merah.
Hapusthe power of brain!!
BalasHapuskalo kemaren sih pas jalan-jalan ke hutan, temen-temen nyaranin kantongin alat congkel (pisau lipat atau apapun yang bisa buat gali tanah) sama tissue basah ._.
*mau aku tanyain detailnya sampe cebok, tapi...*
HapusSelain batu, sebenernya juga bisa menggunakan batang kayu yang sudah kering dan permukaannya halus. Atau benda apa saja asal bisa menghilangkan bekasnya. Karena zaman sekarang udah tersedia tissue basah, ya itu pilihan yang lebih nyaman.
Kirain cuma mitos, ternyata ada penjelasan ilmiahnya; pengalih pikiran. Benar-benar pemikir nih, Haw. :))
BalasHapusMitos itu kan sebenernya juga berasal dari pengetahuan yang dianggap benar di masanya karena beberapa pembuktian. Tinggal diulik-ulik lagi aja. :ng
HapusKalau dari awal dikasih sugesti pastinya bisa mengalihkan pikiran kita. Ya emang betul, setelah ngantongin batu kita akan mikirin batunya bukan mulesnya lagi. Pertanyaannya kok ya ada yang nemuin metode kayak gini. Yang lebih lucunya malah jadi turun temurun.
BalasHapusSekarang malah lebih keren lagi, pakai batunya batu akik. Pasti mau sakit perut, mules, kudisan, kurap, panu bakalan lupa seketika. Atau yang lebih ekstrim lupa anak istri. Huaahahaha..
Kalau kurang keren ngantongin batu ginjal sekalian atau batu baterai. *Saran
Iya juga ya. Dengan batu akik yang ngetren sekarang, lupa sakit perut mah biasa. Karena levelnya sudah sampai ke lupa anak istri. Gelak ini si bapak. hahaha
Hapusaku prnh di suruh tmn bawa batu ketika lagi mules -_- tpi ya ttap aja gak ngaruh :v ,mungkin klo dikasih batu akik ada efeknya hahha *gaje
BalasHapusmungkin untuk sbgian orang ada yg ampuh.
coba bawa batu....sekalian juga ama semen dan pasir. Bikin deh tuh toilet. Semoga dengan begitu, sakit perutnya hilang. :-d
Hapusbah, gile. ini orang ana IPA garis keras cuy!
BalasHapusgue baru tau ngantongin batu untuk nahan bab ada penjelasan secara logika dan ilmiahnya.
gue kira cuma takhayul doang.
ah, sedia payung sebelum hujan. mau saingansama kucing kalik.
kalau kucing di pasir, nanti orang di batu :))
(((ANAK IPA GARIS KERAS)))
Hapusemang ada kucing yang kalo sakit perut ngantongi pasir? :p
kalo kata orang jawa ini "kejawen" udah dari jaman Nabi Adam sampe jaman Adam Malik mitos tentang ngantongin batu saat kebelet . . dan ngaruh banget lo, waktu SD gue sering make trik ginian saat kebelet . . dan hasilnya luar biasa . . sakit perut gue hilang seketika . .
BalasHapusMakanya . . cobain produk ini sekarang juga . . !!
Ayo...sekarang juga. Jangan menunggu sampai sakit perut!!!
HapusTernyata dibalik sesuatu yang remeh, kalo kebelet boker mesti ngantongin batu.. ternyata ada alasan yang masuk akal dibaliknya...
BalasHapussekian tahun gue hidup, baru kepikiran ada pembahasan kayak gini. serius. keren.
Terima kasih. Semoga nanti bisa beristirahat dengan tenang ya. *loh
HapusPaling ga enak lagi jalan2 pengen bab...
BalasHapusTernyata manjur juga ya pake batu gitu
Iya, Mbak. Tapi walau manjur, saya lebih menyarankan cari WC terdekat aja.
HapusPengalihan pikiran! Betul juga ya.... @@,
BalasHapusJadi lupa bahwa sakit perut ingin BAB.
Tapi kalau tinjanya cair pasti gak mempan tuh cara ngantungin batu. :p
wa wa wa...kalo kayak gitu, batunya jangan dikantongin. Sumpel aja langsung.
HapusHahah.. Ternyata lebih ke sisi psikologisnya ya, Haw. Kan boker itu pekerjaan otot secara sadar, jadi bisa dialihkan.. :P
BalasHapusAda otot gak sadarnya juga. makanya sering ada orang yang berak di celana. Biar ototnya sadar, mending dimarahin.
Hapusnah. gua lebih percaya ke faktor sugesti sih. mengalihkan pikiran seperti yang dilakukan master bela diri. jadi kalau lagi sakit hati, segera lah alihkan ke hal lain. boker misalnya. haha
BalasHapusterserah elo, Man. eh tapii..kalo ngesugesti diri biar jago bela diri, beneran bisa bikin hebat? gak perlu latihan lagi? *ciyat ciyat*
HapusSetelah baca tulisan ini, saya bisa ambil kesimpulan bahwa ketika kita sakit perut sangat disarankan untuk mengantungi batu itu sebenarnya lebih bersifat psikologis, ya semacam pengalihan isu. Layaknya para mentri yang kebakaran jenggot tatkala anggaran dinasnya mulai dipersoalkan KPK langsung buru-buru pada nyari pengalihan isu, misalnya NAIKIN DUO SERIGALA JADI ARTIS
BalasHapusduh ah... politis sekali penjelasannya, bang. hahahaii
Hapus