Assalamu’alaikum...
Beberapa hari yang lalu, Dijah Yellow menerbitkan novelnya yang berjudul Rembulan Love. Tentu saja novel tersebut langsung menjadi pembicaraan netizen. Awalnya mereka terkejut, mencari tahu, lalu ya gitu deh. Sama seperti tanggapan atas twit-nya.
Secara pribadi, saya cukup respect dengan Dijah Yellow. Sekitaran awal tahun kemarin, dia mengatakan bahwa dirinya suka membuat cerpen dan sedang menulis novel. Pernyataannya tersebut langsung menjadi bahan tertawaan dan ledekan. Namun, setelah beberapa bulan berselang, ternyata dia benar-benar menulis novel.
Bukan karya namanya jika tidak menghadirkan kritik dan pujian. Novelnya Dijah Yellow ini juga begitu. Ada yang memuji karena telah berkarya dan ada yang mengkritik karena karyanya dinilai asal-asalan. Apalagi tentang label harga yang ditawarkannya.
Dibanding-bandingkan dengan penulis ternama
Dijah Yellow langsung dibanding-bandingkan dengan penulis kondang akibat harga novelnya yang dinilai sangat mahal. Padahal, novelnya tersebut memiliki ketebalan kurang dari dua ratus halaman. Sebut saja Raditya Dika, Kang Abik, Alitt Susanto dan Tere Liye yang menjadi pembanding. “Buku penulis tersebut saja tidak sampai semahal itu,” begitu ucap para netizen.
Harga novelnya |
Kebiasaan buruk kita sejak dulu adalah suka sekali membanding-bandingkan. Padahal sudah sangat jelas yang dibandingkan berbeda dan memiliki keunikan sendiri. Namun tetap saja kita kekeuh untuk membandingkan. Seolah kita tak mau mengingat bahwa setan dilaknat Tuhan karena suka membanding-bandingkan.
“Aku dari api, dia tanah. Dia makhluk rendahan.”
“Raditya penulis hebat, Dijah penulis baru. Harga bukunya tak boleh lebih mahal.”
Berani memasang harga tinggi, berarti dia yakin memiliki nilai jual. Lagipula, kita belum sepenuhnya tahu, kan? Kenapa harga novelnya bisa semahal itu?
Sengaja, biar nggak ada yang beli
Ada yang menduga bahwa mahalnya harga novel Rembulan Love dikarenakan sang penulisnya memang bermaksud agar tidak ada yang membeli. Tapi jika kita lihat twit Dijah Yellow di akunnya, dia justru sangat percaya diri bahwa akan banyak orang yang akan membeli. Buktinya, yang memesan/add to chart di situsnya aja banyak.
Ada juga yang mengira karena logika aneh dari penulisnya. Berdasarkan pengakuan si penulis, naskah novelnya tersebut sudah ditolak beberapa kali oleh penerbit. Lalu dia memutuskan untuk menerbitkan sendiri. Nah, karena merasa kesal atas penolakan dan merasa penolakan itu merupakan pengalaman berharga—dan yang berharga pasti mahal—akhirnya diputuskanlah memasang harga yang tinggi.
Kode pertama |
Tapi apa iya begitu? Sepertinya tidak. Perempuan sering menggunakan bahasa kode dalam menyampaikan. Dijah Yellow juga seorang perempuan. Pasti twit-nya tersebut hanya sebagian dari kode yang diberikannya.
Komposisi
Komposisi dalam suatu produk bisa memengaruhi nilai jual. Misalnya makanan yang tanpa pemanis, harganya lebih mahal dari pada yang menggunakan pemanis. Komposisi produknya Dijah Yellow juga begitu. Dalam twit-nya, dia sering menyebutkan komposisi yang digunakan.
Kode kedua |
No Raisa, No Ayu Tingting, No Syahrini, No Agnezmo, No Yoona. Bayangkan, Dijah Yellow tidak menyertakan itu semua dalam karyanya. Padahal semua yang disebutkan tadi sudah jelas ‘manis’-nya. Apakah karena tidak menggunakan ‘pemanis’ tersebut, sehingga harga buku novelnya jadi mahal? Bisa jadi.
Menjual kecepatan
Dalam dunia jual-beli, tidak hanya tentang kualitas yang dijual. Melainkan juga kecepatan. Misalnya tempat nongkrong buat wifi-an. Meskipun tempatnya nyaman, jika tidak cepat, kita akan lebih memilih tempat lain yang lebih cepat.
Saat akan mengantarkan surat atau paket barang. Kita juga akan rela membayar lebih mahal jika paket yang dikirimkan bisa sampai ke tujuan lebih cepat. Iya kan?
Ketika klien meminta desain yang dipesannya diselesaikan lebih cepat, kita tentunya akan memasang harga lebih tinggi. Begitu juga dalam hal transportasi, kerajinan tangan atau balapan. Cepat itu bernilai tinggi.
kode ketiga |
Disebutkan bahwa novel Rembulan Love diselesaikannya dalam waktu 9-10 hari saja. Sangat cepat. Jadi sebenarnya kita tidak perlu heran jika harus membayar mahal untuk mendapatkannya.
Kesimpulannya
Dijah Yellow sudah berusaha keras untuk menyelesaikan novelnya dalam waktu yang sangat cepat. Karena cepat memiliki nilai jual tinggi, maka untuk mendapatkannya, akan ada harga mahal yang harus dibayar.
Sama seperti keputusan dalam hidup. Kita pasti memiliki tujuan untuk berumah tangga. Tapi saat ini kita masih remaja, belum sah dan tidak boleh melakukan hubungan selayaknya orang yang sudah menikah. Namun, jika kita memutuskan untuk melakukan hubungan tersebut lebih cepat, jangan heran jika akan ada harga mahal yang harus dibayar.
Oh, jadi rupanya dijahyellow juga suka main kode ya, hmmm. Kamu mah jadi cowok peka banget :D
BalasHapussaking pekanya malah jadi pekak. (Pekak=budeg)
HapusBang Haw, abang kayaknya tau banyak ttg dijjahyellow. Sering nge-stalk dia ya? Haha
BalasHapusGue suka sama gaya penulisan lu bang, keren.
Sering sih nggak, tapi buat keperluan artikel ini, ya harus lah.
Hapusgak sekalian sepaket suka ama orangnya?
tau banget tentang dijah yellow, pemuja rahasia die ya? XD
BalasHapustapi bener juga kaya nya karena emang prosesnya cepet makanya mahal, ya kaya paket internet, semakin mahal semakin cepat. jadi wajar saja. dan gue pikir dengan kecepatan dijah ylelow dalam membuat novel bisa dipastikan dijah yellow ini sebenarnya jenius sekali!!
Tau, tapi nggak sampe dipuja juga, Kak.
HapusMungkin dia keturunan Jimmy Neutron.
menurut gue alasan paling tepat ya itu.. sengaja bar enggak ada yang beli, dia bersembunyi di balik kepedeannya biar keliatan oke tapi sebenernya minder novelnya dibaca banyak orang~ :D
BalasHapusBisa jadi begitu, Bang. Dia hanya memuaskan dendamnya karena dianggap gak mungkin bikin novel. Tapi bisa jadi juga nggak begitu. Hanya Dijah yang tau pasti.
HapusKode dijah cuma bisa dimengerti oleh lelaki yang menyayanginya dengan tulus hehe...
BalasHapusMbak Dedew... ...
Hapus*ini aku mesti senang apa sedih yak?*
Kita juga perlu mengapreasi karya dari mbak Dijah ini .. diakui atau tidak mbak Dijah adalah spesies jenius yg terlahir kembali ..
BalasHapusIya. Mengkritik perlu, tapi jangan sampai menghina. *wiihhh*
Hapusy self publishing, kayaknya dia frustasi novelnya selalu ditolak penerbit :)
BalasHapusMungkin lebih tepatnya, frustasi dan khawatir orang semakin tidak mempercayainya. Padahal sebelumnya dia sudah berwacana.
HapusTepuk tangan untuk kesuksesan Dijjah dalam mewujudkan mimpinya untuk menulis novel :D
BalasHapus*mari tepuk tangan* |o|
Hapusih gue keduluan sama dijah yellow :p
BalasHapusJangan meninggi gitu dong, om. Buku Om yang terbit udah banyak. :p
HapusBakat ya memecahkan kode wanita (specially Dijah yellow) :p
BalasHapus*engggg......
Hapuseh liat emot ini deh :p :p :p :p lucu, bisa berengan gitu. *pengalihan*
Ceilah.. bisa aja banding-bandingin dengan hubungan percintaan.
BalasHapusNovel ini emang lagi rame banget di bahas, sampai-sampai berita begal jadi kalah ngetrennya *gak segitunya juga si.
Harusnya semakin ramai diperbincangkan semakin laku juga novelnya. Soalnya bisa jadi bikin penasaran orang-orang.
iya sih, Pak. Tapi kayaknya beda kasus sih, penasaran dan banyak diperbincangkan saja nggak cukup.
Hapuswah haw. *ini dibalik doang*.
BalasHapusternyata lo begitu memahami kode dari dijah. jangan2 lo gebetan dia. hahaha. ngaku lo..ngakuuuu.
tapi gua salut sama dijah. beneran. di bawah hujan kritik, dia masih bisa berkarya. ini harusnya jadi pecut untuk yang lain.
karepmu, hahahha.
Hapusitu dia, seenggaknya ada yang bisa kita jadikan pelajaran darinya.
Ya ampunnn itu manusia satu ada2 aja wkwkwkwkkkk untung aku ga suka baca #lhoh
BalasHapuswaaa... merendah ini. ngaku nggak suka baca, padahal komposisi balsem geliga aja ditamatin lima puluh kali.
HapusAgak penasaran juga dengan isi bukunya,. Mau baca tulisan yang katanya ditulis 9-10 hari. tapi gimana, yaa... Pengeluaran masih banyak, jadi nunggu fotokopiannya aja deh. *loh? Hahha..
BalasHapusAku sangat salut dengan dia. Bagaimana kepercayaan dirinya. Tapi aku rasa dia salah mengambil langkah. Sekian dan terima kasih. Hahah
(((FOTOKOPIAN)))
Hapuskamu lagi ngejuriin D-factor, Nur? @@,
bang how haw novelnya mana ? =)D
BalasHapusudah laku sebelum ditulis. ;)
Hapusngakak ,ternyata mas haw tau segalanya tentang dijah yellow xD
BalasHapus(((TAU SEGALANYA)))
HapusBisa dibilang Dijah Yellow ini keren juga kok huahahahaha, malah menjual! Bisa jadi deket-deket ini dia masuk tv. Cuma ya gitu ya, Bang...... dia keren dan menjual, cuma bisa jadi nggak longlast. Terkenalnya sebentar doang. Karena sensasi. Tapi bisa sih kalo kayak Syahrini gitu. Yaaaaah, jalan sukses orang-orang beda-beda ya :D
BalasHapusaku gak pernah bisa nebak dengan pasti apa yang ada di pikiran perempuan. bisa saja ini akan jadi sementara, tapi kalo ada sensai dan terobosan baru darinya, mungkin akan membuat sensainya terus berulang, dan jika perulangan itu frekuansinya banyak dalam setahun, maka bisa jadi sensasinya itu menjadi selamanya. *ini ngomong apaaaaa lagi*
HapusHaw, gue ceritanya gak terlalu penting buat gue. Tapi yang bikin gue suka, cara lo ngebungkus pesan yang mau lo sampein ke pembaca. Dan pesannya itu keren banget. Eh, bentar. Sebenernya, pesan itu yang pengen lo sampein, kan? Atau gue salah? :3
BalasHapushaha... terserah kamu mau nganggepnya gimana deh, Gung.
Hapus
BalasHapusapalagi di novelnya dia menamakan kucingnya dengan nama 'pussy' dan satu lagi bakat dijjah yaitu bisaa ngepel lantai hingga kinclong, kek kaca dilap pake clink.
but, over all much respect buat dijjah yellow, setidaknya dia punya karya.
kalo tentang isi, aku no komen lah. belom baca juga soalnya.
Hapusitu dia, dia udah berani membuat dan mewujudkan karyanya. beda jauh ama gue. :(
di situ kadang saya merasa bingung...
BalasHapussaya sudah sering ditolak penerbita, tapi kalau harus action seperti Dijah Yellow, kayanya engga deh... @@,
action yang seperti apa? gak ada salahnya loh menerbitkan buku secara mandiri. cuma memang lebih baik diterbitkan di penerbit umum kalo masih pemula, biar dapet target pasaran dan dikenal. kan kalo udah dikenal orang banyak, dan banyak yang suka, mau diterbitkan dengan cara apapun sama saja, apalagi mandiri, pasti keuntungannya lebih besar.
HapusAku ngga mau beli bukunya ah. Mending beli buku fotografi. Huahahah.. Harganya sama, full color trus banyak foto kereeen.. :P
BalasHapusya terserah kabeb. gak ada kewajiban juga kan. :-bd
HapusKamu beli ngga, Haw?
HapusEnggak. hahahaha... makanya aku cuma nganalisis harganya doang. gak sampe dalem-dalemnya.
HapusWahahaha kunjungan Perdana nin. HIehiehiehiehie Uhuyyyyyyyy Blogger Pontianak ya. Kopi darat kapan kapan ya Saya di Pontianak Post. Lantai 5. Graha Pena Kapan kapan kita Kpdaran Okeyyyyyyyyy
BalasHapusWa wa wa... Abang senior, kerje ape di sana, Bang? ade can ndak buat kamek-kamek nih? Saye di Ponti, tapi seringnye ke Sanggau. :nd
HapusItu novel harganya segitu bang?
BalasHapusBeli per lembar dulu bisa ga yah ? -__-
Dikira rokok, jualnya perbatang? :ng eh tapi boleh juga sih ditanyain, kali aja malah dijualnya per huruf. ._.
Hapuslupa, dia rilis novel, bukan rokok -__-
HapusTapi bisa jadi kamu bener loh. Coba beli dan nyalain ujungnya. kebakar nggak?
Hapustapi sebenernya dia kece juga sih.. sampe berani bikin novel terus dijual mahal gitu.. hahaha
BalasHapusIya, menginspirasi. *ala spongebob* *eh, itu imajinasi*
Hapusjadi penasaran jg seperti apa karyanya dijah yellow
BalasHapusSilakan dibeli, Mbak. Patungan aja dulu. xD
HapusBingung mau komen apa. Tapi, ngakak sih baca komen-komen diatas XD
BalasHapusPegangan sini kalo bingung.
Hapusastagaaa teori penjelasannya pas banget mas :D
BalasHapuskayaknya cuma mas How yg paham dgn kode-kode dijjah yellow.
cewek mah emang gitu mas, bisa nya cuma ngode.
Ayoo tunggu apalagi mas, nyatakan perasaan itu sekarang !!
MERDEKAA !!
Ini pada kenapa sih, banyak yang ngedukung jadian ama Dijah. @@,
Hapus