Assalamu’alaikum…
Ketika masih esde atau esempe, saat diminta
atau disuruh ama senior maju ke depan untuk melakukan sesuatu, dan kitanya
malu-malu buat maju, akan ada seorang yang menyorakkan dengan kalimat,
“Rasanya lama betul~
Rasanya lama betul~
Rasanya lama betul~”
Lalu temen-temen kita lainnya ikut-ikutan
menyoraki atau maksudnya menyemangati agar kita segera tampil.
Tapi kenapa harus ada kata betul? Siapa pula
yang sebelumnya bertanya? Sehingga memerlukan jawaban yang perlu dinilai. Kejadian
ini sama seperti seseorang yang sedang di nuansa romance, lalu berkata pada pasangannya, “Kamu adalah jawaban atas
semua doa-doaku.”
Itu kenapa bisa menjadi jawaban? Kan, katanya
berdoa? Apa jangan-jangan pas berdoa dia ngasi soal ke Tuhan. Ngasi pertanyaan
buat menguji kemampuan Tuhan. Lalu setelah selesai, dia akan menilai apakah
Tuhan memberikannya jawaban yang betul atau jawaban yang salah. Kalo betul,
dibilang jawaban dari doa. Kalo salah, dibilang sebagai ujian (mungkin harusnya
disebut remidial). Entahlah. Tapi kedua hal tadi—disoraki rasanya lama betul
dan jawaban dari doa—merupakan suatu perSOALan. Eh, ada soalnya, yak. Pantes dibilang
jawaban dan betul.
Betul itu berarti benar. Kita bisa
menggunakan kata betul sebagai pengganti kata benar. Walau nggak jelas apa
kelebihannya digunakan sebagai kata pengganti. Ya, secara jumlah huruf sama
saja. Mungkin penggunaannya lebih khusus kepada orang cadel, yang kesusahan
menyebut fonem R. Kan kalo orang cadel ngucapin kata benar bisa bikin salah
paham yang pendenga..ee..otaknya sedikit terganggu. Benal benal benal… Apaan
benal? Cewek liar?
"Ngomongin gue, Bang?" |
Dalam keseharian, kita biasanya akan
mendengar seseorang yang berucap “lama benar” atau “cantik betul kamu ini”. Terdapat
kata benar dan betul untuk menekankan kata di depannya. Itu berarti benar atau
betul bisa bermakna “sekali”. Jadi, kata tadi maksudnya dia telah menunggu lama
sekali atau melihat kamu yang cantik sekali. Berarti betul = benar = sekali. Itulah
mengapa, kebetulan biasanya hanya terjadi sesekali.
Dengan menggunakan pengetahuan tentang makna
betul, benar dan sekali tersebut, sebenarnya kita sudah bisa menyimpulkan
beberapa hal yang terjadi dalam hidup. Betul artinya benar. Benar bermakna
sekali. Makanya dikatakan benar kalo lelaki menikahnya hanya sekali, selama
belum ada perpisahan atau perceraian. Coba kalo nikahnya lebih dari sekali,
padahal masih berisitri, langsung muncul banyak orasi. Tapi tentu saja benar di
sini berdasarkan penilaian manusia.
Begitu pun bagi yang berpacaran, jadiannya semestinya
hanya sekali, kalo belum putus. Baru bisa dibilang benar. Ini tetep aja ada
yang jadian lagi dengan alasan pacar satunya nggak perhatian. Sok membenarkan
diri. Benar itu kan bermakna sekali. Ya, jadiannya sekali aja. Tapi ada yang
bilang, pacaran itu nggak benar. Sehingga nggak dianjurin pacaran. Kalo pacaran
itu nggak benar, berarti nggak boleh sekali. Makanya yang bilang nggak benar,
biasanya nggak hanya sekali nyepikinnya. Tapi beberapa kali ke beberapa target.
Tapi iya juga, sih. Kalo nggak pacaran, bisa bebas berkali-kali nyepikin siapa
aja, sih~
Penggunaan kata khilaf sebagai alasan
penyesalan telah melakukan kesalahan juga semestinya karena kesalahannya itu
dilakukan sekali. Baru bisa dikatakan benar. Kalo sampe berkali-kali, ya, itu
sudah tidak benar~
Penggunaan kata “sekali” atau “betul” sebagai
penekanan kata di depannya, juga memiliki teman lain yang sepadan, yaitu kata “sangat”.
Kalo di warga Melayu, biasanya kita mendengar “lama sangat”, yang bisa
diartikan sebagai sangat lama atau lama sekali. Sehingga, betul berarti benar. Benar
bermakna sekali. Dan sekali bisa diartikan sebagai sangat. (betul = benar = sekali
= sangat). Benar-benar artinya sangat-sangat, yang berarti juga bermakna
sekali-sekali.
Jadi, jangan heran kenapa ada seseorang yang
pergi meninggalkanmu padahal bilangnya, “sangat-sangat mencintaimu” atau “betul-betul
mencintaimu”. Karena ungkapan itu juga bermakna “sekali-sekali mencintaimu”.
Ini postingan nggak jelas betul.
Sumber
Gambar:
http://fathelvi.blogspot.co.id/2010/12/benar-dan-betul.html
http://www.imgrum.org/user/projekz_sickteen/1900317385/1122300276290964321_1900317385
Kesel di bagian yang benal jadi binal. Mana diperjelas pakai gambar pula.
BalasHapusGue kok malah jadi bingung ya, hal-hal yang nyerempet tentang betul atau benar ini kok bener semua kalau dipikir-pikir. Terus yang percintaan apalagi tuh. :) Betul-betul tulisan yang nggak jelas betul. XD
ini kayak postingan mindbowing aja, Yog. nggak banyak risetnya, jadi balik modalnya cepet. hahaha
HapusHahaha. Berarti harusnya jangan bilang "aku sangat-sangat mencintaimu" atau "aku betul-betul mencintaimu", ya... Cukup bilang, "Aku mencintaimu".
BalasHapusHai, kak. Kangen main ke blog ini. Hehe.
hahaha... iya, Rim. kayaknya mendingan begitu aja. tapi nggak harus juga sih, artikel ini aja yg gajelas.
Hapusiya, lama kita nggak main fiksi-fiksian.
Anjir. Aku baca ini betul betul, yang artinya udah baca dua kali btw masih aja mengumpat, "Haw emang brengseq!"
BalasHapusPostingan ini bikin aku inget sama kebiasaanku yang suka ngomong pake kata "Soal." Misalnya, "Iya dia ada nelpon aku ngebahas soal dia marah kemarin itu ternyata cuma efek PMS belaka." Aku pake soal sebagai pengganti kata topik gitu. Hahaha. Dan ini ngingatin aku sama Rangga-nya AADC. Dia bilang ke Cinta, "Saya juga sayang kamu. Sayang sekali." Berarti Rangga mencintai Cinta itu sesekali dongs. Wajar dia mutusin Cinta "cuma" karena ditanyain Bapaknya Cinta kapan lulus kuliah dan nikahin anaknya. Segitu nyerahnya. Huhuhu.
JADI BAPER, BAJINGAK.
itu kan kata-kata karena emang sering dipake aja kan tiap hari... eh beneran ada scene bapaknya cinta nanyain ituh? waduh...
Hapusapanya yg buat baper, jinseeeennngggg..?
Wkwk rinci amat sih mas, kesel betul haha..
BalasHapusnggak, ngaco aja itu saya mah. di lempar aja layarnyaaaaa...
HapusBenar-benar si Haw...
BalasHapusbatul-batul, Bang... :D
Hapus