Assalamu’alaikum…
Seringkali kita dengar ketika orang berdebat atau memberi masukan terhadap suatu permasalahan bahwa teori itu lebih mudah dibanding praktiknya. Menurut saya tidak begitu, memang ada kalanya teori lebih mudah, tapi sering juga ditemukan sebaliknya. Praktik jauh lebih mudah dibanding teorinya. Yang menjadikannya mudah atau sulit adalah kemampuan diri. Padahal, kemampuan tiap orang berbeda-beda.
Misal, anak yang pintar olahraga, akan menganggap olahraga di lapangan itu lebih mudah dibanding teori tentang asal mula bentuk dan ukuran lapangannya. Artinya, praktik lebih mudah dibanding teori. Misalnya lagi, jika dihadapkan dengan sepiring nasi goreng, lalu diperintahkan untuk praktik makan nasi goreng dan menjelaskan apa yang dimaksud dengan makan nasi goreng, kira-kira lebih sulit mana?
Untuk praktik makan nasi goreng, ya, tinggal diambil pake sendok dan langsung makan aja kayak biasa. Mudah. Namun, apa yang dimaksud dengan makan nasi goreng? Makan adalah kegiatan memasukkan benda/makanan ke dalam mulut, mengunyahnya beberapa kali lalu menelannya. Nasi, merupakan makanan yang berasal dari beras yang dimasak dengan air (ditanak) sampai lembut. Goreng adalah kegiatan memasak dengan minyak. Lalu nasi goreng adalah nasi yang dimasak dengan minyak, diberi bumbu, kecap dan tak jarang disajikan dengan rasa pedas.
Baca juga: Efek Buruk Makan Nasi
Sehingga, makan nasi goreng adalah kegiatan memasukkan makanan—yang berasal dari beras yang ditanak, lalu dimasak lagi dengan minyak, diberi bumbu, kecap, cabe—ke dalam mulut, mengunyahnya beberapa kali lalu menelannya. Selesai menjelaskan teorinya, temen di samping yang langsung praktik makan udah kenyang dan kesenengan duluan. Jadi jelas bahwa tidak selalu teori itu lebih mudah dibanding praktik.
Berbicara tentang makan, kita memang harus memberinya perhatian lebih
Makhluk hidup memerlukan makan agar bisa terus bertumbuh dan berkembang. Kalo nggak makan, jangka panjangnya bisa menyebabkan kematian. Di jangka pendeknya, akan menyebabkan kelaparan, melemahnya sistem imun dan ketidakstabilan emosional.
Untuk menghindari lapar yang menghambat aktivitas harian kita, disarankan untuk menjaga pola makan secara teratur. Sarapan, makan siang dan makan malam. Kalo asupan makan kita terjaga, terlebih makanannya bergizi sesuai dengan 4 sehat 5 sempurna, kita bisa tahan terhadap berbagai penyakit. Kalo kita nggak makan, tubuh akan mudah lemas dan capek.
Perut kenyang, hati pun senang. Begitu kata Ehsan Upin Ipin, sehingga emosi jadi lebih stabil. Kenapa bisa terjadi demikian? Saat makan, tubuh memberikan respon terhadap perubahan kimia yang disebabkan oleh pencernaan. Di dalam sistem pencernaan, terjadi proses pembentukan glukosa dari bahan makanan yang ditelan dan selanjutnya diubah jadi energi.
Setelah makan, tubuh melepaskan hormon amilin, glukagon, dan kolesistokinin. Hormon-hormon ini berfungsi untuk meningatkan kadar gula darah, memberi efek perasaan kenyang, dan memproduksi insulin yang akan dialirkan ke dalam sel penyedia energi. Di saat yang sama, otak melepaskan hormon serotinin dan melatonin yang bisa memberikan efek tenang dan kantuk.
Tuh, kan ribet teorinya. Lebih mudah praktik langsung makan ampe kenyang sih. Intinya, makan memang bisa membuat badan lebih rilex sehingga tidak mudah marah. Makanya ketika ada delay pesawat, penumpangnya sering diberi makanan. Biar marahnya hilang berganti tenang. Sialnya, makanan yang diberi rasanya nggak enak. Namun, setidaknya, omelan penumpangnya berubah arah. Yang sebelumnya marah karena delay, jadi marah karena rasanya. “Makanan apaan ini? Cuiihh..”
Ketika demo, kegiatan bagi-bagi makanan juga diletakkan di akhir kegiatan. Biar apa? Biar demonya lebih berasa, lebih emosional karena perutnya lagi lapar. Demo selesai, tinggal ademkan dengan nasi bungkus. Emosinya gak kebawa sampe rumah deh.
Setelah makan dan tenang, kita kadang merasakan kantuk. Kantuk berhubungan dengan istirahat dan tidur. Sama seperti makan, tidur ini juga sangat penting dalam keseharian. Sehingga, tidur pun harus dijaga polanya agar teratur.
Karena kurang tidur juga menyebabkan emosi yang tidak terkontrol
Makanya orang yang begadang dan kurang tidur biasanya dianjurkan untuk makan yang banyak. Biar kontrol emosinya bisa terjaga. Selain itu, kekurangan tidur juga menyebabkan badan jadi mudah lemas dan capek. Lagi-lagi orang menganjurkan dengan menambah porsi makan.
Padahal, cara tersebut bukan hal yang tepat. Seperti kata para pakar kesehatan, obat capek dan lemas karena ngantuk itu ya tidur. Istirahat yang cukup. Nyoba hacking dengan makanan malah bisa membuat imun tubuh menurun dan pola tidur jadi berantakan. Yang ujung-ujungnya mengancam kesehatan.
Tidur itu penting, bahkan ada istilah, jangan mengganggu singa yang tidur. Kenapa? Karena orang yang tidurnya diganggu dan menyebabkan kurang tidur akan membuat orang itu mudah emosi dan makin beringas. Walo setelahnya badannya langsung lemas dan kecapekan.
Untuk itu, jangan pernah ganggu orang yang sedang makan dan tidur
Karena itu untuk kesenangan dan kebahagiaan tubuh mereka. Dalam pergaulan sehari-hari juga disebutkan untuk nggak mencampuri urusan orang lain. Walo menurut kita orang itu bertindak salah, kali aja itu salah satu caranya menyenangkan diri dalam menjalani beratnya kehidupan. Misalnya orang yang tidur terus atau makan terus dan diaplot ke media sosial. Kita nggak perlu menggunjing mereka.
Makanya, sejak lama saya nggak mau ikut campur urusan kesenangan orang lain. Terlebih kesenangan dalam tidur dan makan. Sehingga ketika saya melihat orang makan roti yang dicampur racun, ya, saya biarin aja. Mungkin itu hobinya yang bikin senang, makan roti campur racun. Pernah juga saya melihat orang di jurang tertimpa motor, nggak bisa berdiri. Saya biarin aja, mungkin itu kesenangannya. Tiduran sambil ditimpa motor di bawah jurang.
Seorang ibu pernah berpesan sama anak perempuannya…
“Nak, jika kamu sudah menikah nanti, kamu harus menjaga makan dan tidur suamimu. Jangan sampai dia telat makan dan jangan sampai tidurnya kurang atau terganggu. Dengan menjaga dua itu, rumah tangga kalian bisa lebih terjamin keharmonisannya.”
Kalo melihat dari fenomena yang terjadi dan berdasarkan pembahasan ilmiah tadi, orang yang cukup makan dan cukup tidur akan lebih terjaga emosinya. Lebih kuat dan kebal terhadap penyakit, serta tidak mudah lemas dan capek. Memikul beban rumah tangga kan perlu itu semua.
Makanya…
Banyak pasangan ketika pacaran selalu mengingatkan untuk makan dan nggak begadang, biar cukup istirahat. Itu bukan semata-mata karena nggak punya bahan obrolan atau basi-basi perhatian. Namun, itu dilakukan untuk menjaga keberlangsungan hubungan. Karena kalo pacarmu sudah kurang makannya dan kurang tidurnya, pacarmu akan mudah capek. Padahal capek itu adalah penyebab hubungan seseorang kandas.
“AKU UDAH CAPEK AMA KAMU!”
Jadi, kamu udah makan? Semalem nggak begadang, kan?
Sumber gambar:
1) http://radarpekalongan.co.id/20620/khasiat-dibalik-lezatnya-nasi-goreng/
2) https://www.merdeka.com/sehat/orang-mudah-marah-saat-lapar-apa-sebabnya.html
3) http://www.tribunnews.com/nasional/2015/09/15/guru-honorer-makan-satu-bungkus-berempat-saat-demonstrasi
4) http://rona.metrotvnews.com/kesehatan/JKRl5l5b-5-tanda-kamu-kurang-tidur
5) http://www.starjogja.com/2015/08/22/negara-ini-larang-upload-foto-makanan-di-instagram/
Ta-tapi aku nggak pernah diingetin makan sama pasangan. Berarti doi gamau menjaga keberlangsungan hubungan dong ya. huhuu
BalasHapusTa-tapi aku sering ngingetin doi makan, tapi tetep aja diputusin pake ucapan, '' aku tuh capek ama kamu! ''
*krai
Udah, ul. Mungkin dia lupa dengan pelajaran penjaskes. Karena kalo capek, dianjurkan istirahat, lalu ngelanjutin lagi. Bukannya putus..
Hapuskalo mo makan nasi goreng aja pake sgala ngapalin teorinya, dijamin, pas udh kelar berteori lgsg mati kelaparan.. :'))) paling mending ya udh keburu dimakan kucing lah, emangnya kucing doyan nasgor ya? doyan gak sih? tnya kucing dlu deh.
BalasHapusHAH, AKU CAPEK BACA POSTINGAN INI!
MENDING MAKAN AJADEH BIAR GAK CAPEK.
ATAU TIDUR? ATAU TIDUR SAMBIL MAKAN? MAKAN SELAGI DI ALAM TIDUR? HMMM.
yah yah yah... pasti seabis bilang capek baca, langsung ditinggalin kan blog ini? :(
HapusKok kampret juga ya yang soal teori dan praktik itu. Makan nasi goreng bisa jadi sepanjang itu. Bisa banget kamu, Haw. :)
BalasHapusSaya termasuk orang yang nggak pernah nanya udah makan belum itu lagi dalam 4 tahun terakhir selama pacaran. Kalo soal tidur, itu apalagi~ Ngingetin diri sendiri aja susah. Gegayaan ngingetin orang lain. Wqwq.
Makan udah dong, tapi maaf saya habis begadang. Orang yang sering tidur larut kudu banyak makan, sih. :(
Lebih kampret lagi waktu saya lihat video di IG tutorial bernafas, apaan coba :D
HapusOrang-orang yang gak mau bawa2 teori makan, makanya dianggap semua yg teori itu mudah.
Hapusterus terus... apakah dia pergi dan bilang capek juga, Yog?
jangan dibiasaiiiiiiinnnn.. walo dihack dengan makanan, tetep aja itu bakal bikin badan jd gak beres.
ahahaha... mngkin mau bantuin orang-orang yang lupa bernapas sih. tapi emang ada penyakitnya sih. sakit lupa bernapas. dna itu penyakit serius.
HapusVangkeeee jadi ngeskip definisi makan ama nasi goreng wakkakkak
BalasHapusHaw emang jagonya memutar mutar keilmiahan hahahha
Hmmm tapi aku baru dengar emang ada ibu ibu yang pesan ke anak perempuannya gitu wakakak
Btw savage banget tu yang bagian ga nyampur tangani orang yang suka makan dicampur racun
Ahhh, jadi inget klo pacaran blom ditanya uda maan blom, apa met bobo #huek berasanya ada yang kurang, kebanyalan cewe sih pada manyun ahhahahahha
membalik apaan, emang rangorangnya aja yg dulu gamau nyinggung2 teori dna praktik makan.
Hapusada. di buku khalil Gibran yang judulnya kunang-kunang dari manhattan, tentang mbok pijet yang suku jawa.
ahahaha.. yah, sebatas itu hal yang membahagiakan, kenapa nggak diteruskan, kan?
Lagi-lagi observasi yang menarik. Ini nulisnya udah makan dan nggak begadang ya? Hahahaha
BalasHapusahahaha.. dugaan yang tepat sekali. xD
HapusDulu saya punya pasangan dan memakai metode yang berbeda-beda, tapi hasilnya sama aja bang mau ditanya udah makan atau belum ujung-ujungnya putus juga.
BalasHapusSebenernya makan nasi goreng itu harus dengan nasi yang "pera" kalo yang "pulen" hasilnya kurang enak, makanya kalo jadi suami harus bisa memilih mau yang gadis atau yang janda?
Yhaaa
abis ditanyain, lalu dipastiin nggak? trus putusnya kenapa? apa bilang capek juga?
Hapusapaan dah. hahahaha xD kirain bakal milih pasangan yang tau mana nasi pera dan mana nasi pulen.
Aku capek sama teorinya, panjang betul eh. Mungkin aku kurang makan dan tidur. Ehehee
BalasHapusAku sering diingetin makan tapi sedikit yang ajakin. Jadi tetep lupa. Eeh... Hehehee
yaudah, kamu makan dan istirahat dulu gih.
Hapussekali dua kali ratus kali jd yang ngajakin aja~
Lebih mudah teori atau praktek saya rasa gimana orangnya sih, Mas. Asalkan jangan bilang lebih mudah teori tapi nggak action-action :D
BalasHapusBiasnya soal makan masih banyak orang yang nyepelekan, terlebih telat makan gitu. Padahal kalau udah sakit baru terasa.
iya, kalo kayak gitu ya mau mudha atau susah bakal tetep di situ aja.
Hapusjadi mari makan teratur yak.
kalo pesan ibu sama anak cowoknya? nak, pintar2lah cari nafkah agar bisa makan makanan yang dimau tanpa liat harga :P
BalasHapusini nggak dipesenin juga semuanya sadar diri, Sha. xD naun, kalo disertai doa, kudu dispesifikkan, jangan ampe malah penglihatannya yg dibikin buta. dan beneran gak bisa liat harga pas makan.
HapusArtikel yang sangat menarik, memang benar pola makan berpengaruh ya bagi hubungan percintaan...
BalasHapusSalam kasih,
Velasco Indonesia