Assalamu’alaikum…
Sebenarnya saya mau membuat artikel V-sika,
tapi beberapa minggu ini udah jarang banget baca-baca materi/teori fisika lagi.
Terakhir itu bacanya tentang teori gaya gesek. Kita bisa berjalan dengan
seimbang dan tidak mudah jatuh itu ya karena gaya gesek. Secara teori, gaya
gesek adalah gaya yang bekerja saat ada dua benda yang bersentuhan dan memiliki
arah yang berlawanan.
Misalnya, ada buku tergeletak di atas meja.
Diam. Lalu bukunya kita geser ke kanan, maka gaya gesek yang bekerja itu akan
berlawanan arah dengan arah gerak buku, yaitu ke kiri. Memang, gaya gesek ini
seolah diutus untuk memberikan hambatan kepada siapa-siapa yang bergerak. Meski
demikian, gaya gesek berperan sangat penting dalam penyelamatan manusia kala
berkendara, kok. Kalo nggak ada rem yang memanfaatkan gaya gesek, bakal makin
banyak kecelakaan yang terjadi.
Gaya gesek yang sangat besar akan membuat
benda terus diam seperti menempel. Karena tahu manfaat dari gaya gesekan
tersebut, mungkin seabis dikasi pelajaran di kelas, makanya banyak pelajar yang
mencoba dan mengajak bergesekan dalam kosan. Dengan harapan, pasangannya akan
semakin menempel. Padahal tindakan tersebut bukanlah salah satu dari jenis gaya
gesek, melainkan gaya gesex. Kalo gaya gesek mah bisa menyelamatkan orang dari
kecelakaan, kalo yang itu malah bikin “kecelakaan”.
Gimana
coba kalo teori begitu dimasukin ke V-sika?
Merusak generasi muda, cuy. Makanya kudu
sok-sokan menganalisis hal-hal lainnya. Namun sayangnya, tiap mencoba bertanya
pada orang, jawaban yang diberikan hanya sekata. Kalo bukan “iya”, ya, “nggak”.
Padahal dalam mengungkap suatu fenomena itu diperlukan penjelasan yang lebih
panjang. Sehingga bisa memberikan pemahaman penuh ketika dijelaskan.
Misalnya ditanyain apakah suhu yang sangat dingin
bisa membuat baterai lebih cepat habis? Memang, sih, kalo dijawab “iya” atau
“nggak” aja bakal selesai. Namun, pemahaman yang didapat bakal sampai di situ
doang. Penyebabnya nggak ketahuan. Mestinya sekalian dijelasin, bahwa baterai
Li-ion yang kebanyakan digunakan sekarang ini memang nggak tahan terhadap suhu
dingin.
Di dalam baterai tersebut terdapat ion-ion
yang bisa menampung listrik. Ketika baterai kosong, ion-ion akan berkumpul di
sisi negatif baterai (anoda), sedangkan ketika dicharge, ion-ion tersebut akan
menampung listrik dan berkumpul di sisi baterai yang positif (katoda). Ketika
suhu sangat dingin, ion-ion yang sudah menampung listrik tadi akan bergerak
lambat ke sisi katoda atau malah berhenti. Drop.
Hasilnya, karena tak ada ion bermuatan di sisi katoda, baterai akan terbaca
oleh alat elektronik sebagai baterai kosong walaupun sebenarnya penuh.
Jadi jelas, cuaca dingin memang bisa membuat
baterai drop. Nggak hanya baterai,
sih, badan kita juga bakal drop kalo
kena cuaca sangat dingin. Bahkan hati juga. Makanya kalo tiap pertanyaan kepo
yang saya ajukan cuma kamu tanggapi dengan sikap dingin dan dijawab “iya” “nggak”
doang, saya langsung drop.
Setidaknya tanggapi dengan lebih antusias.
Paling tidak jawaban “iya” dan “nggak” itu digabung, biar tercipta frasa yang
membuat saya sadar dan yakin kalo sebenarnya kamu juga suka. “Iya nggak”?
Karena
untuk meyakinkan, perlu penjelasan lebih sesuai kalimat SPOK
Subjek.
Predikat.
Objek.
Keterangan.
Biar jadi kalimat yang efektif, susunannya
biasa SPOK, SPK, SPO, pokoknya subjek dan predikat kudu berada di awal. Makanya,
dalam mencari pasangan atau menarik hati seseorang, orang-orang biasanya
melihat dan memamerkan predikatnya. Yang sudah jadi dokter, yang jadi polisi,
yang jadi pilot, yang jadi PNS. Karena memang, dengan meletakkan predikat di
depan, kita bisa menarik perhatian orang dengan lebih efektif.
Jadi terima aja kalo kita ditinggalin atau nggak
dianggep, karena dalam kalimat saja,
tidak memiliki predikat akan menyebabkan ketidakjelasan. Apalagi manusia, nggak
memiliki predikat tentu dianggap tidak memiliki masa depan yang jelas. :(
Sebagaimana kalimat yang hanya memiliki
subjek dan objek saja:
Aku kamu
S
O
Apaan, kan. Aku kamu apa? Nggak jelas. Membelakangkan
predikat juga dianggap nggak baik. Misal susunannya jadi SOP.
Aku kamu sayang
S
O P
Bukannya jadi kalimat efektif, malah jadi
kalimat egois. Aku kamu sayang pokoknya. Kamunya? Bodo amat. Gini amat ya jadi
orang yang predikatnya terbelakang. Dari itu, kalo kita sedang berbicara,
mengobrol atau menanggapi pertanyaan kepo, baiknya menggunakan kalimat yang
bisa menjelaskan dan juga efektif sesuai SPOK.
Biar efektif, harusnya kalimat tadi menjadi:
Aku sayang kamu
S P O
Efektif dalam mengungkapkan perasaan. Eh,
tapi akunya jadi nggak disayang ya. Mungkin harusnya “Aku sayang kita”.
Kan katanya SPOK, lalu K-nya mana?
Oh, keterangan?
Matiin lampunya aja kalo keterangan, toh,
kalo udah saling mengungkapkan perasaan begitu biasanya suka gelap-gelapan. Di kosan.
Bergesekan.
Sumber
gambar:
1) http://www.pakmono.com/2015/08/pengertian-gaya-gesek-rumus-dan-contohnya.html
2) https://www.brilio.net/gadget/baterai-smartphone-cepat-drop-bisa-karena-virus-sembuhkan-segera-160517e.html
3) https://www.brilio.net/duh/15-foto-cowok-ganteng-ini-sering-dipakai-akun-palsu-facebook-waspada-160413f.html
Berarti, kita harus berkomunikasi dengan efektif untuk memperlancar gaya gesex ya? Pantes yang jago sepik sering banget berakhir gesex-gesexan. Tapi, mereka malah dipuja loh. Apa dayaku yang gak jago sepik :(
BalasHapusSaya kayaknya udah coba berkomunikasi dengan efektif, tapi belum bisa juga nih gaya geseks. Abis tiba-tiba terdengar suara Opick, "Seperti terlupa bahwa napas kan terhenti. Astagfirullah~"
Hapus@Arman: Yoi, Man. semuanya bisa dimulai dari lancar dan efektifnya pembicaraan. Yang kaku ngomong depan orang gini yang idupnya gak lancar-lancar, :(
Hapus@Yogs: Ahahaha... kamu memiliki daya gesek dengan koefisien yang besar Yogs. Jadi ketika melakukan sepikan, nggak pernah sampe bergesexan. alhamdulillah dong~
Kok saya dipermainkan SPOK gini rasanya. :(
BalasHapusOmong-omong, kenapa harus di kosan? Hotel dong biar nggak digerebek warga, terus diarak keliling kampung~ Muahahaha.
Biar mencakup semua kalangan, nggak semua pelajar bisa menyewa hotel, Bang~
HapusBuguru Mayang lebih tau, karena dalam hubungan gesekan yang terjadi, mereka selalu mengatasnakaman karna rasa Mayang (sama-sama sayang).
BalasHapus