Assalamu’alaikum…
Hidup ini memang sudah ditakdirkan. Kejadian
sekecil apa pun sudah ditetapkan. Termasuk masalah keseleo. Kemarin malam, di kala
mengubah posisi saat tarawih, bahu kiri saya terasa pegal dan sakit seperti ada
urat yang tertarik. Keseleo. Itu pasti suratan takdir. Bayangin aja, masjid
seluas itu, orang sebanyak itu, gerakan salatnya sesama itu, kok, ya, bisa saya
yang keseleo.
Selesai tarawihan dan pulang, sambil tiduran,
perlahan saya memijat bahu kiri saya yang terasa pegal tersebut dengan tangan
kanan. Karena belum hilang juga, saya mengambil balsem di laci meja. Balsem otot
geliga. Nggak geli, sih, panas iya pas diolesin ke bahu.
Ajaibnya, walau diserang rasa panas, ternyata
bahu yang pegal tadi berangsur baikan. Saya harus mengabadikan jasa balsem
tersebut di hidup saya. Serta mencoba lebih akrab lagi dengan beliau agar bisa
memperlakukan beliau lebih baik lagi. Balas budi, coy.
Balsem
adalah…
Kata tidak baku. Kalo yang baku itu balsam.
Namun, saya lebih suka nyebutnya balsem. Terlebih, pada wadah balsem yang saya
gunakan tadi itu, tertulisnya “balsem” bukan balsam. Walo saya tahu itu
kesalahan dalam hal baku tidak baku, tetap saja nggak bakal mengurangi jasa
balsem otot geliga tersebut.
Balsem merupakan obat luar dengan bentuk
sediaan semi padat seperti salep. Ketika dioleskan, akan menimbulkan relaksasi
dan menstimulasi aliran darah sehingga mengurangi sakit. Balsem biasanya dipake
untuk mengatasi sakit perut kembung, masuk angin, sakit kepala, nyeri otot,
nyeri sendi juga untuk menyembuhkan masuk angin. Kalo di wadah balsem otot
geliga yang berjasa tadi, tertulis bahwa beliau juga bisa digunakan sebagai
balsem pemanasan olahragawan. Nggak tahu dipakein di mananya.
Selain itu, balsem juga digunakan untuk
membuat sapi karapan bisa berlari lebih kencang. Caranya bagaimana? Mata dan
dubur sapi dioles balsem. Sapinya meronta, dan akan menimbulkan reaksi untuk
menjauh (berlari). Apalagi ditambah dengan cambukan paku, trus lukanya kalo
ketemu balsem, ya, makin menyakitkan. Larinya makin kencang. Jika tidak begitu,
sapinya kadang nggak mau lari. Walau sempat ada anomali, yaitu sapinya justru
nggak mau lari ketika dapat cambukan.
Saya nggak tahu harus menganggap itu
penyiksaan atau apa. Karena dalam setengah tahun sebelum karapan, sapinya
diperlakukan seperti raja. Makannya nggak boleh sembarangan, dikasi jamu,
dikasi susu. Hidup memang seperti roda berputar, Pi. Setelah perlombaan
selesai, si pemilik langsung mengobati lukanya, sih. Dirawat bak raja kembali
untuk pertandingan berikutnya nanti.
Cara
penggunaan balsem
Balsem dioleskan secukupnya pada bagian yang
sakit. Lalu gosok secara merata dan perlahan. Untuk mendapatkan khasiat yang
maksimum, setelah 2-3 jam letakkan handuk panas pada bagian yang telah
dioleskan.
Penggunaan balsem haruslah tepat. Walau
memiliki sifat panas, balsem tidak boleh dipake untuk menggantikan sesuatu yang
sifatnya mirip. Misalnya dipake untuk menggantikan sambal cabe. Memang, sih,
balsem juga menimbulkan efek pedas saat dimakan, sambal cabe juga, tapi tindakan
itu tidaklah tepat. Pedas, sih, tapi nggak enak. Beneran.
Balsem juga bisa digunakan sebagai obat luka.
Tapi saya tidak menganjurkan hal tersebut. Karena biasanya balsem yang
digunakan memang balsem khusus untuk luka seperti merk Zambuk yang memberikan
efek dingin, bukan balsem untuk pegal nyeri otot yang berefek panas. Walo bisa
mengobati pegal dan nyeri, tapi balsem tidak dianjurkan untuk dipake pada orang
yang mengalami cedera memar. Karena bisa memperparah cederanya.
Bagi kalangan pelajar, balsem juga bisa
dipake untuk bersenang-senang. Ketika saya masih SMP dan melakukan kunjungan ke
SMP lain, anak-anak di sekolah yang saya kunjungi membuktikannya. Mereka
menyediakan dan mengatur kursi penyambutan tamu-tamu. Sebagian kursi yang jadi
tempat duduk tamu itu mereka olesi balsem.
Sebagai tamu, tentunya nggak curiga, dong. Balsemnya
juga tidak menimbulkan warna. Tahu-tahu ketika pidato kepala sekolah, udah
banyak yang mengaduh dan mendadak berdiri. Dan banyak yang menahan tawa. Memang,
ya, nggak peduli di mana, orang yang usil itu selalu ngajak prank.
Penggunaan balsem juga harus melihat situasi.
Jangan mengoleskan balsem ketika akan berenang atau mandi. Sungguh itu
perbuatan bego tingkat tinggi. Di zaman dulu, balsem digunakan untuk
mengawetkan tubuh yang telah mati. Seperti di Mesir, tubuh Firaun dan kucing
yang menjadi peliharaannya diawetkan dengan balsem dan ditempatkan dalam
Piramid.
Cara
penyimpanan balsem
Balsem harus ditutup rapat dan diletakkan di
tempat kering dengan suhu kurang dari 30 derajat celcius. Jika balsem dibiarkan
terbuka cukup lama, maka khasiatnya akan berkurang. Malah jadi nggak berguna
lagi.
****
Pada diri manusia, ada hal yang membuatnya
bisa menciptakan hangat dan panas pada orang lain. Perkataannya. Ada seorang
anak yang sejak kecil menjadi yatim piatu, dia hidup mandiri dan merasa
sendirian di bumi. Neneknya yang dulu mengasuhnya hanya sempat memberi makan
dan menyekolahkan saja. Memberi perhatian sudah tidak bisa dilakukan karena
harus mengumpulkan biaya.
Setelah beberapa waktu berselang, anak yatim
piatu tersebut punya teman dekat di sekolah. Dia jadi sering main ke rumah
temannya tersebut. Namanya anak-anak, mereka bermain sering kelewatan. Sehingga
mengalami luka-luka. Ketika pulang ke rumah temannya, dia dan temannya dimarahi
oleh ibu temannya, sambil membersihkan dan mengobati luka-luka mereka.
Perkataan ibunya itu berisi kata-kata kasar dan amarah, panas di telinga, tapi
bagi mereka, itu terasa hangat. Luka kesepian yang dialami si anak yatim piatu
sejak dulu perlahan sembuh. Ternyata ada orang yang begitu peduli dengannya.
Seperti
balsem, perkataan yang berisi kalimat atau kata-kata kasar dan membuat panas
ternyata bisa menyembuhkan
Sebagaimana perkataan seorang pelatih yang
membuat anak yang dilatih sembuh dari ketidakmampuannya. Pelatih gerak jalan,
pelatih tembak, pelatih renang, pelatih bola, dan beberapa pelatih lainnya
sering kali melontarkan kata-kata kasar. Namun, lama-lama, sakit (tidak ahli)
yang dialami anak yang dilatihnya itu menghilang. Mereka kemudian menjadi anak
yang ahli dalam bidang tersebut.
Atau mungkin kita pernah mendengar atau
berkata, “Aku janji nggak akan bikin kamu marah lagi.”
Marah itu berisi emosi. Kata-kata yang keluar
jadi panas. Orang yang kena marah karena melakukan hal yang salah, akan terdiam.
Lalu meminta maaf dan berusaha tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi. Walo
mungkin di hari-hari kelak kesalahannya terulang lagi, tapi kata-kata panas
dalam amarah orang itu bisa mengobati dan mencegah kesalahannya dalam waktu
dekat. Sama kayak orang mual atau pegal dikasi balsem. Mungkin entar mual atau
pegalnya kambuh lagi, tapi untuk beberapa waktu, setidaknya, dia merasa lebih
baik.
Seperti
balsem pula, kata-kata kasar tersebut harus dilihat waktu dan kondisi
penggunaannya
Kata-kata kasar yang membuat panas harusnya
hanya digunakan ketika seseorang mengalami kesalahan yang besar, yang bisa
mengancam keselamatan dirinya atau orang lain. Ya, walo kata orang lebih benar
kalo tidak menggunakannya, sih. Namun, kalo tidak begitu, keseringan
kesalahannya itu diulangi lagi. Ngeyel.
Kata-kata kasar memang bisa membuat panas,
tapi tentu saja tidak bisa dipake untuk memanaskan donat indomie. Kalo
memanaskan yang jual donat indomienya sih bisa.
“Donat indomie macam apa ini? Rasanya kayak
oli gear motor.”
“Itu emang gear motor, Bang. Ngapain dimakan?”
Kata-kata kasar memang bisa dipake untuk
menyembuhkan luka seseorang yang diakibatkan oleh pikiran bodoh. Misal berniat
melakukan candaan dengan cara berkata membawa bom saat naik pesawat. Kita bisa
menyembuhkan luka yang berbentuk kebegoannya itu dengan kalimat kasar dan
panas, “Kalo kau melakukan itu, kau
benar-benar bakal jadi orang paling goblok sedunia.”
Atau bisa menyembuhkan luka orang yang patah hati dengan mengatakan, ”Buat apa menangisi orang yang bangsat kayak gitu. Bajingan kayak dia yang kelak bakal nangis karena ninggalin kamu.” Tentu saja seperti balsem khusus luka, kata-kata kasar untuk orang patah hati itu juga hanya ampuh diucapkan oleh orang dekatnya, sahabatnya misal. Kalo diucapkan oleh orang lain yang kenal aja nggak, cuma sekadar tahu cerita lagi putus aja, malah akan membuat makin parah.
Atau bisa menyembuhkan luka orang yang patah hati dengan mengatakan, ”Buat apa menangisi orang yang bangsat kayak gitu. Bajingan kayak dia yang kelak bakal nangis karena ninggalin kamu.” Tentu saja seperti balsem khusus luka, kata-kata kasar untuk orang patah hati itu juga hanya ampuh diucapkan oleh orang dekatnya, sahabatnya misal. Kalo diucapkan oleh orang lain yang kenal aja nggak, cuma sekadar tahu cerita lagi putus aja, malah akan membuat makin parah.
Di kalangan pelajar, kata-kata kasar sering
dipake untuk bersenang-senang. Ketika ada teman sekelasnya yang dianggap ‘kurang’
dalam penampilan, atau terlihat “cupu”,
mereka akan mengeluarkan kata-kata kasar untuk memperoloknya. Bullying. Namun, apa itu benar suatu
kesenangan? Sama seperti balsem dipake untuk membuat jebakan, menggunakan
kata-kata kasar untuk mem-bully juga
merupakan tindakan yang tidak benar.
Balsem bisa dipake senang-senang kalo di situasi lagi main gaplek dan yang kalah pipinya diolesi balsem. Kata-kata kasar juga bisa menyenangkan, kalo untuk menanggapi jokes receh. Semuanya bisa senang kalo seperti itu.
Di kalangan fotografer, balsem pernah digunakan
untuk memberikan efek tertentu dengan cara mengoleskannya di lensa. Hasil foto
yang harusnya jernih, jadi terlihat buram. Kata-kata kasar juga begitu. Niat
baik kita untuk membantu dan menolong serta peduli dengan keadaan orang lain,
karena menggunakan kata-kata kasar, niat jernih itu bisa jadi terlihat buram.
Pake balsem harus liat situasi, jangan pake
balsem saat mau berenang, karena panasnya malah berkali lipat dan menyakiti. Menggunakan
kata-kata kasar juga harus melihat situasi. Jangan asal pake kata-kata kasar
untuk situasi orang yang mencoba menjadi pribadi yang bahagia dan lebih baik.
Baca juga: Kita Tidak Boleh Menjadi Orang Yang Lebih Baik
Baca juga: Kita Tidak Boleh Menjadi Orang Yang Lebih Baik
“Sok inggris!”
“Kerudungan kok ketawanya keras.”
“Masuk puasa kerudungan, lepas puasa kerudung
lepas juga, munafik!”
“Taik, baru juga pake jilbab udah sok-sokan
ngepos kata bijak.”
“Sekarang bilang jangan ngebully, kemaren lu
rame-rame ngajak follower lu buat ngebully, kntl.”
“Silakan di-order krim perawatannya agar bebas jerawat, kakak.”
Karena layaknya balsem yang dipake sebelum
berenang, kata-kata kasar seperti itu akan terasa berkali-kali lipat lebih
panas dan menyakiti. Kalo kata-kata kita yang kasar tersebut terasa sangat
panas, maka orang yang jadi objek umpatan akan belajar untuk membenci. Jika
sudah membenci, perasaan dan hatinya seolah mati. Lalu efeknya akan seperti balsem
pada mumi, kata-kata kasar kita akan mengawetkan kebencian dalam hati.
Dari
itu, kata-kata kasar dan panas harus disimpan dengan benar
Balsem nggak dipake tiap saat. Kalo nggak
diperlukan, ya, disimpan dengan ditutup rapat. Kalo dibiarkan terus terbuka,
jadi nggak ada manfaatnya lagi. Cuma jadi sampah. Begitu pun kalimat kasar yang
membuat panas, harus disimpan dan ditutup rapat-rapat. Kalo sering dibiarkan
terbuka, ya, omongan kita itu bisa dibilang cuma sampah.
Sumber
gambar:
1) https://www.bukalapak.com/p/kesehatan-2359/produk-kesehatan-lainnya/cucnjn-jual-balsem-otot-geliga-10gr-pereda-nyeri
2) https://youtube.com keyword "sosis plus balsem"
3) https://youtube.com keyword "prank balsem ke ketek temen"
4) http://www.dunia-anak.com/2017/01/cara-menangani-anak-yang-berkata-kasar.html
5) http://olahraga.akurat.co/id-170046-read-karena-hal-ini-gary-neville-pernah-berkata-kasar-pada-sir-alex
6) https://id.wikihow.com/Mengetahui-Apakah-Teman-Anda-adalah-Teman-Sejati
7) https://twitter.com/search?q=sok%20bijak%20bangsat&src=typd
Sungguh balsem sangat berjasa sekali :)))
BalasHapusAHahaha.. iya mas Adi, jasanya begitu besar jadi diabadikan dalam tulisan. xD
HapusContoh yang "kntl" ini ngambil dari twit siapa, Haw? Saya bingung, sih, sama selebtwit yang semacam itu. Ketika ada suatu kritik atau pernyataan bodoh dari followers di DM, beberapa kali selebtwit suka SS terus bagiin ke followers lainnya. Hal tersebut sama aja ngajakin bully orang itu, kan? Hm~
BalasHapusSaya nggak ngerti bahasa Sunda, tapi kalimat-kalimat kasarnya bisa menjadi kelucuan buat saya~ Wqwq. :))
Ya, intinya saya sepakat deh. Gunakanlah sesuai situasi dan kondisi. :D
Saya lupa, Yog. Pernah liat di timeline aja dulu. Kalo saya liat orang yang sok membela hal baik padahal sebelumnya dia melakukan kesalahan yang bertentangan dgn yg dibela itu ya alhamdulillah. dia udah jadi baik. tapi kalo ke depannya dia malah balik kayak dulu lagi ya udah, ikutan ngatain saya mah. xD
HapusGue tambahin ya, Haw.
BalasHapusIni sama kayak kritik dengan kata-kata pedas. Banyak yang beranggapan kritik pedas itu cuma menghina dan niat menjatuhkan. Mungkin benar, tapi isi kritik itu tetap ada manfaatnya. Ibarat makanan, kritik pedas itu kayak fresh from the oven. Butuh kedewasaan dan pelan-pelan saat "mengunyah"-nya. Dan yang pasti, kritik pedas pun bisa membantu kita untuk berkembang, asal diterima dengan sikap dewasa.
Ini para pelaku seni banyak yang nggak nerima kritik dan jawab: "Lo bisanya kritik doang, bisa bikin kayak gue nggak?"
Hey halo, kalau gue komplain es kepal Milo di abang A kurang manis, apakah gue harus bisa bikin yang lebih manis? Audiens menilai hasil bukan proses. Nggak fair kalau pelaku seni minta dipertimbangin prosesnya ke audiens. Kan kalau karya udah dilempar ke audiens, ya audiens bebas menilai. Hoho.
Tapi emang sih mengkritik dengan kata-kata halus lebih baik daripada pake kata-kata pedas atau kasar. :p
By the way, baru tau karapan sapi suka pake balsem. Atlet maraton bisa nih pake ini. Hahahahaha
Wuooohhh.. mantap, Gip. Terima kasih udah nambahin. Saya taro di pejwan, Yak. :D
HapusItu sisi buruk karapan sapi yang nggak banyak orang tau, sebagaimana sisi istimewanya sapi yang juga nggak banyak orang tau klo pemiliknya udha ngeluarin ratusan juta untuk miara itu sapi demi karapan.
Mari Join bersama IndoPK
BalasHapusNew Member 10%
Bonus mingguan 0,5%
Bonuacs ReferAll 10%
BBM: 2BA2EB3B
WA : +6282297638047
#poker #pokeronline #bandarceme #dominoqq #indopk #INDOPKagendominoqq #agendominoqq #Capsasusun
SEMPET YA.
HapusLu juga, Man. Sempet-sempetnya ngomentarin ini spam bot. :p
HapusWhen physicist meet physicist.
BalasHapusMay, kamu nggak mau gantiin saya bahas Vsika aja? udha lama saya nggak bahas. Lebih berbobot dan terjamin kalo guru fisika yang buat artikelnya. :lv
BalasHapusMorfinmantap: Kalo keduanya bertemu, apakah akan jadi 2physicist atau malah jadi Physicist kuadrat?
(((MORFINMANTAP)))
Hapusitu balsem panas banggeettt, gak kuat ak pake itu.. pake koyokk aja deh
BalasHapus