Sudah menjadi kesepakatan umum bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Bahkan di dunia perfilman saja ikut menganut hal tersebut. Saat penjahat mengutus anak buahnya yang banyak, berlebih, untuk menyerang, pasti aktor utamanya jadi mudah mengalahkan mereka semua. Berbeda kalo penjahat yang dikirim hanya satu atau dua orang. Pasti penjahat tersebut akan terlihat punya kekuatan luar biasa dan aktor utamanya akan kesulitan untuk mengalahkan.
1) lebay = berlebihan
Namun, kata “berlebihan” sendiri tidak memiliki standar atau satuan yang jelas. Berlebihan dalam pandangan tiap orang tentunya berbeda. Misalnya, yang lagi heboh itu tentang perayaan pernikahan. Ada yang merayakannya dengan sangat mewah, berhadiah iPhone, emas, dan barang mewah lainnya. Bagi orang yang ekonominya rendah, itu dianggap berlebihan, tapi bagi orang-orang di lingkungan yang merayakan, itu sudah biasa. Tidak berlebihan.
Karena tidak mutlak disebut berlebihan, maka perayaan pernikahan mewah itu tidak bisa disebut nggak baik. Ya itu urusan dan kesepakatan yang merayakan. Ngomentari hanya menunjukkan kalo diri ini iri dan tidak mampu saja.
Lalu, berlebihan itu yang seperti apa?
Berdasarkan pengertiannya di Kamus Besar Bahasa Indonesia, berlebihan merupakan keadaan sesuatu yang jumlahnya banyak sekali. Jika diberi wadah takaran, maka sesuatu tersebut jumlahnya lebih banyak dibanding wadah itu sendiri. Bisa dua kali lipat atau lebih banyak lagi. Berlebihan juga bisa berarti tindakan yang keterlaluan, tidak sewajarnya.
2) Berlebihan = memaksakan lebih dari daya tampung
Misal kita mau pergi kemping, bekal dan bawaan yang kita siapkan malah jumlahnya lebih banyak dari daya tampung tas yang akan kita pakai. Tapi tetap aja dipaksa masuk semua. Berlebihan. Atau yang menurut ahli kesehatan, kita dibolehkan minum kopi 2 gelas sehari, tapi kita malah meminumnya sampai 5 gelas sehari. Berlebihan. Atau kalo biasanya kita salat subuh dua rakaat, kali ini kita salat subuh 5 rakaat. Ini bukan berlebihan sih, tapi bid’ah.
Kenapa berlebihan itu dianggap tidak baik?
Berdasarkan pola yang selalu terjadi, apa-apa yang berlebihan keseringan mengakibatkan hal yang tidak diinginkan. Misalnya kesringan dan berlebihan makan yang manis-manis, lama-lama mengakibatkan diabetes. Bekerja berlebihan sampai tidak mau menyempatkan istirahat, ada yang sampai meninggal karenanya. Bercanda terlalu banyak dan membercandai (meledek) orang lain, bisa membuat permusuhan.
Namun, seperti fenomena pernikahan mewah tadi, berlebihan itu tidak memiliki standar baku, sehingga untuk mengukur baik tidaknya sesuatu atas hal yang berlebih juga tidak mudah. Kita tidak bisa begitu saja mengatakan sesuatunya tidak baik hanya karena jumlahnya terlalu banyak menurut penglihatan kita.
3) Kerja untuk hidup atau hidup untuk kerja? Untuk menyembah Allah, Akh.
Jika kita menganggap segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, maka berlebihan menilai orang yang berlebihan itu juga merupakan sikap yang berlebihan. Sama nggak baiknya. Disebut tidak baik karena akibatnya menimbulkan hal yang seharusnya tidak terjadi. Namun, bagaimana jika tindakan berlebihannya mendatangkan hal yang baik? Lagi pula, berlebih atau tidak itu merupakan perkara penampung dan pengalirannya.
Misalnya saat masak berlebih
Tinggal di kos sendirian, karena lagi senang-senangnya mencoba resep masakan, nggak kerasa bahan yang dimasak begitu banyak. Berlebihan kalo untuk dimakan sendiri. Lalu apa yang bisa dilakukan? Membaginya dengan teman sekos. Mereka selalu bisa untuk menampung kelebihan masakan tersebut. Merasa diperhatikan karena dibagi masakan segala, di hari lain teman sekosnya membagi masakan yang dia masak juga. Jadi penguat pertemanan, kan?
Punya tabungan berlebih apalagi. Siapa yang ngggak senang kalo itu dialami diri sendiri. Dengan tabungan atau uang berlebih, kita bisa menyogok malaikat Izrail, melalui perantara paket kesehatan dan perawatan. Kalo nggak punya, hanya bisa pasrah saja, kan. Lagi pula, berlebihan itu merupakan keinginan semua orang.
“Iya, kalo aku punya uang lebih, aku beliin, ya.”
Aneh memang, kita tidak dianjurkan untuk bersikap berlebihan, tapi kita hanya mau menolong orang ketika punya rezeki yang berlebihan. Bukankah itu berarti sejak awal kita sudah mengatur diri sendiri untuk tidak menolong orang lain? Kalo bisa membantu orang lain, apa salahnya sesekali bersikap berlebihan. Yang biasanya ngasi lima ratus, sesekali ngasihnya berlebihan, dua juta gitu. Dalam bentuk koin lima ratusan. Mereka akan senang dan selalu merasa cukup untuk menampungnya, kok.
4) Berbagi hanya ketika merasa punya lebih?
Lalu apa ada yang pernah nge-print pas foto dalam jumlah sangat banyak alias berlebihan? Atau memfoto kopi dokumen dalam jumlah berlebihan pula? Jika iya, mana yang lebih dominan, rasa sesal karenanya atau merasa tenang karena semuanya udah siap walo belum diminta? Tidak semua yang berlebihan itu nggak baik. Selama ada yang selalu bisa menampung kelebihannya.
Makanya…
Jika rasa sayangku ini menurutmu berlebihan, mohon maaf, itu bukan dimaksudkan agar tercipta hubungan tidak baik. Hanya saja, aku selalu yakin bahwa sebesar apa pun rasa sayang yang kuberikan, kamu selalu merasa cukup untuk menampungnya.
Sumber gambar:
1) https://ariefberkarakter.wordpress.com/2012/06/24/lebay-dalam-pandangan-islam/
2) https://automotivexist.blogspot.com/2017/12/efek-negatif-bawa-barang-berlebihan-di-mobil.html
3) https://jic.co.id/karoshi
4) https://humairoh.com/rezeki-itu-ujian-bila-allah-memberimu-lebih-bukan-berarti-kamu-harus-membeli-lebih-tapi-memberi-lebih/
kayaknya kalo masak makanan yang jumlahnya lebih banyak dari anak kost-an emang punya rasa bahagia tersendiri sih. ini tentu saja berlebihan yang baik. wahahah.
BalasHapusiya ya, memang tergantung sudut pandang aja kalo gitu. enggak bole ngerasa paling bener klo gitu. sebagai netizen yang budiman, harusnya kayak gitu ya.
paragraf terakhirnya ngena sih. mau mempraktekan sekarang, enggak ada partnernya juga. nanti deh klo gitu.
Justru kalo berlebihan makanan di kosan, itus emua pada suka. kalo dibagi2. kalo dibuang mah ya keterlaluan~
Hapusahahahha... gausah dipraktikin, Ji, entar dibilang modus.
wa'alaikumsalam.
BalasHapusSaya kadang masih suka berlebihan, apalagi pas makan prasmanan. apa saja saya ambil belum tentu abis. Eh uda keburu kekenyangan. Malah nyisa. Mau kasih orang takut ditampol. Jadi mubazir :((
saya setuju apa salahnya bersikap belebihan dalam hal kebaikan. :)
Ya, kalo yang itu baru gak baik, berlebihan jadi baik kalo kelebihannya ada yang nampung kan... berlebihan itu = terlalu, terlalu baik itu berlebihan berarti, tapi karena doktrin berlebihan = gak baik, orang yg terlalu baik jadi ditinggalkan, kita harus mengubah paradiga ini.
Hapushmm.. mungkin ini bisa jadi sebuah inspirasi menarik buat bikin undangan yang lebih berlebihan lagi. hadiah nikah gratis bagi para tamu, misalnya.
BalasHapusNikah gratis buat tamu, hmm... kudu survey dulu ini, kalo tamunya semua lakik, kan, gimana-gimana gitu, Yan.
HapusPernah ngetes, ngasih uang jajan ke adek 15 ribu, harusnya 5 ribu dan dia diem aja. Pulang pulang dia bilang "kak, uangnya sisa 10ribunya habis, aku masukin ke kotak infaq"
BalasHapusIni bella malah udah ngelakuin eksperimen, dan sungguh adek yang tau memaknai arti kelebihan untuk menjaid lebih baik. O_o
HapusWalaikumsalam.
BalasHapusSo sweet.
Masih sweet-an kamu, kok.
HapusNggak selalu, hanya yang terlintas buat nambah2in kata biar nyentuh 500 kata dan bisa lulus standar postingan para pengiklan. xD
BalasHapuslah iya ya... soalnya kalo nais yg udah dimasak terus gak kemakan di hari yg sama, esoknya udah gak begitu nikmat, May.
Hahaha endingnya :)
BalasHapusTapi aku setuju lho, kalau fotokopo dokumen berlebih itu ada untungnya meski bisa lama tersimpan dan hampir dilupakan. Soalnya suatu hari selalu aja tiba-tiba dibutuhkan :D
*fotokopi
HapusNgasi opini panjang lebar tujuannya ya buat baperin orang~
Hapusitu dia, menyediakan lebih itu bukan berarti salah, karena kita mampu dan tau ada situasi yang membuat kita kewalahan karena kurang.
Misa; org gak mau mencinta berlebih, di situasi saat dia kesel, cintanya kurang, ya bisa lebih mudah buat pergi.