Basic, hal-hal dasar, standar, atau sesuatu yang sewajarnya. Beberapa hari ini time line media sosial saya banyak yang berkomentar tentang hal tersebut. “Basic. Ngapain menilai sesuatu dengan hal yang udah sewajarnya.” Saat itu mereka sedang membahas tentang lelaki yang memberikan tempat duduk kepada orang yang lebih tua saat di dalam transportasi umum.
1) Yang usianya masih lanjut, boleh duduk kok
Orang yang awalnya menceritakan kejadian tersebut memberi apresiasi yang diimbuhi kalimat “lelaki idaman”. Melihat kejadian tersebut merupakan hal yang udah sewajarnya, ada follower-nya atau mungkin mutualan-nya yang tidak sepakat jika karena hal tersebut seseorang dianggap sebagai “idaman.” Lalu mereka saling mencela dan saling mencari aib masing-masing. Ujung-ujungnya ya sindir-sindiran dengan membuat thread masing-masing.
Apakah mengidamkan hal yang sewajarnya (basic) itu memang salah?
Dulu, saya juga menganggap hal tersebut memang salah. Untuk apa menyukai sesuatu atau orang lain hanya karena hal-hal dasar yang sudah sewajarnya. Saat itu saya mengomentari teman saya yang menyukai seseorang karena katanya orang tersebut salat lima waktu. Salat lima waktu itu kan kewajiban beragama. Basic. Kalo nggak dilakukan malah yang salah. Jadi, ngapain menyukai orang karena hal itu? Bahkan itu nggak bisa dibilang sebagai suatu kelebihan.
Ini berurusan dengan idaman masing-masing
Idaman merupakan sesuatu yang sangat diharapkan atau didambakan oleh seseorang. Karena tiap orang memiliki cara berpikir yang berbeda, pengalaman berbeda dan lingkungan yang berbeda, hal yang jadi dambaan pun akan berbeda-beda pula. Ya, semacam orang hamil yang lagi ngidam.
Walo itungannya sama-sama hamil, tapi ngidamnya sering beda-beda. Ada yang ngidam mangga muda. Ada yang ngidam mangga muda dan harus dipanjat sendiri ama suaminya dari pohonnya langsung. Ada yang ngidam mangga muda, dipanjatin sendiri ama suaminya dari pohonnya langsung, dan milik Pak Haji Muksin. Ada yang ngidam mangga muda dipanjatin sendiri ama suaminya dari pohonnya langsung, milik Pak Haji Muksin, ketika Pak Haji Muksinnya lagi manjat pohon mangga milik Pak Ilyas karena istrinya lagi ngidam. Beda-beda pokoknya.
Etapi, kenapa keinginan orang-orang itu beda-beda, ya? Padahal, kalo kita melihat struktur pembentuk tubuh manusia itu kan semuanya sama. Terdiri dari sel, jaringan pembuluh, sistem organ, syaraf yang berisi dendrit, semuanya sama. Malahan, asal-muasalnya juga sama pada satu manusia pertama. Kenapa?
2) Berbeza itu elok~
Bentuk tubuh dan warna kulit berbeda karena adanya perubahan gen saat proses penurunan sifat kala berkembang biak. Kata guru saya, itu juga merupakan pertanda kebesaran Tuhan agar kita bisa mudah untuk saling kenal. Cara berpikir dan sifat berbeda-beda karena hal yang masuk memori memang berbeda. Lingkungan dan pengajaran yang diterima sangat memengaruhi cara berpikir.
Seperti sebuah smartphone, sebut saja Samsung J5, semuanya sama, tapi file atau program baru yang terpasang di dalamnya pasti akan berbeda. Ada yang mengisinya dengan aplikasi harian, kontak, foto, video, dan pengirim pesan. Aplikasinya berbeda, daftar kontaknya berbeda, foto-foto di dalamnya berbeda, videonya berbeda, isi pesannya pun berbeda. Semacam itulah manusia.
Jadi, maksud Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda agar tercipta keindahan, kemudahan (saling tolong) dan memilki kegunaannya masing-masing. Kayak sampah. Sampah, kan, dibeda-bedakan, mana yang plastik mana yang kaca, biar tercipta keindahan dan kemudahan nantinya. Manusia memang sampah.
3) Beda itu indah~
Keinginan masing-masing manusia berbeda. Jadi tentu tidak semua orang menginginkan sesuatu yang lebih besar dan malah memilih hal yang basic. Lalu, kalo tahu itu hal yang basic, mudah dan emang harus dilakukan, bahkan diri sendiri juga bisa melakukannya, kenapa malah diidamkan?
Waktu dan pengalaman yang menguatkan keinginannya
Disebut sebagai keinginan, idaman, atau dambaan karena kita susah atau tidak bisa meraihnya. Makanya kita mengidamkan atau berharap suatu hari nanti bisa mendapatkannya. Walau dibilang hal-hal basic itu merupakan sesuatu yang sudah sewajarnya didapatkan atau dilakukan oleh semua manusia, tapi pengalaman masing-masing dan waktu yang telah dilalui membuatnya tidak mendapatkan hal-hal basic tersebut.
Bisa makan tiga kali sehari. Itu hal yang basic, kebutuhan manusia. Mengidamkan bisa makan tiga kali sehari itu hal yang buang-buang pikiran, bagi yang masih bisa merasakan tentunya. Namun, bagaimana dengan orang yang dalam waktu lama tidak pernah merasakannya? Salahkah jika mereka mengidamkan hal yang sangat basic tersebut?
Berkumpul dengan keluarga tiap pulang ke rumah. Basic. Tiap orang punya keluarga, punya rumah. Sehingga ketika dia lelah bekerja dan pulang ke rumah, dia punya orang-orang yang menyambutnya. Ngapain kan menginginkan atau mengidamkannya? Waktu yang membuat orang kehilangan hal yang basic tersebut. Salah, ya, kalo ingin merasakan hal itu lagi?
4) Sendirian nggak berarti introvert, tapi emang sudah kehilangan semua
Lalu, setia. Idaman banyak orang. Terserah, yang penting dia setia. Ditertawakan. Karena memang itu hal yang basic. Emang udah seharusnya. Saat dua orang sepakat menjalin hubungan, itu udah sepaket dengan setia. Nggak bisa ditawar. Lalu bagaimana dengan orang yang punya pengalaman sering kali dikhianati? Salah juga jika mengidamkan seseorang yang setia menemaninya?
Seperti itulah…
Ya, itu lah pokoknya. Kita nggak bisa langsung menyalahkan orang yang menyukai hal-hal yang standar. Kita tidak tahu dengan pasti apa yang telah dia alami. Lagi pula, menyukai hal-hal yang standar, hal-hal yang sudah seharusnya, itu juga berarti menyukai hal yang baik, kan? Karena hal-hal wajar yang memang udah semestinya tersebut semuanya berupa hal yang dianjurkan atau diwajibkan. Ramah, mendahulukan orang yang lebih membutuhkan, setia, tidak mabuk-mabukan, semua hal basic idaman itu hal yang baik. Kecuali kalo dia mengidamkan hal yang buruk, baru deh kita… katain aja.
Sumber gambar:
1) https://iliketoreadthis.blogspot.com/2018/12/kita-generasi-muda-kita-berempati.html
2) https://ramaaliska.wordpress.com/2013/05/02/manusia-memiliki-karakter-yang-berbeda/
3) https://seru.beureum.com/mengintip-kamikatsu-satu-satunya-daerah-tanpa-sampah-di-dunia/
4) https://kumparan.com/ivan-aza/tak-punya-keluarga-dalam-keadaan-sakit-lansia-ini-diselamatkan-dari-kolong-tol
Mensejahterakan rakyatnya juga hal basic dari adanya pemerintahan, tapi kenapa banyak orang-orang yang suka sama pencitraan pemerintah?
BalasHapusOh gitu ya.
Betewe, mohon maaf lahir batin bang haw.
Iya. Bener banget, Sep. Saya juga dulu kesel syekali saat orang lebih suka liat presiden makan di warteg. merakyat katanya. apaan. Namun, di lain hal saya sadar, ngeliat orang terkenal dan kita bisa menjangkaunya itu sungguh menyenangkan. walo remeh, mereka akan lebih suka org yg bisa ditemui dibanding yg hanya di layar saja.
Hapuslah... yaudah, ku mohon maaf lahir dan batin juga dah, Sep.
Saya pengin tidur pukul 10 malam. Itu basic juga buat sebagian orang. Apa susahnya, sih? Bagi para manusia pengidap insomnia atau orang yang badannya-rebah-tapi-pikiran ke-mana-mana sebelum tidur, kayaknya bisa ketiduran sebelum pukul 12 aja udah bersyukur. Haha.
BalasHapusIya. semacam itu juga Yog. Banyak loh orang-orang yang mendambakan bisa tidur lebih awal, tapi yang muncul pas nyoba tidur awal malah pikiran-pikiran yang entah apaan. Udah berusaha perbaiki tidur, yang biasanya perlu berminggu-minggu untuk biasain mata tidur di bawah pukul 11 malam, eh sehari aja ngelanggar, langsung nggak bisa tidur awal lagi...
HapusBetul juga. Cuman aku kadang mirisnya nih ya, orang itu mau kita suka sama yang baik atau yang buruk, pasti aja ada yang ngatain. Tapi gabisa nyalahin juga sih, mungkin dia juga suka sama hal basic itu, misalnya dia suka ngatain orang.
BalasHapus