Saat berjalan kaki di siang hari yang sedang panas, tubuh kita akan mengeluarkan keringat untuk menetralkan suhu tubuh. Keringat tersebut kemudian merembes pada pakaian dan membuatnya menjadi basah. Keadaan basah ini bisa diketahui saat kita menyentuhnya.
1) Pakaian Basah |
Namun, selain dengan menyentuh secara langsung, kita atau orang lain juga bisa menyadarinya bahwa pakaian kita basah dengan cara melihatnya. Pakaian—misal baju berwarna biru—yang basah itu akan memiliki warna yang berbeda. Bagian yang terkena air, basah, tersebut terlihat sedikit lebih gelap warnanya. Kenapa bisa demikian?
Ini pengaruh pemantulan cahaya
Semua benda memiliki sifat untuk memantulkan cahaya. Baju dikatakan berwarna biru karena baju tersebut bisa memantulkan cahaya yang mengenainya dengan frekuensi 606-668 THz dan panjang gelombang 450-495 nm. Secara teori, semakin kecil panjang gelombang, maka kemampuan memantulkan cahayanya akan semakin berkurang (warna lebih gelap).
Benda yang memiliki panjang gelombang kecil tadi, tidak baik dalam memantulkan cahaya karena lebih banyak menyerap frekuensi warna lainnya. Baju yang basah tersebut terlihat lebih gelap, berarti kemampuan memantulkan cahayanya mendadak jadi kecil dan kemampuan menyerap cahayanya jadi lebih besar. Namun, kenapa hanya karena terkena air saja, kok, bisa mengubah kemampuan memantulkan cahayanya?
Baca juga: Kenapa Warna Pakaian Memudar Setelah Sering Dijemur?
Baca juga: Kenapa Warna Pakaian Memudar Setelah Sering Dijemur?
Padahal itu kan hanya air yang tidak bisa mengubah warna, tidak membuat warna bajunya luntur juga. Tidak mengandung zat pewarna lainnya juga. Kenapa mata kita menangkap baju yang basah tersebut memiliki warna yang berubah, menjadi sedikit lebih gelap?
Karena adanya fenomena refraksi atau pembiasan
Saat cahaya mengenai permukaan suatu benda (medium), tanpa terkena medium lainnya, maka pemantulan biasa yang bisa kita dapatkan. Namun, saat ada medium lain yang bersinggungan, dengan kerapatan (indeks bias) yang berbeda, maka akan terjadi pembiasan (pembelokan cahaya).
2) Pembiasan cahaya |
Saat baju itu kering, cahaya yang datang hanya bersinggungan dengan medium udara yang nilai biasnya 1. Terlihatlah baju berwarna biru yang tadi dipakai. Baju tersebut terbuat dari serat yang saling terjalin. Ketika baju ini basah dan menyerap air melalui aksi kapiler, ruang di antara serat-serat tadi akan terisi dengan air. Akibatnya, cahaya yang datang mengenai baju ini tidak berakhir pada serat, melainkan akan diteruskan pada permukaan air.
Indeks bias air lebih besar dari indeks bias udara (1,33), maka ketika seberkas cahaya yang datang mengenainya dengan sudut tidak tegak lurus, akan terjadi suatu pembiasan dan berkas cahaya tadi akan berubah arah. Saat baju tadi dalam keadaan kering, bisa dikatakan, sudut datangnya akan sama dengan sudut keluar. Jumlah cahaya yang kita lihat kembali semua.
3) Bagian basah lebih gelap |
Namun, karena ada air, basah, sudut keluarnya akan lebih kecil (tajam) dibanding sudut datangnya. Akibatnya, cahaya tadi lebih banyak yang masuk ke dalam dan menghilang (terserap). Cahaya yang berhasil dipantulkan ke mata kita jumlahnya jadi lebih sedikit. Itulah yang menyebabkan kenapa warna pakaian yang basah tadi akan menjadi sedikit lebih gelap.
Begitu. Namun, yang utama dari baju yang basah itu, ya, tentang kenyamanannya, sih. Nggak bakal nyaman kalo pake baju yang basah. Dari itu, dikeringin dulu, ya, di bawah panas matahari atau dicuci sekalian. Jangan hanya diangin-anginkan. Bisa-bisa malah apek.
****
Lalu, kenapa DPR kita sekarang terlihat makin gelap?
Dewan Perwakilan Rakyat, tugas utamanya untuk mewakili rakyat dalam menyampaikan atau menampung aspirasi. Sehingga kebijakan negara yang akan dibuat tidak menindas rakyat, serta diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan umum yang ditemui oleh rakyat. Yang itu artinya, DPR ini menjadi harapan yang terang, dong.
Namun, beberapa tahun ini, terkhusus sebulan terakhir ini, anggota DPR terasa sangat mengecewakan. Saking mengecewakannya, sampai memicu demonstrasi besar-besaran. Kenapa sih DPR sekarang terlihat makin gelap gini?
Seperti baju yang basah tadi, karena cahayanya dibelokkan dan hilang entah ke mana (terserap), makanya jadi terlihat lebih gelap. Pada kasus DPR ini pun begitu. Banyak anggota mereka yang tertangkap basah. Anggarannya banyak yang dibelokkan dan hilang entah ke mana. Terserap kayaknya, sih, ama keluarga mereka. Makanya citra DPR saat ini benar-benar jadi gelap.
Kok, anggota DPR-nya nggak sadar kalo mereka jadi gelap pasca banyak yang tertangkap basah?
Kalo pada pakaian, bagian yang basahnya—yang menjadi lebih gelap—bisa diketahui oleh semua yang melihat. Sehingga saran semuanya pun sama, dikeringkan. Atau dicuci sekalian. Karena kalo diangin-anginkan doang, bisa-bisa baunya apek.
Namun, pada kasus DPR yang jadi lebih gelap ini, kenapa nggak diketahui oleh anggotanya sendiri? Tersirat dari sikap mereka yang merasa benar. Bahkan terucap jelas dari diskusi perwakilan mereka di Mata Najwa. Anggota DPR merasa dia yang terang, demonstran/rakyat yang salah. Menganggap kalo banyak anggota DPR yang tertangkap, berarti KPK nggak becus mencegah/menangani.
Baju basah tadi terlihat gelap, karena kita melihatnya dengan posisi cahaya di belakang kita. Coba kita lihat baju basahnya dengan cahayanya mengarah ke kita Membalikkan posisi saat melihat. Bajunya diterawang. Akan terlihat bagian yang basah tadi justru terlihat terang.
4) Bagian basahnya malah lebih terang saat diterawang |
Berarti, sikap anggota DPR-nya yang merasa benar itu juga udah merupakan fenomena alami. Akan membalikkan fakta atau logika agar terlihat benar. Hanya saja, perihal basah dan menjadi lebih gelap ini, kan, tentang kenyamanan. Baju basah itu nggak enak dipake. Sama juga dengan lembaga yang anggotanya banyak ketangkap basah. Pasti nggak nyaman dipake buat mewakili aspirasi rakyat.
Mending dicuci dulu, atau dipanas-panasin lewat orasi. Karena kalo hanya angin-anginan doang saat mau merombak, bisa-bisa lembaga ini hanya jadi lembaga yang baunya apek. Atau malah busuk.
“Ilmu tentang pembiasan pada pakaian yang basah ini memang tidak bisa dipake untuk membeli siomay, tapi dengan ilmu tersebut kita jadi tahu, istilah tertangkap basah asalnya dari fenomena ini. Bukan karena pelakunya sedang mandi. Lumayan bisa jawab soal pas jajan siomay yang dijual guru Bahasa Indonesia.”
Salam V-sika
(Baca: Peace-sika)
Sumber gambar:
1) https://irishskin.ie/breaking-a-sweat/
2) https://www.ruangguru.co.id/pembiasan-cahaya-pengertian-syarat-peristiwa-hukum-arah/
3) https://id.quora.com/Mengapa-benda-menjadi-lebih-gelap-warnanya-saat-basah/answer/Yusuf-Qisthi-Abdul-Jabbar/log
2) https://www.ruangguru.co.id/pembiasan-cahaya-pengertian-syarat-peristiwa-hukum-arah/
3) https://id.quora.com/Mengapa-benda-menjadi-lebih-gelap-warnanya-saat-basah/answer/Yusuf-Qisthi-Abdul-Jabbar/log
Einsten tersenyum di alam kubur setelah baca penjelasan sebab baju berubah warna karena basah
BalasHapusDi buku2 udh banyak juga kok ini. dulu ada seri buku fisika "apa yang dipikirkan einstein saat... ..." jadi einstein hanya menaikkan satu alis pertanda "ah, ini mah simple."
HapusXixiixixi ada aja yang bikin senyum. AWalnya serius banget euy belajar tentang pembiasan cahaya eh belok ke DPR. Emang sedih sih lihat kondisi negeri kita beberapa hari ini. Semoga cepat ada solusi, jangan hanya bisa janji tapi memberi kepastian kepada rakyat yang menanti.
BalasHapusKarena biar gak disinggung ama SJW, entar dibilang gak mendidik. dikais aja sekalian bahasan pelajarannya.
Hapuskalo yang dicarinya solusi instant tanpa mengorbankan apa2, nggak bakal bisa sih. Karena solusi yang diperlukan memang tentang menghargai negeri (rakyat, hewan, tumbuhan, sumber daya), kalo yang diutamakan hanya keuntungan dan kepentingan maisng2, ya, bakal mencipta masalah yg lebih parah lainnya.
Bisa banget mencari teori V-sika dengan fenomena hari ini. Saya ingin ikutan bersuara juga, tapi cerpen tidak kunjung kelar karena lagi pengin baca aja ketimbang menulis. Menyebalkan. Hahaha.
BalasHapusSoal baju apek karena angin-anginan doang, saya pernah merasakannya beberapa kali pas zaman sekolah. Akibat baju seragam dua-duanya dicuci dan cuaca malah hujan melulu. Akhirnya, saya coba siasati langsung disetrika dengan menyemprotkan banyak pewangi saat pagi-pagi. Setelahnya tambahkan parfum lagi. Entahlah itu baunya jadi kayak apa. Wqwq.
Kalo pun itu cerpen selesai, masih ada list buku lainnya kan. #YogaGemarMembaca
HapusSaya juga ngalami itu, menyemptrot minyak wangi saat masih lembab atau baru kering pas diangin2kan itu malah makin membuatnya makin bau. kalo mau diangin2kan ya mesti dicuci dulu sekalian.
Tolong dong gabung di Quora (eh atau udah?). Nanti saya yang bagian bikin pertanyaannya (sesuai permintaan jawaban yang akan ditulis) hehe.
BalasHapusSilent reader saya di sana. jarang login juga sih. pas lagi gabut dan gatau mau apa baru main ke quora.
Hapuslagi pula, pertanyaan kayak gini di quora mah levelnya cetek dan gak menarik, pertanyaan standar ala pelajaran. di quora pertanyaannya itu lebih unik, menggelitik, dan ada yg lebih privat juga. terutama yang berupa pengalaman2 pribadi semisal kejadian aneh pasien pas shift malam di rumah sakit, hal konyol yg bikin kita gak jadi ditilang dan semacamnya.
ya emang sih, saya lebih suka di room yang nanya hal semacam itu, dibanding room lain yang bahas hal lebih edukatif atau lebih rumit.
Berasa lagi kuliah 2 SKS, terus pas baca kutipan penutupnya langsung ingat lagunya Jamrud yang Waktuku Mandi.
BalasHapuskenapa bisa larinya ke jamrud, sih, itu ingatan?
HapusEnggak tau. Emang otak ini suka random. Maafkan.
HapusMungkin waktu kuliah sambil nyetel lagu jamrud.
HapusDuh, ini bagus banget lho.
BalasHapusapanya, bang?
Hapus