Meskipun masih terhitung sebagai negara
berkembang, Indonesia sudah mengalami banyak kemajuan di berbagai bidang.
Namun, tentu saja kemajuan tersebut tak banyak dirasakan semua masyarakatnya.
Ini disebabkan, selain tidak bisa meratanya kemajuan tersebut, juga karena
permasalahan yang muncul bertambah banyak pula. Majunya sudah empat langkah,
eh, masalah yang menyertainya juga ikutan bergerak tiga langkah. Hampir nggak
kerasa kalo ada kemajuannya.
1) Pertanda Adanya Kemajuan |
Berbicara tentang kemajuan, sebenarnya apa,
sih, yang bisa menunjukkan kita telah mengalami kemajuan tersebut?
Pada bahasan tentang negara maju, kalo mau
ditunjukkan secara fakta, diperlukan data terverifikasi, sih, di tiap aspek
yang menjadi tonggak negara. Baik itu dari aspek pendapatan per kapitanya,
aspek pendidikan, aspek infrastruktur dan fasilitas umum, aspek pengadaan
barang (ekspor-impor), serta aspek lainnya lah pokoknya.
Namun, kalo mau yang secara umum, kita bisa dianggap mengalami kemajuan jika telah memiliki banyak pilihan dan merasa makin kompleks atau ribet.
Namun, kalo mau yang secara umum, kita bisa dianggap mengalami kemajuan jika telah memiliki banyak pilihan dan merasa makin kompleks atau ribet.
Lah,
bukannya kemajuan itu identik dengan kemudahan?
Tujuannya memang demikian, memudahkan manusia
atau penggunanya dalam melakukan aktivitas. Namun, untuk bisa merasakan kemudahan
yang diinginkan, sangat tergantung dari keputusan individunya. Menggunakan
variabel “makin mudah”, bisa membuat hasil surveynya tidak akurat.
Misalnya, tentang kemajuan teknologi toilet.
Udah dibikin nyaman, nggak sakit lutut karena sambil duduk. Juga dikasih
semprotan, buat nggak mengotori tangan. Bahkan bisa nyirem sendiri. Namun,
tidak bisa dikatakan itu memudahkan jika menilainya berdasarkan pengguna di
perkampungan. Mereka malah merasa itu ribet. Lebih gampang pake kakus di
sungai. Sayang aja sering dimarahin kalo lagi ada yang nyuci di aliran sungai
sebelah sananya.
Baca juga: Pasangan Yang Bikin Nyaman Biasanya Ditinggalkan
Baca juga: Pasangan Yang Bikin Nyaman Biasanya Ditinggalkan
Kemajuan teknologi lainnya juga sama, pasti lebih ribet. Teknologi
yang menggambarkan kemajuan itu bakal punya fitur yang kompleks. Kita bisa
gagap saat awal menggunakannya, dan perlu waktu cukup lama untuk terbiasa.
Ketika telah terbiasa, pasti akan ada inovasi baru untuk lebih maju lagi. Kita
diberi banyak pilihan
teknologi yang sama, dengan fitur yang lebih kompleks juga.
Dari situ, bisa kita simpulkan secara kasar, bahwa kita telah mengalami kemajuan saat kita sudah merasakan kekompleksan atau kerumitan serta memiliki banyak pilihan untuk mendukung kesenangan masing-masing.
Dari situ, bisa kita simpulkan secara kasar, bahwa kita telah mengalami kemajuan saat kita sudah merasakan kekompleksan atau kerumitan serta memiliki banyak pilihan untuk mendukung kesenangan masing-masing.
Bisa
dikatakan, kita sudah makin maju karena punya banyak pilihan
Pilihan yang banyak tersebut bisa berasal
dari berbagai hal. Entah dari pilihan fashion, pilihan kuliner yang bisa
diakses, pilihan kendaraan, pilihan perlengkapan riasan, pilihan karir dan
masih banyak lagi. Adanya ragam pilihan dalam suatu objek tersebut diharapkan
akan memudahkan pengguna dalam kesehariannya.
Saat zaman belum maju, atau di kampung
pedalaman yang belum tersentuh kemajuan teknologi, cita-cita anak sekolahannya
saja nggak beragam. Mentok-mentok jadi guru dan dokter. Karena hanya itu yang
bisa mereka lihat dapat memperbaiki keadaan keluarganya.
Lalu, lihat saat sudah mengalami banyak
kemajuan seperti sekarang. Semua orang bisa bercita-cita menjadi apa pun.
Karena situasi global saat ini bisa memberi jaminan. Jadi pemain bola, vlogger
kuliner, atau jadi pemberi jasa tulisan caption
Instagram juga bisa.
Kemajuan di bidang kuliner juga terlihat
jelas karena adanya banyak pilihan ini. Dulu kalo mau jajan makanan khas suatu
daerah, kita harus ke daerahnya langsung. Sekarang, makanan semua provinsi bisa
mudah ditemui di kota masing-masing. Bahkan kalo nggak ada di kota kita, masih
bisa mesen online yang cepat prosesnya.
2) Punya banyak pilihan cita-cita |
Tak hanya itu, pilihan dalam satu jenis kuliner
saja juga beragam. Steak, bisa memilih tingkat kematengan. Milo, bisa milih mau
diapain. Milo kepal, dingin, panas, es krim, bolu, atau ager-ager. Bakso, ada
yang gepeng, rudal, bakar, tusuk, kelenger, beranak, yang beranaknya juga bisa
milih normal atau sesar.
Baca juga: Belajar Dari Jenis-Jenis Bakso
Baca juga: Belajar Dari Jenis-Jenis Bakso
Bayar makanannya? Banyak pilihan juga. Ada cash, kredit, OVO, Link Aja, Dana,
GoPay, dan entah apa lagi. Bosan menunggu makanan datang atau sehabis makan?
Bisa sambil main game, pilihan gamenya juga banyak. Nggak hanya tetris atau
uler-uleran lagi.
Akibat
banyak pilihan tersebut, muncullah keribetan
Tujuannya mau memudahkan, tapi yang terjadi
malah sebaliknya. Namun, bukan berarti itu suatu kemunduran, karena jika kita
telah memutuskan dengan pasti satu dari banyak pilihan tersebut, kemudahan yang
disajikan oleh kemajuan itu bisa dicapai. Makanya, kita harus terbiasa dengan
keribetan ini dulu.
Main game tadi misalnya, kalo baru awal-awal
dan level rendah, biasanya, ya, gampang-gampang saja mainnya. Saat ada kemajuan
level, pasti jadi lebih ribet. Awalnya hanya loncat dari pesawat, atau nyari
senjata saja. Kemampuan main game kita akan dianggap ada kemajuan saat kita
sudah punya banyak pilihan senjata atau jurus. Serta makin ribet mengatasi
serangan musuh lainnya. Iya, kan?
Tentang kulineran juga, saat nggak punya
apa-apa dan nggak punya kemajuan dalam ekonomi, kita nggak bakal ribet mau
makan apa. Paling telur, tahu atau tempe. Malah mungkin hanya indomie. Mana
nggak bisa milih mau mie rasa apa lagi karena beda lima ratus harganya.
Namun, saat ada kemajuan ekonomi pribadi,
kita jadi ribet mau makan apa siang ini. Mesen gofood aja apa, ya. Eh menu di
gofood-nya juga punya banyak pilihan. Ribet lagi, dah, buat milih-milihnya. Sudah
dapet pilihan makanannya, masih ribet juga tambahan atau topping-nya mau apaan. Kemajuan ini emang meribetkan, sih.
Alat pembayaran yang banyak tadi juga.
Awalnya, kan, biar kita nggak repot bawa uang cash banyak-banyak, diganti kartu. Eh, kartunya jadi banyak
macemnya. Bank-nya beda-beda lagi. Mana masing-masing bank ngeluarin kartu e-money. Yang ternyata buat bayar
kendaraan umum, nggak semua kartu e-money
bisa dipake. Ada bus pengumpan atau angkot terintegrasi yang hanya nerima kartu
e-money bank khusus. Mau nggak mau
nambah kartu lagi.
Bayar pake e-money yang di ponsel juga gak kalah ribet. Satu hape memang, tapi cashback dan poin yang didapat nggak
sama buat masing-masing aplikasi pembayarannya. Belum lagi kalo hanya punya
OVO, eh, tokonya hanya nerima GoPay. Lebih nggak ribet waktu hanya ada cash kayaknya. Padahal e-money dalam aplikasi ponsel merupakan
bentuk kemajuan zaman, kan?
3) Alat pembayarannya makin banyak, lebih ribet |
Jadi
jelas, banyak pilihan dan mulai ribet itu adalah bentuk kemajuan
Dalam menjalin hubungan juga begitu. Jangan
menganggap hubungan kalian atau PDKT yang kamu lakukan itu stagnan. Lihat dan
renungi dulu pelan-pelan. Kalo kamu menemukan keribetan dan nemu banyak pilihan
juga saat menjalin hubungan dengannya, berarti hubungan kalian tersebut
mengalami kemajuan.
Dulu hanya saling sapa di DM twitter sudah
membuat hari berwarna. Kini semua sosial media diminta memposting dan memasang
foto profil berdua. Dulu, untuk mengetahui kabarnya, hanya bisa menunggu story atau update status yang belum tentu ada. Kini sudah banyak pilihan
menghubunginya lewat mana. Bahkan bisa langsung nanyain nelpon kakaknya. Ya,
walo mungkin nggak bakal dijawab juga.
Dulu mungkin bahagianya gampang. Tinggal
mengirim ucapan cinta atau sambutan selamat pagi di chat WA. Sekarang jadi
ribet hanya untuk membuatnya tersenyum dan tertawa. Kudu mengajaknya menelusuri
kota, menyaksikan konser bersama, liburan jauh berdua, atau harus memberi
hadiah yang nggak diduga. Mau jalan ama teman saja harus seizinnya. Juga hal
lainnya yang mungkin terasa ribet di kepala.
4) Dicubit doang padahal |
Banyak pilihan buat menghubunginya atau
pilihan saat mencoba menenangkan sedihnya. Terlihat pula hubungan kalian itu
makin kompleks karena sudah melibatkan perasaan dan masalah pribadi
masing-masing. Harusnya sudah jelas, kan? Kalian itu sudah mengalami kemajuan. Jangan
berpikir buat saling meninggalkan karena dirasa stagnan. Itu hanya asumsi. Yang
harus dilakukan, ya, membiasakan. Sehingga, nantinya kalian akan merasakan
kembali kemudahan dalam saling membahagiakan.
Kalo banyak pilihan dan ribetnya tentang mau
pilih yang mana buat ngegantiin dia, itu, sih, tahap perpisahan kalian yang
mengalami kemajuan. :(
Sumber
gambar:
1) http://ryvadh.student.umm.ac.id/2017/06/16/kemajuan-teknologi-di-era-modern/
2) https://www.kompasiana.com/dinarfitramaghiszha/5a3068f7dd0fa8622f0e68e2/memikir-ulang-pertanyaan-cita-citamu-ingin-jadi-apa?page=all
3) https://inet.detik.com/cyberlife/d-4629663/riset-ini-ungkap-aplikasi-pembayaran-digital-favorit-konsumen4) https://www.kompasiana.com/dinarfitramaghiszha/5a3068f7dd0fa8622f0e68e2/memikir-ulang-pertanyaan-cita-citamu-ingin-jadi-apa?page=all
Iya nih, sama ribetnya kayak milih warna lipstik, yang makin banyak pilihan warna padahal bedanya tipis banget. Hhh, pusing.
BalasHapusKalo lagi gak ada kemajuan diri dalam hal make over, itu pasti bakal asal ambil aja kalo bedanya tipis. Beli satu dua dulu aja, Wi. Bulan depan beli satu dua lagi. xD begitu seterusnya. ampe ketahuan atau udah ngerasa mana yang paling cocok dengan tampilan atau kegiatannya.
HapusPilihan buat menonton film atau anime yang daftarnya semakin panjang, begitu juga dengan bacaan, membuat saya ingin meminjam sajak Chairil Anwar buat hidup seribu tahun lagi. Tapi ketika sadar bahwa keadaan negara saat ini tidak cocok buat dipakai menghibur diri sendiri seperti itu, kayaknya mending enggak usah berusia panjang. Menghadapi pemilu beberapa tahun lagi aja rasanya sudah tak sanggup. Saking muaknya dengan pilihan-pilihan busuk. Bukannya ada tanda kemajuan, negara ini tampak semakin mundur. Hahaha.
BalasHapusTapi demi harapan dapat menemukan mbaknya dan berusaha rela dibikin ribet suatu hari, saya memilih bertahan hidup.
Sibangsat satu ini paling bisa emang xD
HapusKalo ngerasa politik ini ribet, itu udh jelas, cara berpikirmu mengalami kemajuan, Yog. Karna klo stagnan, kamu bakal nganggep masalah negara ini hanya ttg tindakan presidan dan memberi makan anak yatim serta dapat uang lebih. Sehingga, kalo dibayar buat milih pas pemilu, kamu iyain aja karna nganggep itu hal sepele. Gak ngaruh.
HapusDan setelah ngalami keribetan nyari di akun2 orang yg poto IG nya banyak itu, ada kamajuan kan~ poto mbaknya sedikit lebih jelas mukanya walo dari samping doang.
*standing applause*
BalasHapusOh iya, OCD gue kambuh pas baca kata "kekompleksan". kenapa gak pake kata kompleksitas aja sih.
HapusSesungguhnya saya emang ngetik itu dan sempat ganti "keribetan" yg lebih enak disebut. Ini kayak membiasakan doang. Soalnya, buat saya sendiri, saya sering kali salah menulisnya jadi "kekompleksitasan". Emang jadi gak enak bacanya, tapi ya maaf... xD
HapusSeribet memilih buku apa yang setelah ini akan dibaca, atau mau pake baju apa hari ini...
BalasHapusKalo dalam hubungan, dulu bahagianya gampang. Sebatas diucapin selamat pagi kayak pegawai alfamart, sekarang harus nyiapin materi diskusi kayak mau presentasi. Nice!
IYa, semacam itu, Tiw.
Hapussecara jarak, emang ada kemajuan, sih. Tapi ya kalo ribetnya makin menjadi, kudu pikir2 lagi, mau berjuang sampe terbiasa dan mudha lagi atau memutuskan selalu pergi mencari kemudahan lainnya terus menerus...