Assalamu’alaikum…
Manusia itu emang udah dari sononya kali, ya,
suka dengan hal-hal ajaib. Kayaknya dari sejak kampung saya belom mengenal
listrik, sampai sekarang yang sudah merasakan listrik saat malam doang, ada aja
hal aneh yang diajaib-ajaibkan. Air klorofil, gelang magnet keseimbangan, koyo
penyerap racun dari telapak kaki, batu penyembuh, ikan lohan keberuntungan,
atau retwit foto pulpen. Terus di dunia kuliner kemarin juga heboh dengan makan
kulit pisang, yang katanya bisa mencegah kanker, diabetes, tumor, menurunkan
kolestrol dan memenuhi kebutuhan serat tubuh.
1) Makan kulit pisang? |
Kalo belom pernah dengar heboh-hebohnya,
bolehlah di-search dulu di gugel dengan kata kunci “Manfaat Makan Kulit Pisang”.
Bakal banyak itu situs yang membahasnya. Kulit pisang, loh. Kulitnya. Dimakan. Haduh.
Emang sih, ada produk makanan yang menggunakan nama “kulit” yang disenangi banyak
orang. Namun, mereka kebanyakan dari produk hewani.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, memang
benar bahwa kulit pisang memiliki kandungan nutrisi semisal antioksidan,
vitamin C, B6, B12, serat, kalium, potasium, dan protein. Zat-zat yang kata
ahli kesehatan memang diperlukan oleh tubuh manusia. Masalahnya, kulit pisang
itu nggak enak buat dimakan. Kalo mau ngikutin jejak produk makanan kulit
hewani, paling-paling kulit pisang ini bakal jadi keripik atau kue yang gula dan coklatnya dibanyakin. Kalo ajdi kue, ya, jadi malah nutupin kandungan nutrisinya tadi. Sedangkan kalo jadi
keripik, nutrisinya tadi bakal hilang dan nyisa kalori doang.
Hanya karena mengandung nutrisi...
Bukan
berarti kita bisa memanfaatkannya. Ada hal lainnya yang perlu dipertimbangkan.
Ramuan beracun juga bisa ditambahi kandungan vitamin C, tapi apa lalu racun
tadi bakal jadi baik untuk tubuh? Semacam itu. Kandungan nutrisi pada kulit
pisang memang ada, tapi seberapa besar? Juga bisa tidak tubuh kita menyerapnya?
Ada kandungan atau efek lainnya tidak yang lebih berbahaya lagi saat
memakannya? Kalo manfaatnya jauh lebih besar dari risikonya, nggak apa-apa kalo
mau diteruskan.
Kandungan nutrisi pada kulit pisang itu
sangat kecil, kalo beneran mau memanfaatkan kandungan pada kulitnya, makan
kulit pisangnya harus dalam jumlah yang sangat banyak. Kuat emang? Meski
demikian, tubuh kita juga belum tentu bisa menyerapnya. Sama kayak vitamin kasusnya,
tubuh kita memang perlu kandungan vitamin, tapi tidak dalam bentuk utuh. Tubuh
kita lebih butuh provitamin (vitamin yang belum aktif). Kalo langsung minum
vitaminnya, ya, bakal dikeluarin lagi. Numpang lewat doang.
2) Kandungan kulit pisangnya |
Lalu yang kemarin diungkapkan itu, kan, hanya
kandungan nutrisinya saja, kandungan yang nggak baiknya belum kita tahu. Mungkin
saja kandungan yang nggak baiknya nggak sebesar nutrisinya, tapi kalo pun demikian,
misal yang terserap malah yang nggak baik itu dan nutrisinya numpang lewat doang
gimana? Belom lagi bahaya pestisida yang kemungkinan besar tetap menempel.
Bukankah lebih baik makan daging pisangnya
saja? Kandungan nutrisi daging pisangnya juga lebih banyak. Lebih enak pula. Dijadiin
apa aja tetap enak. Kulit pisangnya biar saja dibuang. Lempar ke tempat sampah
atau ke tanah biar jadi kompos. Atau dibuang di jalur pejalan kaki, biar lucu
kayak di film kartun. Ngapain, sih, dimakan? Lagi pula, ngapain ribet milih
makan apanya pisang. Kalo masih ada buah stroberi, alpukat, naga, apel, dan
jeruk yang nutrisinya jauh lebih kaya.
“Sama kayak orang yang emang semestinya
ditinggalkan.
Dia mungkin selalu memperlakukan kita dengan baik,
penyayang, setia, perhatian, cukup mapan, atau religius. Namun, itu bukan
berarti dia harus kita miliki. Apalagi kalo dia tidak memenuhi syarat dari
orang tua. Mungkin dia memang penyayang, tapi sebesar apa sayangnya? Serelijius
itu kah? Mapannya bisa kita serap dan kita manfaatin tidak?
Kalo tidak, ya, dia cuma seperti kulit
pisang. Terlebih lagi, itu kan hanya hal baiknya saja yang terlihat.
Jelek-jeleknya belum semua kita tahu. Sudahlah, lupakan dan cari yang lain
saja. Yang sesuai impian dan kemauan orang tua. Lagi pula, ngapain milih dia,
kalo ada orang lain yang jelas lebih perhatian, jelas lebih cakep dan jauh lebih
kaya.”
Gitu menurut para tetua di kampung saya. Sayanya
mah masuk golongan yang kulit pisang.
Sumber gambar:
1) https://blaber.pl/lifestyle/nietypowe-sposoby-zastosowanie-banana/
2) https://publicinsta.com/hashtag/Kulitpisang
Habis gimana ya haw, kulit pisang masa biasanya jauh lebih harum dan menarik daripada isinya #eh hahahha, tapi ya ga sampai kumakan juga, walau kadang kala ngerasa iri ama buah buahan lain yang kulitnya bisa sekalian dimakan
BalasHapusIni penutupnya bisa aja loh dihubungkan ama relationship ahahhahaha
Tapi bukan pengalaman pribadi kan ?#cuma nanya
ya iya, Mbak. nggak sampe dimakan harusnya, walo baunya semerbak, tapi kalo dimakan kan pait nauzubillah, dikunyah juga susah. nggak kayak nangka.
Hapusbukan mbak bukan... xD
Saya nggak suka juga kulit pisang, biasanya langsung dibuang. Lebih enakan isinya lah, lembut dan manis kayak si dia, wkwkwk.
BalasHapusallohhh... mana ini mas masnya... mau kumention sajaaa....
HapusTulisan yang kaya gini nih, keren banget kalau dijadikan utas di twitter. Jadikan bang!
BalasHapusBener sih, ada pola-pola pikir dalam masyarakat yang menghasilkan suatu kesimpulan yang....menggelikan kalau ga bisa dibilang tidak ilmiah dan hanya berdasarkan katanya.
Dan jujur saya pun tipe orang yang ga menutup diri dgn 'inovasi'/'penemuan; spt kulit pisang ini. Tapi akhirnya jd lbh aware dan tersadarkan. Ya kalo ada makanan yg lbeih manusiawi ngapain ambil jatah tanah sih? Wkwkwkw.
nggaaaakk. saya tidak suka bikin thread twitter.
Hapusuniknya, mau setinggi apa pun pendidikannya, tetap saja loh bakal kena fenomena ikut-ikutan dan percaya hal-hal ajaib buatan ini. heran.
mungkin di masa depan, kulit pisang dan bahan makanan yg dibuang saat ini bisa jadi makanan utama, tapi ya kan bukan sekarang. bentuknya juga entar pasti dlaam olahan yg benar2 layak. nggak ngerti lagi ama ide-ide yg aneh-aneh gini.
Untung saya kulit jeruk. #lahgaknyambung
BalasHapusGue malah baru tau kalau kulit pisang bisa dimakan, Haw. Gue biasanya makan kulit kacang aja. Sama kulit.... ya taulah lanjutannya apa.
Nggak tau woi apa lanjutannya.. jelasin lagi buruan, penasaran ini.
Hapus