Masih ingat dengan Smart Citizen Day 2019 bulan Maret lalu? Di event tersebut, nama Qlue semakin dikenal oleh masyarakat. Jumlah orang yang mengunduh aplikasi Qlue di Playstore langsung meningkat. Antusiasme tersebut menunjukkan bahwa masyarakat punya harapan dan kepercayaan baru bahwa laporan mereka mengenai permasalahan lingkungannya akan didengar oleh pemerintah setempat. Nggak perlu menunggu sampai viral dulu.
1) Trio Nakhoda Qlue |
Kalo belum pernah mencoba QlueApp, saya sarankan unduh dulu. Biar kalo ada permasalahan di sekitar kita, bisa langsung dilakukan tindakan. Apalagi baru-baru ini lagi heboh-hebohnya masalah ular kobra yang banyak masuk ke rumah-rumah warga. Ancaman ular-ular tersebut juga bisa dilaporkan melalui aplikasi Qlue. Sehingga badan penanggulangan terkait bisa bertindak cepat.
Bahkan, jika permasalahannya bisa diselesaikan oleh jumlah warga dengan bergotong-royong, aplikasi Qlue tersebut bisa jadi media perantara untuk mengoordinasinya, loh. Kalo kita punya akunnya, kita bisa melaporkan masalahnya. Di beranda aplikasinya, yang sudah diatur sesuai daerah tempat tinggal kita, semua warga yang sudah memiliki akun bisa mengetahuinya. Kita juga bisa me-mention warga untuk langsung bertindak.
Baca juga: Smart Citizen Day 2019 Bersama Qlue
Baca juga: Smart Citizen Day 2019 Bersama Qlue
Karena pemerintah setempat juga kadang tidak bisa langsung menuju lokasi terlapor, yang diakibatkan oleh lalu lintas atau ada permasalahan lain yang lebih mendesak. Makanya koordinasi dan kepedulian warga juga sangat diperlukan untuk mewujudkan smart city ini. Jika permasalahan yang dilaporkan tak kunjung juga ditangani, tapi di aplikasi Qluenya laporan kita ditandai sudah selesai, kita bisa memanfaatkan fitur neighborhood.
Saya baru mengetahui fitur ini langsung dari Rama Raditya, selaku Founder & CEO Qlue, saat acara “Qlue 2019: Year of Hard Work and Innovations” pada hari Selasa kemarin. Saran beliau, jika ada laporan yang tidak ditangani, tapi ditandai sudah selesai, berarti instansi terkait melakukan kecurangan. Kita bisa memanfaatkan fitur neighborhood untuk memberi penilaian pada instansi yang menangani. “Beri saja bintang satu,” ucap beliau.
2) Qlue Neighborhood |
Ketika diberi bintang satu, laporan kita akan kembali turun dengan keterangan belum diatasi. Saya menanyakan, apa sampai disitu saja jadinya? Masalah tak teratasi, mereka memberikan laporan telah diatasi yang palsu, terus kita report, dan begitu lagi. Ternyata tidak, jika diberi bintang satu, dengan bukti masalahnya tak diatasi tentunya, mereka akan dapat peringatan dan rankingnya turun. Hal ini bisa berpengaruh pada pemotongan gaji mereka.
Karena ada koordinasi langsung dengan sistem upah dan berbagai sistem pusat terkait semacam itulah yang membuat Qlue semakin dipercaya. Pihak yang bekerja sama dengan Qlue pun semakin banyak. Di acara laporan akhir tahun Qlue yang saya ikuti tadi, dijelaskan bahwa bisnis Qlue tumbuh cukup tinggi.
Bisnis Qlue tumbuh di atas 50% di tahun 2019
Jumlah kliennya meningkat sebesar hampir 90% dibanding tahun sebelumnya, yang terdiri dari instansi pemerintah dan swasta. Saat ini Qlue telah melayani di lebih dari 40 kota dan kabupaten di berbagai provinsi. Tak hanya itu, Qlue juga melakukan ekspansi ke luar negeri. Saat ini, Qlue telah memiliki kantor perwakilan di Kuala Lumpur, Malaysia. Mereka juga akan terus melebarkan sayapnya ke pasar Asia dan Eropa.
Apa yang membuat mereka bisa dipercaya dan tumbuh begitu pesat? Menurut saya, yang bukan pengamat-pengamat bisnis amat, keberhasilan Qlue tersebut didukung oleh performa tim pengembangan bisnis yang melakukan penjualan secara langsung, mitra bisnis yang memiliki visi yang sama, dan juga tentu saja karena raihan atau penghargaan yang telah didapat. Sehingga banyak instansi yang percaya dengan kredibilitasnya.
3) Penghargaan jumpstart yang diperoleh Qlue |
Bayangkan saja, sepanjang 2019 ini, Qlue telah mendapatan Best M-Government Service Awards, Startup of The Year 2019, Indonesia Best IoT Startup 2019, dan The Innovator Awards 2019. Namun, waktu mengikuti pemaparan laporan akhir tahun Qlue, yang menggelitik di kepala saya itu tentang QlueApp-nya. Itu, kan, aplikasi untuk melaporkan masalah di sekitar tempat tinggal, kan. Banyak penggunanya di Jakarta, jadi pasti ada, dong, datanya mengenai jenis apa saja masalah yang dilaporkan.
Apa laporan masalah dari warga yang paling banyak?
Menurut penuturan Chief Commercial Officer Qlue, Maya Arvini, ternyata laporan warga paling banyak itu tentang iklan liar yang ditempel di tiang listrik, tembok, pohon dan tempat-tempat lainnya. Hal tersebut tampaknya karena di tahun 2019 ini kita melakukan pemilu, dan banyak tim sukses yang memasang spanduk atau poster sembarangan.
Di posisi kedua terbanyak, laporan mengenai sampah yang menumpuk sembarangan, diikuti oleh laporan tentang parkir liar. Tak sedikit pula laporan tentang tanaman yang membahayakan karena cenderung akan mudah tumbang. Walau laporannya masih sekitaran hal-hal umum yang mungkin terdengar itu-itu melulu, paling tidak saat ini permasalahan tersebut jadi mudah ditangani karena koordinasi warga dan instansi pemerintah terkait.
4) Maya Arvini menjelaskan kemajuan bisnis Qlue |
Untuk iklan liar, kayaknya instansi pemerintah daerah harus mengeluarkan kebijakan yang lebih tegas, sih. Mungkin mereka yang jadi kepala instansi sekarang dulunya juga melakukan hal yang sama, tapi karena hal tersebut sudah dianggap sebagai pelanggaran, alangkah baiknya jika mengeluarkan kebijakan bahwa warga biasa diperbolehkan untuk mencabutnya. Kenapa? Karena dari dashboard dan komentar di aplikasi Qlue, ada warga yang dapat perlakuan tidak baik saat mencopot iklan-iklan liar tersebut.
Lima pilar Qlue untuk mewujudkan Smart City
Qlue muncul sebagai media yang menjembatani warga dan pemerintah dalam rangka mengatasi permasalahan yang terjadi. Untuk mewujudkan mimpi Smart City, Qlue memberikan solusi yang berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), Internet of Things (IoT), dan machine learning. Solusi pintar tersebut difokuskan untuk mengatasi permasalah perkotaan seperti keamanan, penanggulangan bencana/lingkungan, dan kemacetan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Terdapat lima pilar Qlue saat ini yang menjadi solusi smart city yang berfokus pada smart mobiliity, smart security, dan smart environment. Pilar-pilar tersebut yaitu, QlueApp sebagai aplikasi pelapor warga. QlueWork sebagai aplikasi untuk meningkatkan koordinasi antarinstansi agar lebih efektif. QlueVision sebagai sistem pengawasan melalui CCTV dengan teknologi AI yang dapat memindai plat kendaraan, wajah manusia, dan memonitor hal lainnya.
Baca juga: Qlue Berkolaborasi dengan Nvidia
Baca juga: Qlue Berkolaborasi dengan Nvidia
QlueSense sebagai sistem pengawas dan penindakan langsung di area yang terkait dengan lalu lintas. Terakhir, QlueDashboard sebagai platform visualisasi data mengenai pemetaan atau kumpulan data dari pilar Qlue lainnya. Di acara yang saya ikuti kemarin, Andre Hutagalung, selaku Co-founder dan Chief Technology Officer Qlue, menyebutkan ada produk baru Qlue yang akan hadir di tahun 2020 mendatang.
Akan ada pilar keenam?
Entah akan menjadi pilar baru atau tergabung dengan lima pilar sebelumnya, kabarnya, produk tersebut akan membantu mengatasi masalah polusi udara.
Solusi yang mereka tawarkan berupa konversi CO2 menjadi O2. Bagaimana caranya? Apakah itu semacam alat filter yang digunakan sebagai alat bantu pernapasan seperti treepex? Atau penyerap CO2 dan mengubahnya menjadi bahan bakar dengan pengeluaran zat sisa berupa O2?
Atau mungkin media tanam portable dengan tingkat penyerapan yang berkali-kali lebih cepat? Mari kita tunggu debutnya di tahun depan.
Sumber gambar:
1) Instagram.com/corenmasdede (story)
2) https://twitter.com/qluesmartcity/status/1207272403522347008?s=20
3) https://www.teknogav.com/2019/08/qlue-raih-penghargaan-dari-jumpstart.html
4) Dokumentasi Pribadi
0 Comments:
--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~