“Temui seorang kakek bernama Sakonji Urukodaki di kaki gunung Sagiri. Katakan bahwa Giyu Tomioka yang mengirimmu.”
Begitu ucapan seseorang yang mengaku sebagai pembasmi iblis padaku. Awalnya dia mau menebas adikku, Nezuko, tapi setelah melihat tekad Nezuko, dia mengurungkan niatnya. Dia justru menawarkan padaku agar mengikuti jejaknya menjadi pembasmi iblis, siapa tahu dalam menghadapi berbagai iblis nantinya, aku akan menemukan cara mengembalikan Nezuko menjadi normal kembali. Dia kini menjadi seperti iblis.
1) Menuju kediaman Urukodaki |
“Ini daerah kekuasaanku. Tak akan kumaafkan kalian jika menggangguku!”
Bentak iblis itu. Mendadak dia langsung menyerangku, aku mundur seperti orang yang akan salto ke belakang sambil menebaskan sebilah kapak yang kuselipkan di pinggang ke tubuhnya. Kena, tapi dia malah tertawa dan lukanya langsung sembuh. Aku sadar, dia tidak bisa kubunuh dengan kapak ini. Lagi pula sudah jelas, ini bukan kapak untuk menebas iblis. Bentuk kapaknya saja bermata dua, bermulut satu, berkepala naga. Kalo saja berkepala iblis, pasti mempan.
Aku terus diserangnya sampai tak berdaya. Hingga tiba-tiba, Nezuko membantuku melawannya. Dia menendang kepala iblis itu sampai putus. Kepala iblisnya menggelinding menabrak pohon. Anehnya, si iblis ini belum mati juga. Badannya pun masih bisa leluasa bergerak. Nezuko melawan badan iblisnya, aku melawan kepalanya. Walo hanya berupa bola kepala, tapi iblis ini sangat kuat dalam memberikan perlawanan.
Saat bola kepala iblis ini memanjangkan rambutnya dengan maksud melilit tanganku, aku melemparkan kapak berkepala naga tadi ke arah pohon. Kepala iblisnya ngikut dan tertancap di batang pohon tersebut. Aku mendekat dengan kebingungan dan bermaksud untuk menebas bola kepala itu dengan pisau yang kupunya. Saat kudekati, ada sebuah tanda di pelipis kirinya, tanda yang berupa angka ‘787898’.
“Itu adalah tanda seseorang telah menjadi iblis dan membuatnya tidak bisa mati. Kamu harus memikirkan cara lain untuk membunuhnya.”
Begitulah ucapan Sakonji Urukodaki, orang yang kucari. Dia mendadak muncul di sini. Namun, aku tetap tidak tahu bagaimana cara membunuh iblis ini. Aku bingung memikirkannya sampai fajar tiba. Nezuko berlari masuk ke kuil. Lalu, bola kepala iblis tersebut langsung terbakar saat terkena sinar matahari. Terbakar seperti rokok dan menyisakan abunya. Aku memang pernah mendengar teori bahwa kulit akan terbakar jika terkana sinar UV. Namun, nggak sampai segitunya. Kenyataan benar-benar lebih seram dibanding teori.
Kakek Urukodaki itu lalu membawa kami ke rumahnya. Dia merawat Nezuko dan mengatakan akan melatihku berdasarkan saran Tomioka. Saat hari mulai gelap, aku diajaknya untuk latihan. Mendaki gunung, melewati lembah, melewati sungai yang mengalir indah ke samudera, bersama Urukodaki aku berpetualang. Sepertinya aku bakal dijadikannya sebagai penerus Ninja Gozaru.
“Ini adalah puncak gunung Sagiri, penuh kabut dan banyak rintangan. Kamu harus kembali ke rumahku sebelum matahari terbit. Tenang saja, aku akan menjaga Nezuko.”
Setelah mengatakan hal tersebut, Urukodaki menghilang ditelan kabut. Dia bisa bergerak sangat cepat untuk kembali ke rumahnya. Syukurlah Nezuko akan dijaga oleh orang yang hebat. Namun, sebentar, Nezuko itu, kan, adikku. Kemudian Urukodaki adalah lelaki tua yang sepertinya selalu sendirian. Aku dibawanya ke puncak gunung pas malam-malam. Sementara dia pulang ke rumahnya yang ada Nezuko. Adikku itu cantik parah, loh. Lelaki yang terus sendirian, kini ditemani perempuan yang cantik. Lalu aku tak bisa segera menyusulnya karena dia membuat banyak jebakan. Apa Nezuko benar-benar akan baik-baik saja?
Karena ini latihan agar aku lebih kuat dan bisa menjadi pembasmi iblis, aku harus menerimanya. Pernapasanku jadi terlatih saat sering naik gunung ini. Aku juga dilatih dibawah air terjun oleh Urukodaki, tentu saja dia tidak bersamaku saat latihan. Dia di rumahnya, menjaga Nezuko. Walo berat, perlahan aku mengerti maksud latihan ini dan apa tujuannya. Salah satu teknik menebas iblis ada yang dinamani Pernapasan Air. Inilah yang akan diajarkan padaku.
Latihanku sudah berjalan enam bulan, selama itu pula Nezuko belum pernah terlihat bangun dari tidurnya. Urukodaki bilang, dia sudah mencoba berbagai cara untuk membangunkannya, bahkan cara pangeran Disney, tapi tetap tidak berhasil. Aku bingung kenapa bisa demikian. Ada apa dengan Nezuko? Namun, yang lebih membingungkan lagi, siapa itu pangeran Disney?
Ujian akademi Pembasmi Iblis akan diadakan sebentar lagi. Urukodaki akan membiarkan aku mengikuti ujiannya asalkan aku berhasil di latihan terakhir yang akan diberikan olehnya. Dia membawaku ke dalam hutan, di sana ada sebongkah batu, bulat, dan sangat besar. Diameternya sekitar dua meter. Aku harus bisa membelah batu tersebut dengan pedang.
Mana mungkin bisa membelah batu sebesar dan sekeras itu. Begitu pikirku. Namun, kalo aku tidak bisa membelahnya, aku tak akan bisa mengikuti ujian Pembasmi Iblis dan tak akan bisa mengembalikan Nezuko menjadi manusia. Berminggu-minggu dan berbulan-bulan, aku masih tidak bisa membelahnya. Saat kebimbanganku tentang kekuatanku yang masih tidak ada apa-apanya ini menguasai, perlahan aku mendengar suara yang seolah memberi saran.
“Saat ahli pedang ingin memotong sesuatu, pedang mereka bahkan bisa memotong baja. Namun, saat mereka tidak mau memotong sesuatu, kertas pun tak akan terpotong.”
Begitu. Aku tak peduli itu suara dari mana, yang penting kini aku sadar. Ini latihan untuk mengeraskan tekadku. Sama seperti saat aku yang tak bisa membunuh bola kepala iblis dulu. Kalo aku tidak memiliki keyakinan bahwa aku bisa, semua latihanku percuma. Aku lalu mengatur napasku, mempercepat detak jantungku, mengembangkan paru-paruku, mempercepat aliran darahku, kemudian ototku semakin menguat.
Ditambah keyakinan pada pedangku, aku mengarahkan pedang pada salah satu outline batu tersebut sambil ditahan (drag) ke bagian outline yang lain. Batu itu kini memiliki garis goresan di tengahnya. Aku mengarahkan pedangku pada bagian batu yang kanan dengan pick tool dan menggesernya, eh, tahu-tahu batu itu sudah berhasil kubelah.
Karena berhasil melalui latihan akhir yang diberikan Sakonji Urukodaki, aku diizinkan pergi mengikuti ujian Pembasmi Iblis. Aku juga diizinkan membawa pedangnya Urukodaki yang bisa menghilangkan tanda ‘787898’ pada iblis itu, sehingga bisa dibunuh. Peserta ujian Pemburu Iblis ini ada sekitar 20 orang. Semuanya terlihat begitu siap dan kuat.
Para peserta diminta masuk ke dalam hutan yang merupakan penjara iblis dan harus keluar di sisi hutan lainnya. Tak lupa panitia ujian meminta kami membawa obat-obatan pribadi, juga surat izin dari wali. Ada seorang anak yang orang tuanya tidak mengizinkannya pergi sendirian. Orang tuanya memberikan saran agar dia ditemani. Anak itu menolak sambil berteriak,
“Pokoknya Sadam nggak mau Pak Ndang ikut!”
Kalo aku jadi anak itu, aku akan memilih pulang saja dan hidup bersama orang tua. Untuk apa ikutan beginian? Sialnya saja aku jadi pemeran utamanya. Aku berlari masuk ke dalam hutan dan bertemu dengan iblis yang mau mengincarku. Dengan jurus yang diajarkan Urukodaki, Pernapasan Air bentuk keempat, aku melesat cepat sambil memutar badan dengan menebas seperti seorang pemain bisbol memukul bolanya, lalu berhasil mengalahkan iblis tersebut.
Namun, kemudian aku malah bertemu dengan iblis yang lebih kuat. Ukurannya sangat besar dan berwarna hijau. Dia tertawa sambil bertanya,
“Hei, Kid, apa kamu tahu mana arah yang benar menuju Amerika? Aku harus bergegas membantu Avengers melawan Ultron.”
Aku menggeleng. Dia tetap berterima kasih, lalu pergi. Sesaat kemudian, ada makhluk hijau besar lain dan tangannya banyak yang mau menyerang peserta lainnya. Makhluk ini benar-benar iblis. Peserta yang diserangnya itu berucap pelan,
"Ku lari ke hutan, kemudian menyanyiku
Ku lari ke pantai, kemudian teriakku
Ku lari ke pantai, kemudian teriakku
Sepi-sepi dan sendiri
Aku benci
Aku ingin bingar,
Aku mau di pasar
Bosan Aku dengan penat,
Dan enyah saja kau pekat.."
Astaghfirullah... Dia melawan iblis nyata dengan puisi. Muridnya siapa, sih, itu? Dia tidak sadar apa kalo puisi hanya bisa membunuh iblis yang di dalam hati saja? Walo ketakutan, aku memaksakan diri untuk menolongnya. Dengan jurus Pernapasan Air bentuk kedua, aku melompat ke arahnya dan berputar ke depan. Satu tangan iblis itu berhasil kutebas. Peserta itu kemudian berlari menjauh.
Iblis ini berkata bahwa dia dulu dikalahkan oleh Sakonji Urukodaki, dia mau keluar dari hutan penjara ini dan mau membalas dendam. Dia memangsa manusia dan iblis lainnya agar menjadi lebih kuat. Saat tahu aku adalah muridnya Urukodaki, dia tertawa dan malah memburuku dengan buasnya.
Aku terus melawannya, menghindari tangkapan tangannya yang bisa memanjang. Menebasnya sesekali, tapi itu tak berpengaruh kepadanya. Kelemahan iblis itu di lehernya, jika aku berhasil menebas lehernya, aku bisa menang. Namun, saat aku mencoba menebasnya, ternyata dia memiliki kulit yang sangat keras. Mungkin inilah saatnya aku menerapkan hasil latihan terakhirku kemarin.
Aku meyakinkan tekad, menarik napas lebih dalam, jantungku berdetak cepat. Pernapasan Air bentuk pertama, pedang sudah kuarahkan ke titik outline-nya, lalu kuhubungkan ke titik outline lainnya secara drag melingkari lehernya. Ditambah pick tool yang kuat, kutebaskan pedangku. Berhasil. Kepala iblis hijau itu terpenggal.
Aku melanjutkan perjalananku menyusuri hutan ini. Saat bertemu lagi dengan iblis yang ada, aku menanyakan bagaimana caranya mengembalikan manusia yang sudah berubah menjadi iblis. Para iblis yang tidak menjawab, langsung kutebas. Sampai ujian berakhir dan aku lulus, tetap saja aku belum mendapatkan petunjuk untuk mengembalikan Nezuko. Aku pulang ke rumah Urukodaki, dan ternyata Nezuko sudah bangun. Entah sejak kapan dan entah apa saja yang sudah dilakukannya dengan Urukodaki.
Saat pedangku selesai dibuat oleh akademi Pemburu Iblis, aku mendapat panggilan mengatasi iblis yang meresahkan di suatu kota. Lalu Sakonji Urukodaki menjelaskan siapa orang yang mengubah Nezuko menjadi iblis. Sehingga korbannya tidak bisa berjalan di bawah sinar matahari.
“Namanya adalah Kibutsuji Muzan. Dia mengambil bayangan manusia sesukanya karena kemampuan kage-kage no mi dan menggunakan bayangan itu untuk membuat iblis baru. Kabarnya dia berada di Thriller Bark, tapi tempat itu sendiri keberadaannya tidak pasti. Kamu harus mencari dan mengalahkannya, Tanjiro!”
Tulisan Yoga Akbar - Feromon
Tulisan Dian Hendrianto - Nasib Sial Ukogi
Tulisan Lulu Anditha - Menjalani Hidup Sebagai Iblis
****
Udah lama nggak iseng nulis sama-sama lagi. Karena sebelumnya lagi pada demen nonton anime Demon Slayer, yaudah ngajak nyoba nyeritain anime ini, bukan direview. Ya, beneran diceritain ulang, tapi bebas mau dalam bentuk atau genre seperti apa. Saya sendiri nyobain Parodi, teman lainnya ada yang bentuk romansa, komedi, dan spin off sepertinya. Berhasil tidaknya, tidak terlalu kami pikirkan. Seru saja menuliskan ulang apa-apa yang disuka berdasarkan keadaan pikiran masing-masing.Tulisan Yoga Akbar - Feromon
Tulisan Dian Hendrianto - Nasib Sial Ukogi
Tulisan Lulu Anditha - Menjalani Hidup Sebagai Iblis
Sumber gambar:
Diambil dari vidio anime Kimetsu no Yaiba episode 2 sampai 5
Referensi yang saya tahu: kapak Wiro Sableng, gim bounce, lagu Ninja Hatori, aplikasi Photoshop/Corel Draw, Hulk, puisi Rangga di AADC, dan Gecko Moria One Piece. Apakah ada yang terlewat?
BalasHapusTanjiro yang karakternya lurus kok bisa mikir adiknya bakal diapa-apain sama kakek-kakek, ya? Bangsat sih bagian ini. Betulan niat bikin parodi. Saya jadi mikir yang enggak-enggak itu Nezuko selama tidur di rumah jadi korban pelecehan. Mana seingat saya dia juga sempat dihipnotis, kan? Versi aslinya: supaya melindungi para manusia baik. Nanti kalau ada versi parodinya bisa jadi hipnotis kayak alur cerita di hentai.
Masih kurang Sadam petualangan sherina, Ucapan guru Rorona Zorro, dan mungkin disney.
HapusBikin parodi nggak perlu takut ceritanya ngawur soalnya, Yog. Karena emang begitu bentuknya, asal maish ada cerita utamanya. Tadi liat fanpage anime, beneran ada pidio biru ttg nezuko dan kakek urukodaki... huaaaaa. T.T
Pas di awal berasa normal2 aja kyak tanjiro nyeritain kisah awalnya dia mnjadi pemburu iblis dan tujuannya untuk mgubah nezuko jd manusia lg. Eh pas udh kebawah2nya mulai error. Wkwk. Karakter tanjiro yg tiba2 belok, gak mau ribet2 ikut latian kalo bukan krna dia peran utamanya. Peran utama yg keberatan jd peran utama dong.. Suek bener. :'D Dan pemikirannya tntang si nezuko bakal diapa2in sama si kakek urukodaki... Kok ya kepikiran aja gtu? :')
BalasHapusDan itu tmen sesama peserta ujian pembasmi iblis.. bisa2nya ngalahin iblis pakek puisi! SpertiWkwk. Ngakak sih, parahh. nya dia mau mnyaingi naruto yg bisa mengalahkan pein dgn ngoceh no jutsu nya yaa.. Haha. Asli, alus banget inimah humornya. Tp bkin ngakak.
Baru mau nyebut itu cara tanjiro nebas pake photoshop gtu, eh udh disebutin smua referensinya haha. taunya cuma itu sama yg ninja hatori doang sih. yauda, info doang sih.
Ya coba aja bikin ulang ceritanya Tanjiro, ketemu sendiri kok itu pikiran anehnya karena memposisikan diri ditinggal di gunung sedangkan adeknya di rumah org itu...
HapusKarena dalam menggambarkan pertempurannya saya kesulitan, Lu, gimana menuliskan gerakan tempurnya biar menarik. Bisa dipahami nggak kira-kira.. karena mumpung parodi, ya, sekalian aja yg sekiranya orang lebih paham.
Parah! Kakek Urukodaki malah jadi kakek legend.
BalasHapusIni bisa gak sih versi ini kalo animenya tayang request backsoundnya pake nada shutdown windows 7. pake drag-drag segala.. :')
jangan2 beneran dia?
Hapusjadi pas kepalanya kepenggal, langsung ada bunyi komputer shutdown gitu, ya.. boleh boleh ini. imajinasi anda luas syekali ya...
Tai. Malah jadi nyanyi di bagian lirik lagu ninja hattori. Namun bagian itu masih bisa masuk mengingat hattori juga masih karakter dari jepang. Pas nyampe di bagian sadam dan pak ndang, rusak sudah imajinasi gue. Hahahaha beneran absurd dah ini.
BalasHapusSadam dan Rangga, kan, juga suka main-main di hutan, Bang~
HapusTapi beda hutan, bwaaaang
HapusSemua hutan sama di mata developer~
Hapus