Assalamu’alaikum…
Sudah akhir bulan dan saya belum ada ngepos satu artikel baru pun di sini, sungguh malas sekali. Padahal sejak awal tahun dan memasuki masa WFH, blog ini sudah mulai terurus lebih baik. Membesarkan rasa malas memang memunculkan kenyamanan dan sulit untuk meninggalkan rasa tersebut.
Selama tidak menyempatkan untuk menulis, sehari-hari saya isi dengan membesarkan ayam. Maksudnya, memelihara ayam buras (ayam kampung) dan merawatnya hingga menjadi besar. Lalu dijual~ Ayam-ayam yang saya besarkan tersebut selalu berlarian menghampiri saya saat saya mendekat ke tempat mereka mencari makan di sekitar pekarangan rumah.
Padahal, saat ada orang lain yang datang, ayam-ayam tersebut berlari menjauh. Mungkin karena sejak menetas dari telurnya, saya yang selalu memberi mereka makan. Membesarkan. Saya jadi teringat dengan kucing yang dulu adik saya besarkan. Hanya dengan menyebut nama kucingnya secara pelan, kucing yang sedang tidur atau sedang main di jalan itu langsung berlari menghampirinya.
Berdasarkan fenomena tersebut, jangan-jangan, kunci dari kesetiaan atau cara membuat orang agar setia adalah dengan membesarkannya. Selama ini kita selalu pasrah pada sikap orang-orang, menganggap kalo orangnya setia, ya, akan setia. Kalo nggak setia, ya, akan pergi.
Setia seolah merupakan sifat bawaan dari lahir. Padahal, bisa jadi kesetiaan itu dapat dibentuk melalui sikap kita terhadapnya. Misalnya dengan cara membesarkan ini.
Apa itu membesarkan?
Membesarkan bukan berarti hanya diberikan makan dan tempat tinggal, melainkan juga kudu dibarengi dengan perhatian dan perawatan yang baik. Merawat hingga tumbuh dengan baik dan menjadi besar, begitu kira-kira makna dari membesarkan.
Sebab, jika tidak dirawat dengan baik dan hanya dibiarkan tumbuh begitu saja atau malah menyakitinya, yang muncul kemungkinan bukan kesetiaan. Melainkan balas dendam dan kebencian.
Seperti Harry Potter yang begitu benci dengan keluarganya di dunia muggle, meski mereka yang memberi Harry makan dan tempat tinggal. Bawang Putih, Cinderella, Kipli, dan puluhan karakter anak tiri di sinetron Indosiar juga mengalami kebencian yang sama.
Namun, apa iya dengan membesarkan bisa membuat orang setia?
Tentu saja hal tersebut masih terdengar meragukan, sebab yang jadi contoh tadi adalah binatang dan kemalasan sendiri. Apa kalo perlakuan tersebut ditujukan pada manusia atau hal lainnya akan memberikan hasil yang sama?
Kalo untuk penyakit di tubuh sih, iya, membesarkannya bakal membuat penyakit tersebut menetap. Seperti virus korona ini. Sejak awal kemunculannya, orang-orang sudah saling tolong dalam membesarkannya. Caranya, dengan mengatakan itu hanya seperti flu biasa, menganggapnya tidak akan mempan pada penduduk Indonesia karena nanti akan dibully sakit kuning, meriang dan masuk angin yang jadi penyakit senior.
2) Meme virus corona |
Tak cukup sampai di situ, virus korona tersebut juga dirawat dengan baik oleh pemerintah melalui keputusan selamat datang bagi pelancong luar di saat wabah virus itu lagi naik-naiknya. Eh makin dimanja dengan pesan berantai bahwa itu hanya bualan dan konspirasi. Akhirnya apa? virus korona setia dan memilih untuk terus tinggal meski sudah sangat besar.
Untuk manusia, membangun kesetiaan dengan membesarkan, bisa dilakukan melalui agama
Kok, bisa? Sebab agama akan merawat dengan baik kepercayaan dan keyakinan umatnya. Sejak kecil, orang yang dibesarkan oleh suatu agama akan merasa dirinya nyaman dan diperhatian oleh penguasa alam semesta. Melalui agama pula, harapan orang tentang hidup nikmat di dunia dan akhirat semakin dibesarkan.
“Kalo kamu begini, kamu akan masuk surga”, “jangan begitu, nanti masuk neraka”, “nggak apa-apa, akan diganti di akhirat”, hal buruk yang menimpa akan terasa biasa saja bagi yang sudah dibesarkan oleh agama. Hingga akhirnya menjadi sangat-sangat setia. Selain agamanya, semuanya sampah.
Dirawat dengan baik harapan umatnya, hingga mereka menjadi fanatik. Setia luar dalam. Membesarkan harapannya akan nikmat sesudah kematian bisa membuat orang setia dengan agama. Sepertinya dugaan ini benar, membesarkan bisa mendatangkan kesetiaan.
Lihat saja pihak/instansi/bidang yang membesarkan nama seseorang
Sampai-sampai ada reuni tiap tahun. Mereka yang namanya dibesarkan oleh suatu instansi—misalnya pendidikan—dirawat dan diberi pengetahuan dengan baik hingga hidupnya mapan, akan menjadi orang yang sangat setia dengan instansi tersebut. Jadi donatur tetap, rela mengeluarkan nominal besar saat disodori proposal.
3) Reuni karena telah membesarkan namanya |
Kalo saja dia hanya besar di instansi tersebut, tidak mendapatan perlakuan baik, saat ada undangan reunian, dia pasti tak akan pernah mau hadir. Begitu juga dengan orang yang dibesarkan namanya di bidang lainnya. Akan sumpah setia dengan bidang tersebut. Bahkan saat pensiun pun, dia akan melakukannya sebagai hobi atau mengajarkan bidang itu ke orang lain.
Apalagi yang sering membesarkan dompet orang
Bakal dapat kesetian yang kadang nggak bisa dilogikakan. Kalo yang ini sudah jangan ditanya, ya. Orang akan patuh pada yang selalu memberinya uang. Awalnya diberi sedikit, eh, kok, dikasih terus dan makin banyak. Langsung yakin, dah, bahwa itu adalah jalannya menuju kaya. Jadi, jangan sampai yang memberinya itu tiada dan terluka.
Bukankah kita juga sering mendengar ucapan orang-orang, “selama dia bukan yang ngegaji atau ngasih kita makan, jangan takut!”. Namun, bagaimana kalo dia orangnya? Patuh setia lahir batin, bukan?
Termasuk yang membesarkan perut seseorang
Dia akan mendapat kesetiaan. Membesarkan perut itu nggak gampang, ada yang perlu waktu berbulan-bulan hingga tahunan. Lengkap dengan kasih sayang, biaya bulanan, dan siap-siap kalo ngidam.
4) Membesarkan perutnya |
Meski banyak yang menggaungkan tubuhku, otoritasku, tapi saat perutnya dibesarkan, dia akan mengutamakan hidup dalam kebersamaan. Nggak boleh pisah meski beberapa kali terjadi pertengkaran. Lebih baik setia terus bersama meski sering bertemu duka. Gara-gara dibesarkan.
Makanya, kalo mau pasanganmu setia, cobalah dibesarkan
Nggak ngomongin perut, ya, saya. Itu tadi udah. Besarkan hati dan rasa percaya dirinya. Beri perhatian dengan baik hingga dia bersyukur dan yakin bahwa dirinya memang sangat layak dipuja. Maka dia akan menjadi setia. Sebab, kamulah yang terus ada sejak dia masih berkecil hati merasa hina.
Namun, saat kita membesarkan hatinya, kenapa dia masih saja berselingkuh dan memilih perempuan lain?
Ah, maaf, mungkin pihak sana juga memberi perawatan dengan baik. Saat mereka berjumpa, dia selalu membesarkannya. Hasrat terpendamnya. Ya, meski pada akhirnya lemas lagi. Pihak sana tak pernah jera untuk membesarkan lagi di pertemuan berikutnya. Makanya dia membuat pasanganmu setia dan terus menemuinya.
Sumber gambar:
1) https://www.atmosferku.com/2018/05/tips-mudah-cara-mengatasi-saat-malas.html
2) https://today.line.me/id/v2/article/vVPGxl
3) http://ayobandung.com/read/2019/11/11/69902/romantisme-reuni-dan-nostalgia-yang-sangat-penting
4) https://www.ibupedia.com/artikel/kehamilan/10-mitos-seputar-seks-saat-hamil-yang-harus-anda-tahu
Tulisan yang mengobati rasa rindu dengan perspektif Prof. Haw 😅
BalasHapusDengan tema yang sederhana dan spesifik, jadi tulisan yang keren dengan riset dan observasi yang aduhai. Saya jadi kangen bikin tulisan seperti ini. Kalo disentil masalah membesarkan anak, saya jadi ingat dialog dalam film Pintu Terlara v,"Setiap anak lahir karena konsekuensi hubungan bapak dan ibunya. Sebagian dari orang tua bisa dimaafkan karena mereka kasih kasih sayang. Ngasih cinta. Bukan Cuma penderitaan dan sakit hati."
jangan dijuluki begitu, saya jaid berasa dalang penghancuran dunia.
Hapusmakanya bikin ala-ala observasi lagi, hul, toh ini bukan tesis yang perlu dipertanggungjawabkan dengan sangat serius. kasian malin kundang, punya ibu yang temperamental.
Sejak awal sudah optimis pasti ada membesarkan perut. Lalu terbukti dong. Ahahaha. Sedikit-sedikit saya paham cara berpikir Haw dalam bikin tulisan model begini. Tapi poin yang lain beberapa enggak kepikiran. Salut!
BalasHapustentu saja, apa lagi yang terpikirkan akan dibesarkan kalo membahas pasangan, kan.. xD
HapusBaruuu banget kemarin baca di platform Quora, ada seorang istri yang begitu 'baik'. Pokoknya si suami nih untuk hidup tinggal nafas doang lah. Eeeh diselingkuhi dong :)
BalasHapusJadii, somehow tentang selingkuh, bukan siapa yang diselingkuhi tapi si pelaku emang ada aja kelakuannya. Wallahu a'lam.
Anyway, selalu suka alur penulisan bangHaw. Keep going!
quora masih saja berisi cerita dramatis begitu, ya. udah menjauh banget dari tujuan awalnya. lebih banyak buka aib dan nyari viral dibanding memberi solusi atas pertanyaan umum sekarang.
Hapusyang perlu digarisbawahi, merawat dengan baik bukan berarti menjadikannya raja dan kita babunya. kayak membesrakan ayam, ya, mereka tetap piaraan. di waktu luar jam makannya ya kita biarin keliaran ngais-ngais sendiri. kalo dijadikan raja, ya, dia akan semena-mena dan karena kita babu, kita gak bisa ngelarangnya kan...
kenapa orang bisa setia berperilakus elingkuh? ada yang dibesarkan juga dan dirawat dengan baik, "niat buruk, suka berbohong, dan menganggap tindakannya selalu benar."
Kalau masalah kecil dibesar-besarkan itu bagaimana, Bang?
BalasHapusya, sama bang. dia akan tetap setia ngebahas masalah itu mulu jadinya. yang berarti juga makin lama akan berteman dnegan masalah tersebut.
HapusSetuju mas kuncinya adalah perhatian, tapi selain itu saling memahami, dan menjaga komunikasi juga bisa ngebuat setia hehehe
BalasHapusBenar. Setia itu sesuatu yg bisa diusahakan, bukan hal mutlak bawaan lahir yg hanya dipasrahkan. Tinggal mencoba kunci2 seperti yg kamu sebutkan tadi.
Hapus