Cerita Pendek: Hukuman Untuk Anakku

hukuman-untuk-anak

“Maaf, Ayah. Aku nggak akan mengulangi lagi.”

Teriakan dan tangisan anakku yang masih duduk di kelas 5 SD semakin menjadi. Dia meronta, menolak hukuman yang akan kulakukan. Namun, hal ini harus tetap kulakukan agar dia benar-benar jera.

“KALO AKU BOTAK, NANTI DI SEKOLAH AKU BAKAL DILEDEKIN SETIAP HARI. JANGAN LAKUKAN, AYAH. AKU MINTA MAAF.”

Tanpa memedulikan teriakannya, tangan kananku sigap menggunting rambut panjangnya. Sedangkan anakku yang lain, kakak perempuannya, melihat kami dengan cemas. Sebab, dia tahu, setelah ini giliran dia yang harus dihukum.

“MAAF, AYAH. AKU TAK AKAN LAGI MENGATAI ATAU MELEDEK TEMAN SEKELASKU YANG BOTAK.”

Mungkin ini terlihat kejam, meledek temannya yang botak seharusnya tidak perlu dihukum sampai sebegitunya. Namun, akibat perbuatan anakku dan teman lainnya, anak yang diejek tersebut, sampai tidak berani ke sekolah. Lagi pula, dia botak juga karena penyakit ganas yang mengharuskannya membotakkan kepala. Tak sepantasnya orang yang sedang berjuang melawan penyakit malah diperlakukan sebagai bahan olok-olokan.

Teriakan anakku sudah mereda, sisa isak tangisnya yang tersedu-sedu. Aku masih melanjutkan dengan alat cukur agar kepala anakku ini benar-benar menjadi botak.

Aku yakin, jika anakku mengalami sendiri hal yang jadi bahan tertawaannya, dia tak akan lagi abai dengan perasaan orang lain.

Hukuman pembotakan ini sudah selesai, aku kemudian menatap tajam kepada anak perempuanku yang satunya. Memberi isyarat kalo kini gilirannya.

“Aa..ampun, Ayah. Ja..ngan lakukan, aku benar-benar tidak akan pernah lagi meledek ibu guruku yang sedang hamil,” serunya penuh ketakutan.







Sumber gambar:
https://www.dfunstation.com/blog/read/dunia-anak/44/cara-quot-menghukum-quot-anak
Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Cerita Pendek: Hukuman Untuk Anakku Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

0 Comments:

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~